Minggu dini hari
Aku yang daritadi sebenarnya nggak bisa tidur, golek sana golek sini dicampur rasa takut. Ningsih disamping kananku nyenyaaaaaaaak sekali tidurnya, sedangkan Dewi disamping kiriku juga gelisah. Sebenernya ditenda itu nggak ada yang benar - benar bisa tidur. Terbukti saat ada satu anak yang ngomong, yang lainnya nyaut. Ditambah Rizky yang ngeluh sakit perut karena belum ada makan.
Sebagai pembina yang bertanggung jawab *uhuk* aku segera keluar ngecek persediaan makanan. Sisa makanan yang dibawa Brilian ke rumah Kak Supri sebenernya masih banyak, cuma tadi sudah dijarah orang Aji dibawa ke tenda putra. Alhasil kami keluar tenda semua, karena takut, laper, dan kepanasan. Kombinasi yang cucok buat ribut.
Ohiya, tenda kami sudah dipindah ke depan lapangan. Dipindahin paksa sewaktu maghrib karena 'perintah' anak - anak. Jadi kami semua ngumpul didapur. Waktu menunjukkan pukul 02.00 dinihari. Panitia masih banyak yang begadang di depan api unggun. Panitianya nggak respon kami keluar tenda semua, minimal ditanya kenapa gitu kek, padahal jarak kami dekat, parah kali memang. Padahal mereka tahu kami tenda yang bermasalah malam itu. Tapi nggak ada rasa basa basinya sama sekali.
Singkat cerita kami mendadar telur untuk adek - adek yang belum makan. Ada insiden dari pembina putrinya saat mau menggoreng telur, yaitu matras yang ada di dapur terbakar, kalo anak - anak inget ini katanya lucu sih, tapi kalo aku biasa aja, hahaha *loh
Selesai makan kami gosip dari mulai A sampai Z. Jam 4 Shubuh satu persatu masuk ke tenda karena mulai ngantuk. Aku juga masang alarm jam 5 supaya bangun pagi dan langsung mandi ke rumah Suci. Bok, dari sore kemaren sejak insiden belum ada ganti pembalut, bayangin penuhnya gimana -___________-
Satu jam tidur, bangun lagi langsung mandi. Kami memberanikan diri lewat belakang, karena jauh sekali kalau harus muter lewat depan. Kami melewati rumah Kak Supri gelap gulita, macam nggak berpenghuni. Aku penasaran sama keadaan adik - adikku yang tidur disana.
Sesampainya di rumah Suci, ternyata sudah rame. Anak didiknya malam minggu itu tidur di rumahnya, nggak ada yang tidur di tenda karena takut. Soalnya tenda kami samping - sampingan, wajar lah ya, masih SD. Jadi sembari menunggu adik - adik gemes siap mandi, aku menelepon Dea, kenapa kok rumahnya gelap sekali ?
Ternyata kata Dea memang lampunya dimatikan, keadaan Wisda dan Devi malam itu tidur nyenyak. Nggak ada apa - apa. Alhamdulillah lega. Malah yang ditenda yang hampir semaput ya karena nggak makan. Untung Bu Indah ngebet pulang ke tenda *uhuk
Selesai mandi, anak - anak sudah bersiap - siap mau senam. Pagi ini harus bahagia. Anggap saja kemarin hanya mimpi.
Aku yang pagi - pagi sudah dandan tetep aja beresin piring, masak nasi dan siap - siap nyanyur. Untung pagi itu ada Brilian yang bantuin. Selesai sarapan, panitia mengumumkan siap - siap peserta Karnaval. Kyaaaaaaaaa, langsung buru - buru aku mendandani Ambar. Awalnya tema karnaval dari SMP 2 itu memanfaatkan barang bekas. Jadi yang cowok memanfaatkan kardus, kami memanfaatkan koran. Tapi aku juga jaga - jaga kalau ada sesuatu dan lain hal yang membuat aku nggak bisa mendesain korannya, ku bawakan masing - masing baju ngajarku ke Ambar dan Wisda. Berhubung Wisda belum pulih keadaannya, jadi dia digantikan Rizky. Tetapi Rizky tidak memakai kostum koran melainkan memakai Batik Labusel, hanya Ambar yang jadi memakai kostum koran, itupun dandaninya dibantu sama Kak Rini dan Chintya.
Dua robot, satu manusia koran |
Begitu anak -
anak karnaval pada pawai. Akupun siap - siap belanja ke pekan untuk masak siang
terakhir anak - anak. Hari ini perlombaannya ada P3K, Hasta Karya, Karnaval,
dan Penjelajahan.
Aku sama Miftah
pergi ke SP 3 untuk beli ayam. Sekitar jam 12 siang kami kembali ke perkemahan
lagi karena lamaaaaa sekali ayamnya datang. Kami gitu orangnya, hari terakhir
kemah harus makan enak, hehe.
Ketika sampai
tenda, ternyata anak - anak penjelejahan lagi siap - siap mau berangkat.
Di tenda sudah
rame anak - anak kelas IX. Untuk petugas mencuci ayam ku serahkan kepada Wildan
dan Wana, sementara yang lain siapkan bumbu sopnya, masak nasi, dan sambal.
Lalu datang lah orang Jupe dan kawan -
kawan. Mereka adalah kakak kelas IX yang kalo Pramuka beda kali sama adek -
adek yang sekarang. Kalau anak kelas VIII ini masih malu - malu, kalau mereka
malu - maluin. Lebih ceria, lebih rajin mereka - mereka. Mangkanya ketika
mereka datang, pembina putripun langsung curhat,
Dijenguk kelas IX |
Cerita kemah bareng mereka bisa kalian baca disini >> Kemsama di Torgamba
Nah, singkat cerita, ketika aku sudah
mempersiapkan semua makanan untuk anak - anak penjelajahan, dari mulai teh
manis dingin, nasi panas, sop ayam, tiba - tiba mereka pulang dengan muka
sembab semua. Mereka nangis. Aku langsung menyambut mereka dan bertanya
'kenapa ?' jawaban mereka 'Wisdaa buuuuukk' jawab mereka serentak sambil nangis
kejer. Sampai ditenda pun mereka pada nangis semua. Aku yang sudah capek -
capek masak palak la ya kan ? Bukannya pada makan malah nangis, nanti ngeluh
sakit perut lagi kayak nggak dikasih makan. Merepet lah aku disitu, bukan
merepet lagi melainkan marah. 'WISDA NGGAK USAH KALIAN TANGISI. AIR MATA
KALIAN ITUPUN NGGAK BISA NYEMBUHIN DIA. DIA UDAH ADA YANG NGURUS. PIKIRKAN DIRI
KALIAN SENDIRI. MAKAN !!!! JANGAN NANGIS AJA TAUNYA ! CEMANA NGGAK DIMASUKIN
SEMUA, LEMAH - LEMAH KALI KALIAN PULAK !' Emosi
tingkat tinggi. Cengeng kali pulak cabe - cabean ini. Kita tahu kalau itu wujud
simpati terhadap Wisda, tapi dampak untuk orang itu sendiri bahaya, gara - gara
terlalu simpati lah makanya hari Sabtu itu 'kena' semua anak - anak ini.
Yang lebih drama lagi ketika mereka
datang, tenda untuk tidur sudah ku suruh anak - anak untuk membongkar. Barang -
barangnya semua numpuk ditenda dapur. Jadi begitu aku selesai marah - marah ke
anak - anak hujan turun sangat deras. Bukannya makan malah gotong royong
nyelametin tenda agar nggak tumbang. Hahahaha.
Takut juga kemaren kena marah Pak Mugi.
Kami semua kerja keras gimana ceritanya pasak tenda nggak lepas. Kakak - kakak
bantara alumni SMP 2 pun turut berpartisipasi. Anak - anak yang nangis tadi
sudah disuruh berteduh di teratak panitia. Ada kali sekitar sejaman lebih kami
mempertahankan tenda. Itu drama terakhir lah pokoknya dalam perkemahan kemarin.
Begitu reda hujannya, anak - anak pada makan semua. Selesai makan cuci piring
masing - masing dan bahu membahu membereskan bekakas.
Gotong royong ngumpulin bekakas |
Selamatkan diri masing - masing |
Apel terakhir sebelum pulang |
Semuanya pada bersemangat, kami pun pada merapat ke barisan anak - anak.
Pengumuman pertama ada P3K Putra, yang mana SMP Negeri 2 Juara pertamanya. Melihat gaya Abeg saat maju ke depan membuat kami para cewek - ceweknya pun heboh teriak - teriak...
Dibawah ini rekap hasil perlombaan kami. Cailah rekap.
Putra:
1. P3K: Juara 1
2. Forum Penggalang: Juara 1
3. Pidato: Juara 1
4. Wawasan Kebangsaan: Juara 1
5. Wawasan Kepramukaan: Juara 1
6. Karnaval: Juara 1
7. Kompas: Juara 1
8. Penjelajahan: Juara 1
9. Kurve Tenda: Juara 2
10. LKBB: Juara 3
11. Isyarat dan Morse: Juara 2
12. Pionering: Juara 3
Putri:
1. LKBB: Juara 1
2. Wawasan Kebangsaan: Juara 1
3. Wawasan Kepramukaan: Juara 1
4. Forum Penggalang: Juara 1
5. Penjelajahan: Juara 1
6. Isyarat dan Morse: Juara 1
7. Kompas: Juara 1
8. Pionering: Juara 2
9. P3K: Juara 2
10. Senam Pramuka: Juara 2
11. Pidato: Juara 2
Alhamdulillah, Putra Putri kami berhasil membawa pulang Juara Umum. Eh, nggak JU deng, tapi REGU BERPRESTASI TINGGI #eaaaaa #eaaaaa #eaaaa
Silau ceu :D |
Foto bareng Kak Fery dulu, yang udah banyak bantuin kami selama disana |
Ciyeee LKBB ciyeeee |
galau gerobaknya nggak dateng - dateng |
Duduk - duduk nunggu Gerobak |
Foto - foto dulu |
Wisda, seseorang yg sempat menjadi trending topik |
Kak Hasyim n Wisda |
Gerobaknya sudah datang |
Begitu adzan maghrib, begitu pulalah kami berpisah meninggalkan lapangan SP 4. Datang paling cepat, pulang paling lambat. Di gerobak kami bahagia, banyak cerita yang kami bagi sambil tertawa bersama. Sesampainya di sekolah saat adzan Isya, kami bahu membahu mengangkat perlengkapan ke gudang. Anak - anak sudah dijemput orangtuanya masing - masing. Semua pada pamit satu per-satu. Alhamdulillah semuanya sampai dengan selamat, tidak kekurangan satu apapun. Alhamdulillah.
disempetin foto bareng tiga makhluk astral ini dulu |
Selesai sudah perkemahan Lomba Tingkat II. Dengan menjadi Regu Berprestasi Tinggi se-Kampung Rakyat berarti tanggung jawab kami lah untuk membuktikan apakah kami beneran layak atau tidak menyandang predikat itu di LT III nanti. Kejadian demi kejadian yang kami alami di perkemahan kemarin kami anggap sebagai pengalaman paling hebat, dari situlah kami harus belajar bahwa manusia dengan makhluk lain selalu hidup berdampingan, dimanapun berada tidak boleh sombong dan selalu menjaga kebersihan. Semoga menjadi pelajaran untuk kami semua. Sampai bertemu di LT III.
0 comments:
Post a Comment