Saya kembali lagi setelah satu tahun absen disini.
Saya kira Twitter bisa mengatasi kegabutan saya malam ini. Ternyata tidak. Semua sosial media terasa hampa. Saya butuh tempat ini ternyata.
Ada sedikit rasa kesal kenapa saya tidak membagi cerita selama setahun. Terlewat begitu saja. Hanya diabadikan di facebook, youtube, dan instagram. Kesal. Padahal yg abadi itu adalah tulisan. Pada masa yg akan datang, orang - orang akan kembali mengenang diri mereka yg sesungguhnya lewat tulisan yg diketik dengan bantuan keyboard laptop, bukan tulisan dengan bantuan layar sentuh smartphone. Ya, tulisan di blog vs caption instagram.
Apa yang sudah terlewat selama setahun ini ?
Banyak
Apa bedanya kualitas diri antara setahun lalu dengan sekarang ?
Tidak ada jawaban
Malam ini banyak yg saya renungkan di kamar saya yang berantakan ini.
Sebagai perempuan dewasa yg sebentar lagi menyentuh angka 27, tentu banyak tantangan yang dihadapi. Tentang tuntutan orang lain, tentang menghadapi anak murid, tentang kegiatan yg itu itu aja, tentang keluarga, dan lain sebagainya. Hal yg paling ingin saya lakukan sekarang adalah cek kesehatan mental dengan psikiater profesional. Dulu saya merasa, orang - orang yg pergi ke psikiater hanya orang orang gila. Eh ternyata, semakin dewasa, saya semakin mengerti arti profesi seorang psikiater, banyak manusia secara fisik memang sehat, tapi jiwanya bermasalah.
Kamar ini adalah tempat dimana saya berpulang sesungguhnya. Bagaimana perilaku saya, bagaimana suasana hati saya, bagaimana sesungguhnya saya. Mungkin orang lain menganggap saya baik - baik saja. Tapi kamar saya lah yg paling tahu jawabannya.
Apakah semua manusia seperti itu ?
Atau mungkin saya hanya kesepian saja ?
Ohiya, perihal kesepian, mungkin ini penyebab kamar saya selalu berantakan. Saya menganggap tempat tidur saya ini sebagai tempat kepulangan saya dari aktivitas saya di luar. Saya tidak perlu setiap hari membersihkannya, tidak harus selalu merapikannya, semua hal berantakan ini seperti menyatu ke jiwa saya. Jika rasa saya sudah sumpek, jenuh, emosi liat barang - barang bergelimpangan, barulah saya segera membereskan. Untuk kemudian saya tidur dengan perasaan sepi lagi 'untuk apa kamar ini rapi kalo cuma aku yg niduri ?'. Huhu, jangan sedih.
Semakin merasa jiwa bermasalah, semakin mengerti arti peka.
Sebagai guru sekaligus pembina pramuka, tentu banyak peserta didik yang saya hadapi dengan nasib mereka yang sendiri - sendiri. Hal itu terkadang membuat saya lebih iba, peka, atau malah ga peduli sama sekali. Semua orang memiliki jalan hidup sendiri - sendiri. Saya yakin, Tuhan sudah menyiapkan mental yg kuat sesuai nasib anak masing - masing. Sebagaimana Tuhan juga sudah memberikan mental yg kuat kepada saya atas apa yg harus saya terima dan kerjakan saat ini. Semua manusia memiliki masalah hidup masing - masing, dan semua manusia memiliki cara mengatasi masalah mereka masing - masing. Jangan marah atas nasib ga enak yg sedang kita jalani sekarang. Bekerjalah sampai keturunanmu esok tidak merasakan nasib yang sama denganmu. Tentu pesan ini tidak berlaku untuk mereka yg terlahir berkecukupan. Bagi saya, semua anak murid saya adalah inspirasi saya. Apapun latar belakangnya mereka tetap memberi motivasi kepada saya agar sebagai guru/pembina mereka, saya bisa memberi pelayanan yg baik untuk mereka. Yakinlah, semakin dewasa, kita dipaksa harus lebih menerima dan mengambil hikmah atas semua yang terjadi pada diri kita.
Ohiya, perihal kesepian, mungkin ini penyebab kamar saya selalu berantakan. Saya menganggap tempat tidur saya ini sebagai tempat kepulangan saya dari aktivitas saya di luar. Saya tidak perlu setiap hari membersihkannya, tidak harus selalu merapikannya, semua hal berantakan ini seperti menyatu ke jiwa saya. Jika rasa saya sudah sumpek, jenuh, emosi liat barang - barang bergelimpangan, barulah saya segera membereskan. Untuk kemudian saya tidur dengan perasaan sepi lagi 'untuk apa kamar ini rapi kalo cuma aku yg niduri ?'. Huhu, jangan sedih.
Semakin merasa jiwa bermasalah, semakin mengerti arti peka.
Sebagai guru sekaligus pembina pramuka, tentu banyak peserta didik yang saya hadapi dengan nasib mereka yang sendiri - sendiri. Hal itu terkadang membuat saya lebih iba, peka, atau malah ga peduli sama sekali. Semua orang memiliki jalan hidup sendiri - sendiri. Saya yakin, Tuhan sudah menyiapkan mental yg kuat sesuai nasib anak masing - masing. Sebagaimana Tuhan juga sudah memberikan mental yg kuat kepada saya atas apa yg harus saya terima dan kerjakan saat ini. Semua manusia memiliki masalah hidup masing - masing, dan semua manusia memiliki cara mengatasi masalah mereka masing - masing. Jangan marah atas nasib ga enak yg sedang kita jalani sekarang. Bekerjalah sampai keturunanmu esok tidak merasakan nasib yang sama denganmu. Tentu pesan ini tidak berlaku untuk mereka yg terlahir berkecukupan. Bagi saya, semua anak murid saya adalah inspirasi saya. Apapun latar belakangnya mereka tetap memberi motivasi kepada saya agar sebagai guru/pembina mereka, saya bisa memberi pelayanan yg baik untuk mereka. Yakinlah, semakin dewasa, kita dipaksa harus lebih menerima dan mengambil hikmah atas semua yang terjadi pada diri kita.
Untuk malam ini.....saya bersyukur tidak keluyuran sehingga bisa menulis kembali disini.
2.16 am
250819
2.16 am
250819
0 comments:
Post a Comment