Ada perasaan yang susah diungkapkan setelah melewati liburan kemarin. Aku kebanyakan merenung tak berkesudahan. Terlintas setiap saat perasaan bersalah, bersalah sama kedua orangtua.
Judul diatas mengingatkanku bahwa masih ada Allah tempat untuk mengadu. Yang menjadi pertanyaan, kapan aku terakhir menghadap kepada-Nya ? Kapan terakhir aku memohon do'a ? Kapan terakhir aku mendahulukan Dia ketimbang dunia ? Rasanya sudah lama aku tidak melakukan itu.
Sebelum aku maju seminar proposal, aku selalu mendahulukan-Nya. Segala macam salat sunah kulakukan demi memohon pertolongan-Nya. Tetapi apa balasanku ? Kemana aku setelah Dia menolongku ?
Kuberitahu padamu kawan, seminar proposalku termasuk sukses, dan bisa dikatakan sukses berat. Aku memang terlambat dari teman2ku, tapi senangnya, surat izin penelitianku lebih awal keluar dibanding mereka. Sudahkah aku bersyukur ?
Yah, sudah. Tapi bersyukur melalui ucapan saja. Tidak melaksanakan perintah wajibnya. Sungguh ironis. Ibarat hubungan dengan manusia 'ditolong tapi gak tahu terima kasih'.
Setelah selesai seminar proposal tanggal 07 Juni kemarin aku langsung meninggalkan perintah wajibnya dengan sangat enteng. Seolah - olah aku tidak membutuhkan-Nya lagi. Hamba macam apa aku ini ?
Maghrib tadi aku melaksanakan salat taubah entah untuk yang keberapa kalinya. Disaat menghadapnya hatiku bergetar, kapan terakhir aku sujud ? Kapan terakhir aku membaca niat salat ? Kapan terakhir aku berdzikir ? Subhanallah, sungguh rasanya malu kepada-Nya.
Mengetahui aku masih bisa membaca kitab-Nya tak henti2nya aku mengucap syukur, alhamdulillah, aku masih bisa membaca huruf arab yang wajib dibaca setelah salat maghrib. Segala puji bagi Allah aku masih bisa meminta maaf kepada-Mu atas semua dosa2ku, atas semua kekhilafanku, atas semua keegoisanku, atas semua kesombonganku. Demi nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, istiqamahkan la amal baik hamba ya Allah. Amin yra.
0 comments:
Post a Comment