Banyak hal yang harus disyukuri dalam hidup. Di masa pandemi seperti sekarang ini kita dipaksa melihat sekecil mungkin nikmat alam semesta untuk terus kita syukuri setiap harinya. Hal-hal yang mungkin dulu sering terlupa, sering kita anggap biasa, sering luput dalam penglihatan mata, namun hari ini perannya sangat berharga. Contohnya; berkumpul bersama keluarga. Dulu, kita terlalu asyik memenuhi nafsu duniawi untuk aktif di luar agar dipandang 'nyata' di dunia maya. Keluarga hanya tempat persinggahan. Kemudian, setelah ada wabah yang disinyalir bisa melumpuhkan perekonomian dunia, hidup kita dipaksa 'berhenti'. Keluarga adalah tempat satu satunya kita bisa berbagi.
Banyak yang berubah disebabkan Corona. Ada pekerja yang harus WFH, ada anak sekolah atau mahasiswa yang harus belajar dari rumah, ibu rumah tangga yang belanja melalui dunia maya, rapat kementerian, kenegaraan, sampai upacara upacara penting pun dilakukan dari dunia maya. Itu semua karena dunia sedang tidak baik-baik saja. Banyak manusia kehilangan momen penting dan harus mengikhlaskan semuanya sampai menunggu wabah ini selesai.
Hari ini, hal kecil semacam bisa membeli makan di luar dengan tenang saja itu sudah anugerah. Bisa berkomunikasi langsung dengan teman satu kelas tanpa memerlukan kuota juga suatu keistimewaan. Hari ini kita sedang dilatih untuk melakukan aktivitas jarak jauh. Semua dipaksa berfikir kreatif bagaimana caranya semua rencana pekerjaan tetap berjalan tanpa harus ketemuan.
Di masa pandemi aktivitas manusia di sosial media semakin meningkat. Berbagai tantangan muncul demi mengisi kebosanan, berbagai mention hadir demi mengisi story. Durasi memegang smartphone lebih lama dari biasanya.
04 Juni kemarin aku sedang berada di ruangan yang baru selesai melaksanakan rapat kelulusan. Lazimnya seperti manusia kebanyakan, menunggu waktu diizinkan pulang aku menghabiskan waktu dengan membuka sosial media. Ketika lagi asyik berselancar, tiba-tiba terasa getaran di telapak tangan, buru-buru kuperiksa pemberitahuan, muncul nama teman lama menyebut aku dalam instagram. 'Wah, ngapain Dini mention aku?' tanyaku dalam hati.
Aku buka, dan isinya membuatku tersenyum, ternyata hari itu adalah hari jadinya persahabatan kami semasa kuliah dulu.
haha, ini fotoku 8 tahun lalu. |
Temanku, Putri Rahma Dini mengirim postingan temanku yg lain, Nanda Permata Sari di story Instagram. Aku yang hari itu lagi senggugutan berubah jadi happy karena tiba-tiba mengingat kembali teman-temanku yang dulu (yang kini hanya jadi penonton story). Hari itu Dini mengeluarkan beberapa foto kenangan ke story instagram. Aku ngakak-ngakak dibuatnya. Lazimnya orang yang ditag di story, akupun langsung repost story. Hari itu storyku titik titik tentang mereka <3
Mereka adalah teman seperjuangan semasa menjalani peran sebagai mahasiswa. Kami selalu bersama terhitung dari semester dua. Deskripsi mereka sudah pernah aku tulis dalam blog ini berjudul Genk X , momen ulang tahun pertama dan kedua juga sudah pernah aku ceritakan di sini dan di sini .
Tidak terasa kami sudah jauh melesat, terakhir bersama tahun 2013 saat perayaan wisuda. Tahun ini kami merayakan hari jadi yang ke sepuluh tahun. Tentu banyak perubahan yang terjadi pada diri kami masing - masing. Jumlah kami bertujuh, enam diantaranya mengabdi pada sekolah, dan satu telah menjadi pengusaha. Sudah lama aku diminta Rani untuk menulis cerita baru tentang mereka saat ini, namun, aku ga punya bahan untuk diceritakan. Gara-gara pandemi ini, semua orang sudah terbiasa bertemu secara virtual, maka akupun mencoba untuk memulai percakapan kembali dengan teman seperjuanganku melalui sebuah aplikasi bertemu online.
Mereka iyakan, dan hari minggu, 07 Juni kemarin kami melepas rindu. Tidak banyak yang berubah dari karakter kami masing-masing. Semua masih suka ketawa - ketawa ga jelas. Masih suka gosip, masih suka kekeh kalo menceritakan hal-hal bodoh jaman dulu, dan masih ada yang konsisten masih suka ngantuk.
hanya empat yg bisa join, tiganya ada kesibukan lain. |
pindah lapak, hahaha |
Disini aku berperan sebagai host yang bertugas mewawancarai mereka untuk aku jadikan bahan tulisan. 'Udah kek pengawas kau ndol' kata Nurul kepadaku. HAHAHAHA, amin bang, doakan sampai kesitu rezekinya bang, wkwk.
Hasil wawaancaranya aku ceritain besok-besok ya. Soalnya ada Ririn dan Silvi yang belum berhasil masuk kemarin. Jadi bahannya belum lengkap.
Kembali ke kalimat pembuka di atas. Hari itu rasanya aku bersyukur si Dini posting story WA-nya Nanda ke IG dan menandai kami semua. Aku lupa tentang hari jadi kami, aku juga ga ada lihat story WA. Kalau Dini tidak posting story, mungkin tanggal 04 Juni lewat begitu saja tanpa cerita apa-apa seperti tahun-tahun sebelumnya. Update story itu hal biasa, tapi bisa membangkitkan kenangan yang luar biasa. Terima kasih banyak, Din, sehat-sehat untuk kita semua.
0 comments:
Post a Comment