00.01 WIB

SELAMAT TAHUN BARU 2012

Postingan Terakhir di Tahun 2011

Gak terasa besok udah tahun 2012. Di twitter pada heboh ngomongin #Memories2011 #Resolusi2012 and blablabla.
Akunya sendiri hari ini gak mempunyai rencana besar untuk entar malem, malah niatnya mau mantengin tv nonton standup comedy nya Raditya Dika.

Ngomong - ngomong tentang #Memories dan #Resolusi, tadi malam, aku, Iqbal dan Diny udah saling berbagi cerita di twitter dengan Tagar #sadmemories2011 and #warnawarni2011. Ya, kehidupan di 2011 gak jauh2 ceritanya dari mereka. Karena kami memang temen satu kelas. Tahun ini adalah tahun semester empat dan semester lima kami. Bisa dibilang, tahunnya untuk menjadi seorang guru. Apalagi mata kuliah Evaluasi di semester lima kemaren, beeeehhhhh, sesuatu banget.


Review ke 2011, ada 10 hal yang paling 'great' yang menurutku bisa dibanggain disini.
1. Berhasil menginjakkan kaki di Puncak Gunung Sibayak
2. Berhasil menaklukkan 1000 tangga Air Terjun Sipiso - piso
3. Melakukan yang orang lain ragukan. Mengendarai sepeda motor dari Medan - Teluk Panji dengan total perjalanan 12 jam.
4. Untuk pertama kalinya jatuh cinta sama Pantai. Makasih Sibolga. *terdengar suara ombak dari kejauhan
5. Bertemu plus salaman langsung sama Raditya Dika di Gelanggang Mahasiswa USU
6. Dalam setahun udah 5 kali ke Danau Lau Kawar
7. Pernah merasakan makan durian sampe capek. Tapi gak sampe mabok, hehehe
8. Nunggu kepastian cinta dari seseorang (8 bulan), dan berakhir dengan saling 'gak kenal'. Thank You.
9. Nemu temen baru lewat blog, twitter dan tumblr. Makasih buat inspirasi2nya.
10. Pembeli pertama buku Manusia Setengah Salmon di Gramedia Sun Plaza

Yak, setelah mengingat2 dan menimbang2 apa aja yang wajib ditulis, kayaknya cuma itu aja, yang lainnya masih terbilang, biasa aja.
Sedangkan untuk resolusi tahun depan, hmmmm, apa yaa ????? kayaknya cuma satu, pengen pinter ngomong pake bahasa inggris, udah itu aja. Soalnya aku inget kali, tahun lalu itu target di 2011 harus bisa naik Gn. Sinabung plus nginjakkan kaki di Air Terjun 2 Warna. Eh, tapi gak ada yang kesampean. Malah hal2 yang gak pernah kepikiran yang terjadi. (hati2, ntar gak jago B.Inggris malah jago bahasa batak).

Tapi kalo Wish 2012 ada sih, tahun depan akan menjalani semester enam dan tujuh. Dimana semester tujuh aku harus PPL (aduh, lupa pula aku kepanjangan PPL) hehe, tapi semacam magang gitu. Dan daerah yang mau aku pilih untuk PPL nanti yaitu : Lubuk Pakam sama Binjai. Harapanku, semoga aku mendapat sekolah SMP atau SMA Negeri paling wahid di kota dimana aku nantinya di tempatkan. Amin ya Allah :)

Dan untuk semuanya, makasih ya Allah Engkau telah memberikan pengalaman2 yang tak terbayar dengan apapun selama tahun 2011 ini. Walaupun seharusnya malam ini hamba merayakan malam tahun baru bersama dia dipuncak Gunung Merbabu *aduh, sedikit sakit hati menuliskannya*, gapapa kalau gak jadi, gapapa kalau akhirnya BATAL, gapapa nanti malam hamba harus merayakannya dengan nonton tv. Mungkin Engkau hanya menyuruh hamba untuk lebih bersabar sedikiiiiittt aja, mungkin tahun baru ini hamba batal merayakan seperti rencana besar hamba. Tapi siapa tahu Tuhan telah menyiapkan malam tahun baru yang lebih Great, lebih Spectacular and Unforgetable buat saya tahun depan. Amin. <----- catatan seorang blogger yang ikhlas malam tahun baru gak kemana2. Yasudahla, ngapain bersedih2, kayak kata Raditya Dika, 'The world will keep on moving, and i'll keep on standing'. Batal ngerayain malam tahun baru di puncak gunung, bukan berarti end kan ? catet aja dikening, ala 5cm, 'semoga tahun baru 2013 rencana besar saya tidak gagal lagi', trus, tanggung jawab deh sama catetan itu. Hehehe, Happy New Year ya ceman - ceman :)))))







selamat tinggal semester limaaaa

“Mana kau ini ? Kami lagi di puskom, ngomongin untuk besok, kesini lah kau, biar jelas kita kemana, oke.”

“Oke, on the way kesana”.

*sms ku sama Mejin1 sekitar jam 12 siang*

Orang itu (Mejin, Iqbal ma Fajar) ternyata udah pindah lapak, gak lagi di puskom, orang itu nunggu aku di Mesjid Unimed.

Mejin : Jadi kita kemana ?
Aku : Taman Simalem
Iqbal : Kau tahu jalannya ?
Aku : Percuma ada hp mahal,

*aku googling rute Berastagi – Taman Simalem, Iqbal maenin google maps nya*
(Taman Simalem merupakan objek wisata yang terletak di Jalan Raya Merek - Sidikalang KM 9. Banyak kali view of point ke Danau Toba nya, hanya orang bodoh la ya yg gak mau berfoto dengan background Pearl of Lake Tobanya)

“Tapi siapa aja ini ? Sanni besok malam pulang, bak e2 pun besok gak bisa”. Keluh Mejin
“Iya kan, tiap pagi ujan pula, cemana itu ? ” Keluh ku

Medan akhir2 ini gak bersahabat sama Matahari.

*bingung kesana kemari*

Aku : Pala berangkat sekarang aja yok, mandi air panas aja kita, pulangnya ke Penatapan. Sekalian ngerayain ulangtahun Fajar.
Iqbal : Yakin pigi sekarang ?
Aku : Yakin la, kalo sekarang kan si Sanni bisa.
Iqbal : Iya memang, kalo gak ada dia gak rame.

Akhirnya, kami berempat (di situ Fajar bawaannya merengut aja) menjumpai Sanni yang lagi nemenin temennya di Puskom ngurus KRS yang bermasalah.

Blablablabla,
Sanni : Ayok la gerak sekarang, tapi aku pesen tiket dulu ya ma Fajar.
Aku : Yauda, pas la itu, aku pun mau nyarger dulu.

Mejin ikut ke kos ku, Sanni ma Fajar mesen tiket, Iqbal juga pulang ke kosnya.

*packing mini, cuma bawa ransel yang isinya baju ganti plus handuk aja. Ngisi batere hp yang cuma terisi tiga garis*

Jam 14.30 kami berangkat dari Pancing. Kami lewat jalur biasa kalau kami mau ke Berastagi. Lewat asrama haji, dan sepanjang jalan, Fajar ngebet kali minta si gabak mau ikut. Alah jaaaaaaaar, bilang aja biar aku bisa boncengan ma kau kan ? hahahaha


Dan, disini lah perjalanan dimulai. Sampai di Simpang Kuala, sekitar jam 3 lewat atau setengah empat gitu. Aku yang notabene driver cewek sendirian dan teman seperjalanan ku itu adalah Fajar dan Iqbal, terang aja aku ma Mejin selalu ketinggalan. “Alon2 asal klakon,” kata Mejin. Beeehhh, 40 km/jam uda kencang rasa ku itu, hehe

Terima kasih kepada langit sore yang kemarin tidak menurunkan air hujannya. Walaupun agak gerimis sedikit. Gapapa la.

Jalan Medan – Berastagi sudah lumayan baik. Perbaikan dimana – mana. Dan waktu kami jalan, pas udah naik ini ya, ada gitu jalan yang lagi di aspal ulang. Dan diharuskan pengendara sepeda motor maupun mobil lewat dari lajur kanan. Iqbal lewat lajur itu, aku juga, dan ini nih, dengan bodohnya Fajar lewat lajur kiri, dia ngelewati aspal yang masih panas2nya dan mau nabrak abang2 yang kerja disitu, ‘’Paok kau” kata abang itu kemarin kalo aku gak salah dengar, hahahaha. Menit pertama gak ngefek aspal panasnya itu.

Aku balap, Iqbal juga balap, tapi setahuku, Fajar lebih pembalap. Tapiiiii, waktu aku ma Iqbal udah jauh, Mejin nanyak,
Mejin : Orang Sanni kok gak nampak2 ndah ?
Aku : Paling pelan2 dibelakang

Sampailah kami duluan di Greenhill Hillpark, Sibolangit. Nunggu orang itu sekalian foto2, hehe

paok kali muka si Mejin ya, hahaha




iya jin, kami juga uda tahu kalau au gilaaaa,,,haha





Ada juga setengah jam kami disitu orang itu gak datang2, dihubungi gak diangkat. Begitu orang itu nyampek, biasala, Fajar merepet, rupanya, aspal panas yang dilewati dia tadi itu ngaruh ke mulusnya perjalanan dia. Ya bayangin aja la ya, aspal panas kena di ban motor, bannya muter, aspalnya masih basah, otomatis muncrat kemana2, lagian aspal kan bukan lumpur yang mudah ilang, makin lama makin keras, terang aja, seberapa kuatnya pun dia nge-gas keretanya itu (sepeda motor) gak mau jalan, udah gitu meper2 gitu bannya, hahaha. Merepet2 dia di Hillpark itu, si Sanni la jadi korban, rambutnya kena aspal, jeans nya kena, helm kena, gitar yang di bawa pun kena, asli ah, disitu si Iqbal ketawanya parah, aku kekeh bukan karena orang itu, tapi karena liat si Iqbal ketawa mangkanya kekeh, hahahaha.

ini nih, perjuangan membersihkan tir aspal dari rambut si Sanni, wkwk


Dengan perjuangan membersihkan rambut Sanni, ban kereta Fajar dan gitarnya, kami pun melanjutkan perjalanan ke Debu2. Asli la ya, dingin kalii woii, sumpah.

Nyampe di Debu2 kira2 jam2 tengah enam atau jam enaman gitu la. Nyari lapak, nganget2 kan kaki dulu sambil dengerin Iqbal maen gitar. Awalnya aku males kali ganti baju, tapi ngeliat si Sanni udah ganti, udah nyebur2 (cailah, macam gak panas aja ya airnya nyebur2), tergoda juga aku.
Selesai ganti baju, ikutan nyebur eh enggak deng, lebih tepatnya masuk kolam secara perlahan – lahan, gak tahan euy panasnya kalau pertama kali masuk. Dan akhirnya ngerendem disitu selama kurang lebih satu jam. Nikmat kali, serasa dikusuk, beeehh, mantep la punggung ini rasanya, biasala supir, perlu kali yang kayak gini ini. Hihi.

kalau dilihat sekilas, airnya kelihatan macem air butek ya kan ? (butek = keruh), yak, air butek yang bau belerang


sssstttttt, kena gombal Fajarrrr,,



itu tuh, yang namanya Mejin, hehe

mantaffff,,,

yang ini namanya Sanni alias santet. hahaha

Kemudian sekitar jam tengah delapan kami cabut dari Debu2 (sampai jumpa lagi ya) kami memutuskan untuk ke Penatapan. Sekedar minum cappucino hangat plus jagung bakar pedas udah cukup la menikmati pabrik Aqua dari atas (kenapa harus pabrik Aqua ?).



Pertamina itu bisa menjadi 'sesuatu' ya kalau lagi perjalanan malam kayak gini, haha


Lanjut, Fajar janji nraktir kfc untuk ulang tahunnya. Dan kami semua memutuskan untuk makan di kfc Sibolangit, barisan Hillpark itu, tapi gak rezeki, ayamnya tinggal 2, sementara kami lima. Kata Iqbal “mau bangkrutnya rasa ku ini mangkanya sunyi kayak gini”, hihi.

Lanjut lagi, oya, aku belum cerita ya, lampu vario ku putus bolanya satu, jadi yang hidup cuma sebelah kanan aja, otomatis gak sempurna dong ya penglihatan ke depan. Akhirnya aku minta ditengah2. Iqbal di depan dan Fajar di belakang, secara kereta dia gedek gitu jadi lampunya terang kemana2.

Singkat cerita, sampailah kami di Medan sekitar pukul 10 malam dan kami memutuskan untuk makan di kfc Titi Kuning. Makan sekalian cerita, gak terasa udah satu jam aja kami duduk disitu, jam menunjukkan pukul 23.00 Wib, terengrenggggg.

Iqbal : Kau cemana nda ? nanti kos mu tutup ?
Aku : Iya, ini mau ku sms ibu itu
Mejin : Gaul ya ibu kos mu, pake sms permisinya
Dan jawaban sms ibu kos ku, ‘iya’
Hahahaha, itu tandanya pagar dan pintu belum di kunci.

Berhubung ini jalan2 terakhir setelah semester lima, jadi kami semua berbaik hati untuk mengantarkan Mejin kerumahnya di Tanjung Morawa, yak, saudara2, Tanjung Morawa.

Singkat cerita lagi, aku nyampek kos sekitar jam 12 kurang gitu. Pagar belum ditutup tapi pintu udah dikunci. Dan entah ada angin apa, ibu kos bangun trus ngasih kunci gitu, ciecie bu Atun, kok baik bener ya tadi malam, haha. Dan berhubung malam ini Fajar ulangtahun, sekalian aja aku ngucapin secara live ke dia, tsaahhhh, kata Iqbal, “salam la”, hahaha, “selamat ulang tahun ya jar” sambil nyodorin tangan, dan dia jawab “makasih ya ndah”. Hahahaha, selamat tinggal semester limaaaaaaaaaa,

*jebret, nutup pintu*


Mejin1 : nama aslinya Ermalia, cuma entah kenapa di panggil Mejin, anak F12 la itu yang tau.

Bak e2: nama aslinya Christin Simbolon, dan Cuma anak F12 juga la itu yang tahu

*aku anak genk X, gak anak F12, hehehe*


Ada Apa Dengan Cinta #film

Aku Ingin Bersama Selamanya



Ketika tunas ini tumbuh

Serupa tubuh yang mengakar

Setiap nafas yang terhembus, adalah kata

Angan, debur dan emosi bersatu dalam jubah terpautan

Tangan kita terikat, lidah kita menyatu

Maka setiap apa terucap adalah sabda pendita ratu


Hhhhh, diluar itu pasir, di luar itu debu

hanya angin meniup saja lalu terbang hilang tak ada

Tapi kita tetap menari, menari, cuma kita yang tahu

Jiwa ini tandu, maka duduk saja

Maka akan kita bawa, semua

Karena, kita, adalah, satu


- Cinta

postingan ini, aku dedikasikan buat teman, yang tak akan pernah kutemuin di belahan dunia lain, genk X :)


Ada Apa Dengan Cinta #film



Ku lari ke hutan, kemudian menyanyiku

Ku lari ke pantai, kemudian teriakku

Sepi, sepi dan sendiri aku benci

Aku ingin bingar, aku mau dipasar

Bosan aku dengan penat

Dan enyah saja kau pekat

Seperti berjelaga jika ku sendiri

Pecahkan saja gelasnya biar ramai

Biar mengaduh sampai gaduh

Ada malaikat menyulam jaring laba – laba belang di tembok keraton putih

Kenapa tak goyangkan saja loncengnya biar terdera

Atau, aku harus lari ke hutan, belok ke pantai ?



- Rangga,

10-10-10 : Dalam Sebuah Perjalanan Menuju Paris

Sejujurnya, saya gelisah dari malam sebelumnya. Menyimpan rasa kesal luar biasa. Saya menerima sebuah e-mail dari seseorang yang pernah dekat dengan saya.

Hubungan kami berakhir tidak jelas. Saya menganggapnya berakhir. Setidaknya seperti itulah kita akan beranggapan bila hampir satu tahun lebih tak ada komunikasi antara dua orang yang konon memiliki hubungan.

Dan tiba – tiba e-mail itu ada di inbox saya, dikirim dengan nada seperti tidak ada masalah antara kami. Menyapa saya masih dengan sebutan khusus yang dia berikan. Seolah semuanya baik – baik saja. Seperti tidak ada hal yang perlu dibicarakan.

Saya benci bersikap baik – baik saja kalau saya sedang tidak baik – baik.

Ada banyak hal yang saya tidak mengerti tentang hubungan laki – laki perempuan. Saya tak pernah paham sepenuhnya otak laki – laki. Mungkin sama seperti laki – laki tak bisa paham apa isi otak perempuan.

Tapi, dalam sebuah relasi hubungan percintaan, buat saya hanya ada satu aturan dasarnya: kejujuran. Saya tak butuh pasangan yang setia. Saya hanya menuntut pasangan saya untuk jujur.

Sesederhana itu.

Tapi ternyata, meminta kejujuran dari mereka, sama dengan meminta mereka menyerahkan semua hidupnya kepada kita, para perempuan.

Jangan buru – buru menuduh saya feminis. Hubungan percintaan terlalu dangkal untuk dikaitkan dengan pola pikir seorang feminis.

Ini hanya pola pikir seorang saya. Kata Jeffri, rekan sekantor yang sudah lama jadi tempat sampah untuk sebagian besar kisah percintaan saya, persoalan utama saya adalah terlalu berpikir sama dengan laki – laki.

Tentu saja, saya menolak hipotesisnya di awal. Hanya perempuan yang memiliki mata berbinar – binar ketika habis kencan, tetapi bisa juga segera meringkuk ketika patah hati. Dan saya, bisa seperti itu.

‘Lo kurang rumit jadi cewek.’ Kata Jeffri. Saya tak paham. Terlalu rumit salah. Terlalu sederhana, juga dibilang salah. ‘cewek kan suka dibohongi, Ndot.’ Jeffri terbiasa memanggil nama saya dengan Windot.

Saya mendelik. Enak saja. ‘Gue enggak. Gue malah lebih suka kalo mereka ngomong jujur seandainya lagi suka cewek lain.’

‘Nah, di mana menariknya hal itu? Lo jadi tampak baik – baik aja di mata kaum gue.’ Jeffri mengatakan itu tanpa ekspresi. Ia bisa menanggapi saya dengan tetap menatap layar komputer. Sementara saya, duduk di sebelahnya dengan melakukan beragam gaya, mulai dari jongkok, nangkring di atas meja, atau duduk berputar – putar di kursi. Dulu, saya malah suka duduk di kolong mejanya kalau lagi kesal dengan sesuatu.

Saya berkesimpulan, ketika perempuan terlihat baik – baik saja dan tak terganggu dengan apa yang dilakukan lelakinya, si lelaki justru merasa lebih terintimidasi.

‘Iya, kaum gue suka kalau perempuan merasa gelisah karena kami. Perempuan dengan kontrol diri yang baik membuat kami merasa sangat terintimidasi.’

Mungkin, kali ini, sekali lagi hubungan saya gagal karena saya sendiri. Saya terlalu baik – baik saja. Beberapa saran Jeffri sempat saya ikuti. Mengirim SMS tak biasa hanya untuk menanyakan kabar atau meminta pendapatnya padahal saya sudah tahu apa yang harus saya lakukan. Lambat laun, saya kelelahan sendiri. Saya pun kembali ke tabiat awal saya. Berkirim pesan, berkirim kabar, atau ketemuan kala perlu saja.

Saya pikir, hubungan yangs sehat harus dua arah. Komunikasi yang baik harus timbal-balik. Tak bisa hanya mengharapkan satu orang saja. Saya pernah merasa, tampaknya hanya saya yang berusaha mempertahankan hubungan kami. Tapi untuk apa?

Akhirnya, saya putuskan untuk bersikap sama. Kalau dia tak berkirim kabar, saya tak akan mencari tahu. Saya juga merasa tak perlu berkirim kabar. Sejak itu komunikasi kami mati suri. Itu berlangsung hampir satu setengah tahun.

Lalu, tiba – tiba dia berkirim e-mail. Menyapa ramah dan bertanya kabar. Seolah semuanya baik – baik saja.

Sama seperti dia, saya pikir, saya baik – baik saja.

Namun, hari Minggu, tanggal 10 bulan 10 di tahun 2010, ternyata, saya merasakan sakit.



Life Traveler – Windy Ariestanty

ini kak fotonya,, :)







kadang suka bingung, kenapa kita bisa sedekat ini ya ?
Hehehehe, gak usah di jawab, abaikan aja.

a life traveler


sampul depan dari Life Traveler,


Kadang, kita menemukan rumah justru di tempat yang jauh dari rumah itu sendiri. Menemukan teman, sahabat, saudara. Mungkin juga cinta. Mereka - mereka yang memberikan rumah itu untuk kita, apa pun bentuknya.
Tapi yang paling menyenangkan dalam sebuah perjalanan adalah menemukan diri kita sendiri: sebuah rumah yang sesungguhnya.
Yang membuat kita tak akan merasa asing meski berada di tempat asing sekalipun..
... because travelers never think that they are foreigners.
Windy Ariestanty


Mungkin, Windy Ariestanty kurang familiar di telinga kalian, tapiiii, bukan fans Raditya Dika namanya kalau tidak mengenal mbak vegetarian yang satu ini. hah, mbak vegetarian ??

Lupa, ntah kapan tepatnya, editor bukunya si kambing jantan ini mengeluarkan buku terbarunya, Life Traveler. Saya, sejak dari awal terbit sudah penasaran, bagaimana sih tulisan mbak ini sebenarnya.

Bisa di bilang, saya followers setia dia kemana - mana. Di fb kita berteman, di twitter dia sebagai following saya, di blog juga, bahkan di tumblr juga iya. ckckck.
Saya menyukai cara mbak Windy menyampaikan suatu cerita. Menurut saya, ide cerita dia sebenarnya sederhana, sering dia menulis tentang pengalaman yang dia alami, dan saya rasa, mungkin kita juga sering mengalaminya, hanya saja, kita tidak tahu untuk membagikannya lewat sebuah tulisan yang menarik itu gimana.

Mungkin terkesan wajar, dia kan editor, wajar dong kalau tulisannya itu mengandung unsur bahasa yang sarat, sesuai EYD, atau terkesan pintar, karena menggunakan istilah bahasa indonesia yang banyak tak kita mengerti. Ah, menurut saya, tidak ada editor yang bodoh.

Awal bulan Oktober lalu saya pergi ke Gramedia Palladium, iseng - iseng nyari buku. Saya menemukan buku itu, dengan tak sabar, saya robek sampulnya dan saya baca. Sama, tulisan dia sama seperti tulisan dia di blog atau note fb, jujur dan sangat hati - hati. Dalam hati saya waktu itu, aku ingin di beri hadiah buku ini oleh seseorang, ntah siapa, tapi aku ingin buku ini jadi kado buat aku.

Dan, ketika hari ulang tahun saya tiba, tepatnya tanggal 12 Oktober, mantan* kekasih saya nanya, "mau kado apa?", saya, dengan semangat 45 langsung membalas pesannya, "aku mau buku", "buku apa?" aku jelasin sama dia buku apa yang ku mau. Dan hari pun terus berjalan, udah sebulan lebih gak ada tanda - tanda dia akan memberikan buku yang ku minta, sampai pada suatu hari dia sms, blablabla, dan aku nanya ke dia, "bukunya mana?", dia menjawab, "iya, belum aku beli, gak sempet kesana", ku balas "kalau mau ngasih itu niat dari hati kenapa", dia bilang, "awal bulan ya, tunggu aja".

Dan, Selasa kemarin, dia sms, "ketemu dimana ? ini bukunya udah sama ku", aku bales, "jam 4 aku keluar, tunggu ya, plis" sent. Tidak sabar ingin mendapatkan buku baru, begitu dosen bahasa indonesia keluar kelas, aku pun dengan semangat menjumpai dia, dengan jantung yang dagdigdug pastinya, haha.

Aku salah tingkah, gak tahu kenapa, bawaannya pengen senyum2, aku sempet bilang ke temen2 ku (genk X), "waktu dia ngasih bukunya ntar, potoin kami dua ya, biar tak posting di blog, hihihi", tapiiiiiii, ketika dia udah didepanku, aku gak berani ngomongnya, hahahaha, cemen ko ndaa

Yang pasti si, buku ini bener2 hadiah dari seseorang, mantan kekasih pula yang ngasih, hahahah, paling nggak nama mu ada di halaman awal buku ini, mungkin terkesan biasa aja sih, ya seenggaknya, kado dari mu ini masuk kedalam daftar barang yang wajib ku jaga la, dan waktu aku uda tua nanti pasti aku tersenyum membaca namamu yang ku tulis di awal buku ini, "Wibi", hahahaha, lucu ya kalo ngebayangin uda tua nanti, but now, enjoy your life kawan, thank you so muuuuuuccchhhhhhh yaa Wibiiiiiiiii,,


mungkin kalo kita poto derdua akan jauh lebih bagus ya postingannya, hha

* yang jelas, dia bukan Mr. J

Indah, Silvy dan Diny


Poncan, Sibolga.
Thank`s to fotografer saudara Iqbalsyah


nb : cuma mau pameerrrr :p

Like this !


saya nemu foto ini di tumblr nya sauudara marian16rox (entah kenapa link saya gak aktif), menurut saya, foto ini keren bangetttt, sumpah.

Footer

Lorem Ipsum

Welcome

Ketika tak bisa lagi bersuara, tak sanggup berperang mulut, lewat tulisan ku sampaikan semuanya.
Powered by Blogger.