Guru Menulis #2

*Project cerpen 2017. Satu bulan akan ada dua cerpen sumbangan dari saya dan murid pilihan saya. Tayang setiap akhir bulan di blog ini. Selamat membaca


TA (TANIA, ADIAN)

Tan, kau pramuka nggak ?
Panassssssss
Mentel kali kau, datang nggak ?
Insyaallah

Tania melempar hapenya ke atas tempat tidur setelah membalas Whatsapp dari Lika. Aplikasi cuaca di smartphone Tania menunjukkan angka 34 derajat celcius. Bukan waktu yang tepat sebenarnya untuk beraktifitas di luar ruangan. Sejak pulang sekolah Tania sudah merebahkan dirinya di atas kasur empuknya sambil ditemani deru mesin pendingin ruangan. Tania bukan anak yang manja, berasal dari keluarga yang berada tak lantas membuatnya enggan berpanas - panasan. Yang membuatnya malas mengikuti latihan pramuka kali ini bukan karena cuaca, melainkan karena hatinya yang uring - uringan disebabkan oleh sesuatu.

Tania membaca ulang percakapan dirinya dengan salah satu teman sebayanya, laki - laki, yang merupakan satu sekolah bahkan satu kelas dan anak pramuka juga.
Dia menutup aplikasi Line sambil menghela nafas dalam - dalam. Tania lalu bangkit dari tempat tidur dan mengacak - acak rambut, serta teriak - teriak sendiri di dalam kamar.

'Aaaaaarrgghhhhhhhh, KENAPA JADI KAYAK GINIIIIIIIIIIIIIIII ??????'
Tania menuju kaca hias yang selalu dia gunakan sebelum pergi sekolah, dia ngomel2 dengan pantulan bayangan dirinya sendiri..
Aku harus gimana coba, Adiaaaaaaannnnnnn I HATE YOUUUUUUUUU !!!!!

Tania Sudirman adalah seorang ketua osis di sekolahnya, disegani adik kelas dan diam - diam banyak teman sebayanya kagum dengannya. Kemampuannya berbicara di depan umum juga sangat diacungi jempol untuk anak se-usianya. Tania sudah langganan juara pidato sejak masih berseragam putih merah. Semua guru menyukainya. Bagi Tania semua pelajaran itu mudah kecuali Matematika dan IPA. Bukan karena otaknya tidak sampai, melainkan dari SD dia tidak pernah tertarik dengan bidang study itu. Hal ini sempat membuat guru Matematikanya kecewa, ibu Aris bilang 'Semua guru memuji kamu, tetapi kenapa saya tidak merasa kalau kamu pantas dipuji ? bagi saya kamu biasa saja. ' yang dibales dengan 'hehe' saja oleh Tania.

Di Pramuka, Tania juga termasuk orang penting. Dia menjabat sebagai Pratama Putri. Kepiawaiannya dalam memimpin teman - temannya membuat tugas pembina putrinya sedikit berkurang. Walau tegas tetapi tetap sopan. Banyak kakak kelas dulu yang mencoba mendekati dirinya, tetapi tidak ada yang lolos uji, hati Tania dari kelas VIII sudah tertambat di satu orang, yang sekarang sedang berada satu kelas dengannya.

'Tadi Adian nyariin kau' sapa Lika kepada Tania yang baru tiba di sekolah
'Ngapain dia nyariin aku ?' jawab Tania ketus padahal sedang penasaran
'Meneketehe' jawab Lika asal

Tania melihat Adian sedang duduk di bawah pohon mangga sendiri, sambil menunggu waktu latihan pramuka dimulai, dia membunuh waktu dengan memainkan game dari smartphonenya. Adian melihat ke arah meja piket sekolah, dia terkejut saat melihat Tania sudah berdiri disana dengan menatap dia sangar. Sebenarnya dia ingin bicara dengan Tania, tapi apa daya, Adian hanya berani mencari Tania ketika orangnya belum hadir, kalau sudah di depan mata gini nyalinya langsung ciut.

Latihan hari ini tentang tata cara upacara dalam Pramuka Penggalang. Tania ditugaskan pembinanya untuk mengajari adik - adik kelas, teman - teman sebayanya tetap menjadi peserta, sementara adik kelas menjadi petugas. Tania walau hatinya sedang galau nggak karu - karuan, tetapi dia adalah Pratama ulung, profesional, tidak ada kata tidak fokus bagi Tania kalau sudah memimpin.

'Tan, aku mau ngomong' kata Adian memberanikan diri saat latihan sudah bubar
'Ngomong aja kau, ngapain pake permisi' jawab Tania galak
'Kau kenapanya ?' kata Adian merasa tak berdosa
'Kenapa kau nanya aku kenapa ?' Tania kesal
'Kenapa kau nengok aku macam hantu ? macam musuh ?' Tanya Adian serius
'Kau pikirlah sendiri' jawab Tania yang terlalu singkat padahal sebenernya dia ingin marah - marah ke Adian tapi entah kenapa malah kalimat  itu yang keluar
'Yaudalah kalo gitu, aku pulang dulu' Jawab Adian singkat meninggalkan Tania lebih dulu
Tania menggerutu

Adian dan Tania adalah teman sekelas. Mereka selalu bekerja sama dalam hal apapun, terlebih pramuka. Keduanya adalah pratama di pangkalan sekolah mereka. Selalu menjadi Panitia dan Wakil panitia jika sekolah mengadakan Persami. Keduanya berbakat dalam hal memimpin. Akhir - akhir ini, Tania selalu uring - uringan kepada Adian, disebabkan karena Adian yang tiba - tiba berubah sikap menjadi lebih manis kepada Tania. Sering mengirim pesan singkat, sering menyapa lewat messenger, bahkan tak jarang sering curi pandang kepada Tania. Ini yang membuat Tania bingung harus bersikap bagaimana. Semuanya berawal dari teman - teman mereka yang selalu men-ciyeee ciyee-kan mereka di kelas ketika sedang beradu argumen ketika belajar. Minggu ini puncaknya Adian melihatkan rasa yang lain kepada Tania yang membuat Tania salah tingkah sekaligus pusing tujuh keliling.

'Buk, ini pesan terakhir Adian, aku harus gimana ? Udah ku bales sih, tapi aku nggak mau semuanya jadi bedaaaaaa' curhat Tania kepada guru yang sangat dipercayainya
'Wah wah, gerak cepat kali si Adian ini ya, hmmmm' jawab gurunya yang sama sekali tidak memberi kan solusi
'Jadi gimana buk ? desak Tania
'Kau balasnya terlalu emosi, ya siap - siap aja dia bakal jadi orang yang beda, tapi ngomong2 smsnya dewasa ya Tan, nggak nyangka dia bisa serius gini'
'Wih ibuk lo.....'

Tania merasa nggak ada ngaruhnya curhat dengan guru kepercayaannya, akhirnya dia mengambil laptop lalu menuliskan uneg - uneg yang ada di hatinya. Rinciiiiiiiii sekali dia menulis tentang Adian. Saat kapan pertama kali dia di ciye2-in, saat kapan pertama kali tugas bareng, pertama kali Adian mengirim sms, sampai pertama kali Tania tahu kalau diam - diam Adian menyimpan foto profil fb nya Tania, dibagian ini dia senyum - senyum menulisnya karena Tania langsung teringat momennya. Ah, maniiiiiiis sekali, sampai pada hari itu, tatapan itu dan pernyataan itu, semuanya jadi berantakan. Beda. Aku benciiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.

Tania menghela nafas dalam - dalam, dia lalu menutup laptop dan untuk pertama kalinya seorang Tania harus mengeluarkan air mata demi urusan hati yang kacau dibuat seseorang. Tania yang terkenal galak, akhirnya malam itu menyerah kepada bantal, dia menangis sekencang - kencangnya dengan menjatuhkan mukanya di atas bantal agar teriakannya tidak terdengar oleh ibunya.

Adian brengsek ! gerutu Tania yang tidak terima kenapa dia bisa sampai menangis.
Tetapi hati tetaplah misteri, dia benci sekali mengingat Adian malam ini, tetapi anehnya dia juga sangat rindu. 'Kau lagi ngapain Adian ?' tanya Tania dalam hati sambil menatap smartphonenya yang terletak di atas meja belajarnya. 'Aku rinduuuu' keluh Tania.

0 comments:

Post a Comment

Footer

Lorem Ipsum

Welcome

Ketika tak bisa lagi bersuara, tak sanggup berperang mulut, lewat tulisan ku sampaikan semuanya.
Powered by Blogger.