040425

 Kembali kesini karena ga tahu mau cerita dimana.

Berdoa semoga tidak ada yg membaca tulisan ini.

Ingin mengeluarkan uneg - uneg yang udah eneggg banget dipendem beberapa hari ini.


Posisi sekarang lagi duduk nyender sambil ngetik dan dengerin playlist sad song BTS untuk lebih mengayati rasa gundah di hati.

Satu jam yang lalu aku bawa mamakku berobat karena sudah 2 hari beliau drop kelelahan pasca lebaran.

Kami sempatkan makan mi rebus langganan kami dulu sambil cerita - cerita dengan pemiliknya, usai makan aku sampaikan kalau besok aku bakal pulang ke kos sekedar mengantar barang-barang.

Ada rasa perih menyayat hati mengingat aku excited sendiri kalau lebaran tahun ini bakal sering pergi - pergi makanya aku bawa cukup banyak baju, nyatanya sudah dua minggu di rumah aku baru sekali pergi itupun karena bukber. Lebaran hanya berlaku satu hari tahun ini karena kedua keluarga baik dari bapak dan mamak semuanya selesai dalam satu hari. Lebaran kedua, ketiga sampai hari ini di rumah aja, eh salah, di kamar aja. 

Tentu aku bisa kalau ingin pergi, tapi ga pengen jadi yg ngajak, pengen diajak.

Mirisnya sampai hari ini tidak ada yg ngajak, wkwkwkwkkw

Manusiawi jika ada iri dalam hati ketika melihat sosial media yg lagi happy with their family.

*menghela nafas*

Kapan ya bisa family trip seperti mereka?

Aku menyusun pakaianku dengan perasaan sedih.

Aku sudah menulis perasaan di buku harianku tapi sepertinya aku butuh hiburan lain sehingga aku menulis ini disini sembari membaca tulisan - tulisan orang lain.

Sampai dengan kalimat ini ku ketik playlist memutar lagu Epiphany yg mana lagu itu merupakan pintu gerbang aku masuk ke dunia ungu, tempat aku merasa dimengerti, diterima, dihargai, diusahakan. Aku bisa bebas menghayal siapa menjadi siapa untuk hidupku dari 7 penyelamat itu.

Nangis ngetiknya :(

ini sekarang playlist sampai ke lagu The Truth Untold 😭


Ada ga sih diantara kalian yg usia menjelang 33 tahun curhat di sosmed dengan bahasa seperti ini?

Untuk calon jodohku yg mungkin sedang stalking semua akun sosmedku, maaf kalau kamu menemukan tulisan ini. Maaf kalau aku ga sesuai ekpektasi kamu, maaf mungkin aku ga sepinter yg dibilang orang-orang. 

Aku nulis ini di usia 32 tahun, terlalu tua untuk sebuah tulisan remeh ini.

Aku ingin menulis menggunakan bahasa retorika seperi orang-orang, tapi aku ga bisa.

2025

Seperti biasa saya kembali kesini karena terlalu banyak yang saya pikirkan hingga ingin menulis cerita tahunan ini.

Kalau tahun lalu H+4 2024 saya membeli sepeda motor, tahun ini H+2 2025 saya membeli gelang dan cincin emas yang harganya mencapai hampir 16 juta. Rasanya kayak unreal sekali saya datang ke toko emas, milih, dan bayar. Wow.

Umur saya 32 tahun, saya guru ASN PPPK + Sertifikasi, bisa beli barang dengan harga segitu adalah hal yang wajar mengingat saya belum memiliki tanggungan jadi uangnya bisa dikatakan utuh, tapi saya selalu merasa hal yang saya lakukan itu sesuatu yang mewah yang menurut saya hanya bisa dilakukan oleh orang - orang kaya saja :(

Begitulah hidup terbiasa miskin atau mental saya tentang emas (masih) miskin.

Tahun ini usia saya menginjak angka 33, kalau berdasarkan KTP usia saya menginjak 35.

Sudah semakin sulit untuk memulai hubungan.

Tahun lalu saya punya prinsip "kalau tidak dengannya maka tidak dengan siapapun juga" tapi prinsip itu sudah saya buang karena seandainya orang yang saya maksud itu bisa berakhir hidup dengan saya juga saya sudah tidak ingin karena di 2024 justru dialah penyebab kesakitan hati saya. Saya masih ingat selalu dibuat merasa kesepian, mengemis perhatian, dan berakhir saya diabaikan/tinggalkan.

Kalau diingat rasanya sakit sekali.

Ulang tahun saya dia tetap ngucapin, diakhir Desember kemarin juga beberapa kali dia mengajak berkomunikasi lagi, bahkan kemarin, tahun baru, dia ngechat saya tanpa rasa bersalah, tanpa pernah ada maaf sebelumnya.

Rasanya saya ingin ngamuk.

Tahun ini akan menjalani hidup dengan tidak memikirkan hubungan.

Saya sempat menaruh rasa dengan orang baru, tapi berakhir tidak dilanjutkan karena saya  benci jatuh cinta, rasanya menjadi orang paling tolol sedunia.

Saya ingin fokus menunggu kepulangan idola saya.

Fokus menabung, fokus hemat, fokus merawat diri, dan menjaga kesehatan.

Sepertinya hidup di tahun ini akan banyak roller coasternya, mengingat akan banyaknya persiapan biaya untuk menantikan album terbaru dan tiket world tour idola.

Semoga saya bisa menjadi salah satu penggemar yang dapat menyaksikan konser mereka dibarisan paling depan, banner saya dinotice, dan bisa merekam mereka pakai smartphone yang diperuntukkan untuk konser. Aamiin.

Pada akhirnya, dalam hidup yang menyakitkan ini lebih baik mencintai idol daripada pria dunia nyata.

Idol sudah jelas tidak bisa kita miliki, kalau pria dunia nyata sepertinya bisa dimiliki nyatanya hanya bisa menyakiti.


Footer

Lorem Ipsum

Welcome

Ketika tak bisa lagi bersuara, tak sanggup berperang mulut, lewat tulisan ku sampaikan semuanya.
Powered by Blogger.