.

Ketika seseorang berhenti menangis karenanya, maka beberapa saat kemudian, tentu saja airmatanya akan kering di pipi, isaknya akan hilang disenyap, seperti tidak ada lagi sisa tangisnya di wajah. Tetapi tangisan itu tetap tertinggal di hati. Kesedihan, rasa sakit, kesendirian, beban yang membekas.
Boleh jadi sebentar, boleh jadi selamanya.

Tere Liye

Resensi Novel RINDU Tere Liye


Perjalanan Menemukan Jawaban

Menuliskan resensi dari Novel Rindu karya Darwis Tere Liye atau yang lebih nge-hits dengan nama Tere Liye ini gampang - gampang susah. Kisah yang dibalut sangat sederhana, tetapi melibatkan Sejarah Indonesia. Kisah yang dirangkai didalam Novel Rindu adalah kumpulan dari pertanyaan - pertanyaan anak manusia pada umumnya.  Permasalahan hidup yang dibahas di novel sering ditemui di kehidupan sehari - hari. Hebatnya, Tere Liye mengemas jawaban itu semua dalam sebuah cerita perjalanan panjang nan suci.

Kisah sederhana ini mengisahkan lima orang-dari ratusan orang dalam sebuah perjalanan suci di atas kapal pada tahun 1938. Lima orang ini, diam - diam memiliki pertanyaan besar dalam hidupnya. Perjalanan yang didasari dengan rasa rindu akan panggilan Tuhan, membuat beberapa anak manusia dipertemukan takdir dan mulai menemukan jawaban - jawaban dari setiap pertanyaan penting tersebut.

Diawali dari 'penumpang pertama' yaitu Bonda Upe, perempuan tionghoa berusia empat puluh tahun, baru belajar agama ketika berumur tigah puluh lima, memiliki pengalaman pahit terhadap Kota Batavia. Beliau juga menjadi guru mengaji anak - anak di kapal, berangkat haji berdua bersama suaminya. Bonda Upe seseorang yang menutup diri-yang membuat suaminya juga mau gak mau ikut menutup diri, mereka keluar kabin hanya saat sholat berjemaah saja.

Lalu  'penumpang  kedua' bernama Daeng Andipati, seorang laki - laki yang masih muda, kaya raya, pintar, dan baik hati, serta memiliki keluarga yang begitu sempurna (kelihatannya). Istri cantik, kedua anak perempuannya pintar dan lucu. Anna adalah tokoh yang paling mendominasi didalam cerita. Anak kedua dari Daeng Andipati yang perannya sungguh di beri porsi lebih oleh penulis-padahal dia bukan penumpang yang memiliki pertanyaan dalam perjalanan itu, masih berumur sembilan tahun, tapi bijaknya minta ampun. Tokoh Anna ini bila dikisahkan secara terpisah bukan tak mungkin dapat menjadi satu kisah tersendiri dalam sebuah buku lain. Sepertinya Tere Liye sedang merefleksikan dirinya ke dalam diri Anna, terbukti dari gaya dialognya kalau Anna itu Tere Liye banget. Penulis juga sengaja membuat pembaca geram, mana ada anak umur sembilan tahun sudah mengerti arti kudapan  (hal 260) dan sok membahas tentang jenis kepiting di seluruh dunia lagi (hal 158).

'Penumpang ketiga' adalah Pasangan sepuh Mbah Kakung Slamet dan Mbah Putri Slamet. Mereka pasangan kakek - nenek yang saling mencintai. Mereka adalah pasangan tua paling romantis yang pernah ada, yang membuat penumpang terinspirasi akan kisah cintanya. Tapi sebagaimana hak penulis dalam membuat cerita, mereka pun sama - sama 'dilepas' di tengah - tengah Samudera Hindia.

'Penumpang keempat' adalah seorang pemuda pendiam yang memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai juru kemudi Kapal Phinisi, lalu melamar kerja sebagai apa saja kepada Kapten Philips. Apapun akan ia kerjakan-tak digaji pun tak apa, asal ia bisa pergi sejauh - jauhnya dari kota kelahirannya, Makasar. Meninggalkan cinta sejatinya.

Penumpang yang terakhir adalah 'Penumpang kelima' seorang ulama Mahsyur dari Makassar bernama Ahmad Karaeng. Gurutta-begitu panggilan penduduk Makasar untuknya,  selalu pandai menjawab pertanyaan orang lain, tapi tak pernah menemukan jawaban untuk pertanyaannya sendiri.

Karakteristik para tokoh penunjang dalam novel ini pun kisah - kisahnya tak kalah menarik. Semisal, Ruben si Boatswain, yang dengan bangganya menceritakan kisah cintanya yang indah didepan pemuda yang baru saja patah hatinya, 'Astaga, kenapa aku jadi bercerita banyak sekali. Orang pendiam seperti kau ini kadang berbahaya, Ambo' (Hal. 89). Kemudian tokoh Chef Lars, kepala koki yang kalau marah senang memakai kata - kata makian dengan perumpamaan wajan dan tumis buncis, "Beruntung Kepala Koki itu bekerja di dapur, jadi meski mulutnya tajam, perumpamaan yang ia pakai hanya sayur-mayur, kuali, wajan, dan sejenisnya. Celaka sekali kalau ia bekerja di kebun binatang, kosa-kata makiannya bisa mengerikan' (Hal.167). Adapula Kapten Philips, kapten kapal yang akan membawa penumpang menunaikan ibadah haji di Mekah. Pelaut tangguh asal Wales ini sangat bertanggung jawab terhadap para kelasi dan penumpangnya, 'Diatas kapal ini, entah dia bangsawan atau hamba sahaya, entah dia kaya raya  atau miskin, berkuasa atau tidak, nasibnya sama saja saat badai datang. Tidak ada pengecualian' (Hal. 99).  Lalu ada Sergeant Lucas, serdadu Hindia Belanda yang ditugaskan untuk menjaga Blitar Holland. Dia sangat membenci Ahmad Karaeng, yang katanya seorang inlandeer berbahaya. Tapi Lucas tak bisa berbuat apa - apa karena Ahmad Karaeng memiliki surat pengantar dari Jenderal Gubernur Hindia Belanda. Kemudian penulis menghadirkan Bapak Soerjaningrat dan Bapak Mangoenkusumo, mereka digambarkan sebagai sosok guru yang ideal, cerdas, dan paling mengerti cara mengajar yang disukai murid. Mungkin Tere Liye lewat novel ini berpesan kepada guru - guru yang ada di Indonesia melalui kedua sosok ini, jadilah guru yang langsung mempraktikkan ilmu, bukan guru dengan gaya ustad, berceramah. 'Jika guru - guru di sekolah kalian seperti Anda, besok lusa bangsa kalian akan menjadi bangsa yang besar dan kuat' (Hal. 348)

Kisah yang dituturkan dengan menggunakan gaya bahasa kekinian, membuat novel yang berlatar jaman penjajahan ini tidak kaku. Tidak pula ada seram - seramnya seperti yang tertulis dibuku pelajaran sekolah- walau dibeberapa bagian ada cuplikan peperangan (hal. 130). Walau alur ceritanya mundur, sang penulis tetap pandai mengemas dialog dan membawa pembaca ke rasa penasaran yang luar biasa. Pembaca sengaja dipermainkan emosinya agar tetap penasaran, dan terus bersabar menunggu pertanyaan - pertanyaan itu tiba. 

Babak - babak selanjutnya, walau banyak hal membosankan-aktivitas penumpang hanya sebatas kabin, masjid, dan kantin, tapi Tere Liye selalu berhasil membuat penasaran di akhir bab, sehingga sayang untuk tak melanjutkan membaca. Dalam novel ini, penulis tak hanya fokus tentang jawaban dari pertanyaan - pertanyaan maha penting itu, tetapi beliau juga mengingatkan pentingnya pendidikan. Walau lokasi cerita di atas kapal, ia tetap memasukkan unsur agama dan pendidikan.

Ilmu yang disinggung dalam novel ini selain Sejarah Indonesia dan tentang perkapalan (Hal. 442), juga ilmu tentang Geografi-menyangkut batu bara (Hal. 254), Biogeografi-Ikan Paus (Hal. 413), ikan terbang (447), migrasi burung facon (Hal. 496). Tere Liye juga berhasil mengungkap tabir arti dari Serambi Mekkah yang dilekatkan pada Provinsi Aceh. Tere Liye juga membagi ilmu menulisnya lewat novel ini (Hal. 196), beliau  juga menghadirkan masalah tentang Perompak Somalia (Hal. 520).

Hari demi hari, pelabuhan demi pelabuhan, para penumpang sudah saling mengenal dan berinteraksi satu sama lain. Takdir memberi jawaban atas pertanyaan besar mereka.

'Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan dihadapi. Berdiri gagah. Mulailah dengan damai menerima masa lalumu. Buat apa dilawan ? Dilupakan? Itu sudah menjadi bagian hidup kita. Peluk semua kisah itu. Berikan dia tempat terbaik dalam hidupmu. (Hal. 310)

Penggalan paragraf diatas adalah jawaban dari pertanyaan pertama yang muncul dari perempuan yang selama perjalanan lebih memilih menutup diri. Bonda Upe ternyata bekas seorang Cabo di Batavia. Melalui nasihat yang diberikan Gurutta kepada Bonda Upe merupakan cara penulis memberi pemahaman kepada pembaca, bahwasannya, seburuk apapun masa lalumu, jangan pernah larut didalamnya. Semakin kau hindari, semakin terus kau ingat dia. Terimalah dengan sebaik - baiknya penerimaan, simpan didalam hatimu dan teruslah memperbaiki diri. Jika sewaktu - waktu kita merasa diremehkan oleh orang lain atas masa lalu kita (nggak harus sama persis), tiru saja gaya Tere Liye dalam membela Bonda Upe ini 'Ia memang bekas seorang cabo. Lantas kenapa ? Masalah buat orang lain ? (Hal. 323)

Lokasi yang berada diatas kapal ini membuat pembacanya seolah bisa mengenali medan yang ada di sana. Letak kabinnya, goncangan ombaknya, dek nya, mushollanya, kantinnya, dan keriuhan kantinnya. Pembaca seolah - olah turut hadir disana. Dengan penggambaran suasana yang cukup jelas, Tere Liye berhasil membuat  pembaca seperti sedang menonton film. 'Nasib kadang bisa ditentukan oleh sesuatu yang tipis sekali, bahkan bisa setipis kertas yang terjatuh di kantin kapal' (Hal. 357)

'Bagaimana caranya agar aku bisa memaafkan, melupakan semua ?? Aku sudah lelah dengan semua itu, Gurutta. Aku lelah dengan kebencian ini'. (Hal. 371)

'Berdamai lah nak, saat kita memutuskan memaafkan seseorang, itu bukan persoalan apakah orang itu salah, dan kita benar. Apakah orang itu memang jahat atau aniaya. Bukan ! Kita memutuskan memaafkan seseorang karena kita berhak atas kedamaian di dalam hati. (Hal.374)

Kedua paragraf diatas adalah pertanyaan kedua sekaligus jawabannya. Berisi tentang nasihat untuk pembaca, bahwasannya, pengendalian hati itu penting. Tidak ada gunanya membenci orang lain. Kita berhak berdamai atas kebahagiaan hati sendiri. Ini yang sangat disukai dari Tere Liye, selalu apik mengolah kata, memberi pesan sebatas memaafkan saja, harus dibalut dengan cerita - cerita yang penuh makna.

Di pertanyaan ketiga ini Tere Liye mengingatkan pembaca untuk melihat dari kaca mata lain tentang takdir kematian.

'Jika Kang Mas merasa berhak bertanya kenapa harus sekarang Mbah Putri meninggal, maka izinkan saya bertanya, kenapa tanggal 12 April 1878, Kang Mas harus berjumpa dengan seorang gadis cantik di pernikahan saudara. Kenapa pertemuan itu harus terjadi ? Kenapa di tempat itu padahal ada berjuta tempat lain ? Kenapa dengan Mbah Putri padahal ada berjuta pula gadis lain ?' (Hal. 471)

'Jangan memaksakan melihatnya dari kacamata kita. Terus bersikeras, bertanya, tidak terima. Lihatlah dari kacamata Mbah Putri yang genap menemani Kang Mas hingga Samudera Hindia. (Hal. 473)

Nasihat ketiga sangat akrab dikehidupan kita sehari - hari. Banyak diantara kita tidak terima jika salah satu orang tersayang kita harus 'pergi' terlebih dahulu. Dengan membaca kisah Mbah Kakung, semoga diantara kita bisa melihat takdir kematian, dari kaca mata 'mereka yang pergi duluan'.

Walau ini bukan novel cinta - cintaan, tapi rasanya tidak afdol bagi seorang Tere Liye untuk tak memasukkan masalah percintaan ke dalam Novel Rindu.

Kau masih muda. Perjalanan hidupmu boleh jadi jauh sekali, Nak. Jangan pernah merusak diri sendiri. Kita boleh jadi benci atas kehidupan ini. Boleh kecewa. Boleh marah. Tapi ingatlah nasihat lama, tidak pernah ada pelaut yang merusak kapalnya sendiri. Jangan rusak kapal kehidupan milik kau, Ambo, hingga dia tiba di dermaga terakhirnya. (Hal. 284)

'Lepaskanlah, Ambo. Maka besok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu. (Hal. 492)

Jawaban dari pertanyaan ketiga ini adalah sindiran untuk kaum remaja yang sedang dilanda patah hati. Tere Liye memberikan pemahaman, sesungguhnya urusan cinta sejati itu tak pernah rumit, cinta sejati itu sesederhana 'jika ia tak kembali, maka itu bukan cinta sejatimu'.


Ya Rabbi, anak muda ini, telah memberikan jawaban padanya. Urusan ini, pertanyaan ini, ia tidak akan pernah bisa menjawabnya dengan kalimat lisan, dengan tulisan. (Hal. 533)

'Aku akan menulis pesan berantai itu, Nak. Aku akan ikut kau ke kantin melakukan serangan mendadak. Mari kita hadapi kemungkaran dengan pedang di tangan. Jika kematian menghampiri penumpang di kapal, maka semoga syahid menjadi jalan mereka. (Hal. 533)

Pertanyaan terakhir datang dari seorang ulama mahsyur-yang selalu menjawab keempat pertanyaan sebelumnya, tapi jawaban dari pertanyaannya sendiri justru didapat dari pemuda pendiam  yang bahkan baru belajar shalat. Pertanyaan terakhir tidak membutuhkan jawaban berupa pemahaman, melainkan perjuangan.

Membaca novel ini memberikan pemahaman baru tentang  hal - hal yang sering terjadi didalam hidup. Lima pertanyaan dalam suatu perjalanan panjang dibalut ilmu pengetahuan.

Penyajian sampul yang sangat sederhana, hanya dengan latar belakang huruf R warna biru, lalu bertuliskan Rindu serta nama penulisnya dengan kertas berwarna putih  serta ada bayang - bayang tulisan surat jaman dahulu sangat cukup membuat calon pembaca penasaran. Ditambah sinopsis yang sangat mendukung untuk berfikir kalau isi dari novel ini adalah tentang cinta - cintaan. Tidak ada profil penulis didalam bukunya, juga bab per bab tidak ditulis judul, hanya ditulis angka satu sampai lima puluh satu, kemudian sampailah pada Epilog.

Kelebihan novel ini adalah penulis menggunakan bahasa kekinian dengan gambaran cerita seperti sedang terjadi di masa kini. Pembaca dibuat terhanyut sampai lupa kalau ini kisah sebelum perang dunia kedua. Berbagai macam ilmu pengetahuan yang disampaikan didalam novel, membuat pembaca terkagum - kagum atas kepintaran penulisnya.

Kekurangan novel ini adalah terlalu berlebihan menggambarkan imajinasi seorang anak kecil berumur sembilan tahun. Dan terlalu berlebihan menggambarkan kisah cinta kakek-nenek yang membuat pembaca bertanya 'Apa benar ada kisah cinta seromantis itu di jaman itu ?'. Kemudian untuk tulisan masih ada beberapa typo disana - sini, penulisan huruf ganda, atau bahkan salah nulis tahun. Mungkin editornya terlalu lelah. Di cetakan pertama pada halaman 322 tertulis 12 Oktober 2013, bukannya ini kisah di masa penjajahan ya ? Tapi itu semua tak mengurangi inti dari cerita yang disampaikan.

Jika kalian merasa mempunyai pertanyaan yang membuat kalian gelisah seumur hidup kalian-masa lalu yang suram, membenci seseorang yang seharusnya kalian sayangi, tidak ikhlas melepas 'kepergian' orang yang dicinta, mempertanyakan apa itu cinta sejati, selalu menasehati orang lain tetapi diri sendiri membutuhkan nasihat,  maka novel RINDU ini bisa dijadikan referensi untuk mendapatkan jawabannya.

Judul Buku: Rindu
Penerbit: Republika
Penulis : Tere Liye
Editor: Andriyati
Jumlah Halaman: 544 halaman
Tahun Terbit: 2014
Cetakan Pertama: Oktober 2014

Kabar Baik dan Buruk

Selamat Tahun Baru Islam.
Semoga menjadi pribadi muslim yang terus membumikan Al-Quran melangitkan manusia (baca: istiqamah terhadap ODOJ).

Gaess, di hari Jumat yang penuh berkah ini, aku punya kabar baik dan kabar buruk.
Kabar baiknya adalah......... #Bandung20L ku laku gaes, alhamdulillah. Pagi - pagi dapet BBM dari Kak Noviiiii, yang isinyaaaa

Jumat Berkah :*

Klosing gaesss, klosinggggg :D
Seneng banget Kak Novii yang mecahin telurrrr, selain bisa jual nama Kak Nobz, doi pesennya akhir bulan pulakkk, aku dapet gaji dong bulan ini, hahaha

Nah, kabar buruknya gaessss, aku di pecat dari Prudential, hiks....hikssss...
Jadi ceritanya nasabahku tadi pagi minta telepon, karena aku lagi dikamar mandi, bapak yang nelpon ibuk itu duluan, nanya ada apa, trus nggak tau mereka ngomong apa, akunya di kamar mandi mikir 'Bu Murni minta telpon ?? Ada apa ?? Mau nutup polis kah ? Biasanya doi cuma bbm kalo laporan keuangan bulanannya telat nyampe, kok nelpon ?? Nah, begitu selesai mandi, aku langsung nanya bapak 'Kenapa pak ?' 'Bu Murni bilang, dia dapat surat, bahwasannya bulan ini agennya dia nggak kau lagi' 'Loh, kok gitu?' 'Karena nggak nyampe target kali' jawab bapak santai.

Aku pun langsung menelepon sekretaris kantor, dan bilang 'Hen, nasabah kakak atas nama Syahrullah kok agennya jadi Pak Sanggam ?' Dan Henny pun bilang....
Henny: 'Iya kak, status keagenan kakak udah determinete, karena kakak nggak dapet nasabah lagi jadi dicabut, memang gitu prosedurnya kak'
Aku:  'Kok kakak nggak dikasih tau?'
Henny: 'Kakak ganti2 nomor hape pulak' 
Aku: 'Nomor hape kakak masih yang lamaaaaaaaaa'
Henny : .......
Aku: Jadi tanggung jawab agen udah di tangan Pak Sanggam kan ???
Henny: Iya kak..
Aku : Oh gitu....

Trus telepon ku matikan.

Rasanya itu.....................................lucu. Tapi mikir, jadi aku udah nggak jadi agen nih ? Jadi aku nggak bagian dari perusahaan keren itu ?? *lambai - lambaikan kartu lisensi keagenan*

Dear Mbak Olshop

Cuma mau ngelurusin.

Jadi gini, lupa aku ntah malam apa tepatnya, aku lagi main twitter, kemudian muncul twit jualan seorang teman. Nggak temen deket secara personal, tapi dulu sering mention - mentionan di twitter.

Nah, si temen ini olshop gitu, atau yg lagi booming julukannya sekarang adalah instapreneur (jualan di instagram). Jadi aku iseng buka akun instagramnya, mau liat2 dia jualan apa aja (secara capek kan bukain tab mention satu - satu dari akun twiternya) pas klik usernamenya di instagram, ternyata akunnya di gembok. Iya men, dikunci. Bagi aku yg awam tentang jualan di instagram ya otomatias ngernyitin dahi la, jualan kok akunnya dikunci sih ? Gimana orang mau beli nih ?

Sebagai awam, wajar nggak sih aku mikir kayak gitu ?

Nah, daripada aku ngedumel sambil no mention, lebih baik aku ngritik langsung mention orangnya.
Jadi aku ngetwit sok2 ngasih tau gitu apa yg ada dalam pikiranku, alhamdulillah waktu itu dibales mbaknya dgn nyantai, ketawa2.

Dan kebetulan juga, malam itu, akun twitternya BAM lagi bahas tentang instapreneur, dan di kultwit terakhirnya BAM bilang 'kalo ada yg mau ditanya seputar jualan di instagram, mention BAM ya' karena balesan terakhirku ke si mbak 'brb cari tau' langsung aja ku tanyakan perihal kejadian penting ini ke BAM, alhamdulillah nggak di bales :'(

Beberapa hari kemudian, aku nerima notif BBM, dari BAM, nah, ndilalahnya dia ngebrodkes tentang persoalan yg ku tanyakan di twitter, abis baca itu aku ya langsung ngangguk 'oooohhhhh,,,,ternyata dikunci biar followersnya naik' sesederhana itu ternyata jawabannya.

 

Ntah ada angin apa, malam ini aku iseng buka2in skrinsut di galeri hape ku, nemuin skrinsut tentang ilmu si BAM. Jadi yang ada di pikiranku 'kasih tau ke mbaknya la, kalo aku udah nemu jawabannya'.
Respon si mbak nya waktu ku colek akun twitternya di twitku, dia masih manis, cuma bilang 'jadi udah ngerti kan sekarang, aku juga sebelum jualan tanya2 la sama yg udah pengalaman, jadi nggak asal jual' manis ya jawabannya, dan wajar saja manis, wong lagi jualan. Kemudian aku bales pake ekspresi ketawa, diakhir twit aku bilang 'gapapa deh ngritik, dapet ilmu baru' lah kemudian si mbaknya entah lg PMS, ntah lg patah hati atau lg galau malah ngetwit no mention dengan CAPSLOCK JEBOLLLL, yeeeeaaahhh,,,,twit nyindir pun dimulai.

Aku yg lagi mantengin timeline ya langsung merasa/tersindir. Isi twit mbaknya 'PIKIR DULU SEBELUM NGRITIK' mungkin kalau twitter bisa nge-BOLD pasti udah di bold itu, trus fontnya nambah jadi 20, tulisannya berubah jadi ARIAL BLACK, hah, penting abis la bahas twit dengan kapslok jebol itu.

Nah, karena yakin itu twit mengarah ke aku, langsung aja ku ritwit with comment ,no reply doang, jadi ya membela diri la, yg isinya 'ya kan yg ngritik nyari tau juga, bukan ngritik trus diem aja' gitu kira2 inti dari twit baleasanku. Dan tanggepan mbaknya cuma di ritwit doang gaeeesss.

Tapi di ritwit cuma di ritwit trus bubar ya gapapa, mungkin nggak harus klarifikasi, mungkin juga bener mbaknya emang lagi nggak enak hati. Tapi nyatanya, masih tetep no mention, dan ngetwit yg kesannya SOMBONG BANGET. Mbaknya ngetwit yang intinya 'gue udah lama jadi pemain di instagram, nggak usah diajarin, tapi makasih buat kritikannya'.

Lah ?

Mau bales no mention jadinya twitwar nanti, mending twitwar, kalo nanti ada babi yang ketawa, kan nggak lucu.

Gini deh mbak, aku bales disini ya, bodo amat lu udah pemain lama kek, baru kek, udah ratusan juta penghasilan lu dari situ kek, followers ig lu udah berjuta2 kek, bodo amat, gue nggak peduli.

Mbak emang nggak nyadar setiap yang mention mbak berkaitan sama olshop mbak itu adalah calon pembeli ?
Atau memang kayak gini cara jualan pemain lama ? Nggak bisa nanggapin kritik dengan sewajarnya ?
Atau kah mbak punya dendam sama ku ?
Rasa ilfil ? Eneg ? Dan lain sebagainya ?
Apapun itu yang ada di hati mbak saat memutuskan untuk no mention dan ngetwit dengan CAPSLOCK JEBOL sungguh itu bukan lah ciri - ciri jualan yang baik.

Oke sip, tau apa aku dengan ciri - ciri jualan yang baik ?

Maaf mbak, memang aku nggak ngerti apa - apa tentang bagaimana jualan yang baik, tapi aku tahu persis mbak, kekuatan 'the power of mouth', mbak pasti pernah denger dong istilah Word of Mouth ? Jika barang yang mbak jual bagus, berkualitas, orang2 akan nyeritain jualan mbak ke orang2 lainnya. Maka meningkatlah omzet mbak. Nah, sebagaimana ada kebaikan, pasti ada juga kejelekannya, hidup ini hanya rangkaian lawan kata mbak, jika ada yang bilang baik, pasti ada yang bilang jelek, kayak saya sekarang ini.

Maaf mbak, ini bukan urusan pribadi. Tapi murni aku kecewa sama pelayanan mbaknya. Aku memang bukan pembeli mbak, tapi aku pasti calon pembeli mbak. Dengan mbak ngetwit pake CAPSLOCK JEBOL itu, calon pembeli mbak yang satu ini sudah tak berniat mendatangi toko mbak lagi. Kalau di dunia nyata ibaratnya, saya lagi nanya2in dagangannya kepada ngkoh2 dipajak petisah, bukannya dijawab si ngkoh malah dibentak. Saya sakit hati. Saya kan punya duit. Saya mau beli.

Apapun tanggepan mbak tentang tulisan saya ini, saya minta maaf pernah nulis ini. Saya hanya nggak seneng ada penjual yg lagaknya sok banget. Di twitter mah banyak pengusaha muda yang lebih ramah, murah membagi ilmu, tak menyombongkan diri. Di twitter juga buanyak yang jualan sama persis kayak mbak. Tapi saya nggak kenal siapa mereka. Saya kenalnya sama mbak, tapi pelayanan mbak kayak gitu. Mengecewakan.


.

Nak, perasaan itu tidak sesederhana satu tambah satu sama dengan dua. Bahkan ketika perasaan itu sudah jelas bagai bintang di langit, gemerlap indah tak terkira, tetap saja dia bukan rumus matematika. Perasaan adalah perasaan, meski secuil, walau setitik hitam di tengah lapangan putih luas, dia bisa membuat seluruh tubuh jadi sakit, kehilangan selera makan, kehilangan semangat. Hebat sekali benda bernama perasaan itu.

Tere Liye -Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah

Ciri jatuh cinta itu adalah merasa bahagia dan sakit di waktu bersamaan. Merasa yakin dan ragu dalam satu hela nafas. Merasa senang sekaligus cemas menunggu hari esok. Tak pelak lagi, kau sedang jatuh cinta.” 

Tere Liye - Hujan(in progress)

I love you.

ada beberapa orang yang hadir dalam hidup kita bukan sebagai jodoh, tapi sebagai teman belajar mencinta - @ikanatassa

pada akhirnya hidup ini tentang merelakan. hanya saja, kita tak selalu sempat mengucap kata perpisahan - @ndorokakung

Kadang , Kita harus terima kenyataan. Bbrp org yg kita sayang hanya ada di dalam hati kita .bukan dlm kehidupan kita - @miemie19Falinda

If I dont wake up tomorrow, please know that I love you so much - @drlrst

Urusan perasaan hati itu ngga pernah ada yang salah. Yang kurang tepat adalah reaksi kita terhadap perasaan tersebut - @NinitYunita



 

.

Nggak terasa ya, udah seminggu juga berumur 22 tahun,
Masih ingeeeeeettttt bangeettt suasana hari kemaren :)

Ada beberapa ucapan yang pengen aku abadikan disini. Ucapan favorit, hehe.
Eh tapi yang nggak diabadikan, jangan marah ya,,,,tetep makasih banyak buat doanyaaaaa :*

Facebook

(SUKSES UNTUK PENGUSAHA MUDANYA) HA HA HA, AMINNN TOPIKKKKKK

(KAKAK C'HOME KESAYANGAN {}) HA HA HA *terharuuu*

Padahal udah nggak berprofesi  jadi guru lagi :(

Twitter

Errrrr....sebenernya yang ngucapin di twitter cuma 6 orang sih, hiksss, tapi ada dua orang yang aku suka doanya, hahaha

(MAKIN LARIS DAGANGANNYA) HA HA HA, AMIN NANDOOKKKK :*
(GAK USAH GALAU - GALAU LAGI) HA HA HA poin ucapan ini di NGGAK USAH-nya itu sih, kebanyakan orang ngomong 'jangan galau2 lagi' :p

Dan yang terakhir, versi BBM, hehehe

Suka sama gaya ngucapinnya :)


Semoga hatimu baik - baik saja :(
Terharu la abangku buat PM kek gini, karena hari itu kami sebenernya lagi berantem, belum cakapan :D








Terharu juga sih di ucapin lewat PM sama murid yang satu ini :D
DP bu guru satu ini mengingatkanku waktu PPL di kabanjahe, kangeeeeennnn {}
Seneng lah di bilang ibuk cantik sama bu ireeennn, hahah :*
Nah, yang diatas memang bahagia semua, seneeeeenggg banget banyak yang doain baik - baik, tapi sebenernyaaaa,,,sejak shubuh, aku sedang dilanda patah hati yang luar biasa, sakit sekali, semua berawal dari sini....

Memang seharusnya kayak gitu kok :(

Masih inget banget pagi itu. Dada rasanya sesak. Gimana bisa ????
Untung paginya aku haid, jadi punya alasan untuk nggak keluar kamar seharian. Hari itu, 12 Oktober adalah hari terburuk. Tidak ada 'bright side - bright side' nya pagi itu. Sakit hati dan nyeri hari pertama haid adalah kombinasi yang mematikan. Aku nggak tahu harus nangis untuk apa hari itu. :(

Mencoba menghibur diri, kebetulan dirayain sama keluarga plus calon kakak ipar. Kondisi hati saat itu masih di level : 'Nggak nyangka, kok se- tega itu sih ??' Ku kira nggak ada yang bisa ngalahin kejutan dari bang febri, ternyata oh ternyata....

Senin pagi, tepat seminggu yang lalu, masih mikir 'kenapaaaaaaa ???? kenapa kok jahat kaliiiiiii ??? kenapa kok nggak ada minta maaaaffffffff ?'
Lalu seharian mencoba membujuk hati, mencoba ingin melupakan, toh emang nggak pantes marah.

Menghibur diri dengan ngetwit - ngetwit patah hati. Tapi yang dimaksud, bukannya minta maaf malah ngebecandain.
Gaesss, nggak ada lucu - lucunya negbecandain orang yang lagi sakit hati, lagi haid pulak. Senin malam itu tangisku pecah, tumpah ruah, njerit - njerit, menggerung - gerung di bawah bantal. Ingin rasanya marah - marah dan teriak sekencang - kencangnya. Bagaimana bisa ? Bagaimana bisa seseorang yang selalu bilang 'tidak akan pernah membuat sesuatu yang menyakiti perasaan, justru melakukan itu di hari bahagia ??? Bagaimana bisa, seseorang yang malamnya menjadi sumber kebahagiaan lalu paginya menjadi penyebab kesakitan ?  Bagaimana bisa, yang selalu bilang rusuh hatinya kalo aku marah lalu kali ini santai ? Bagaimana bisa ? Bagaimana bisa ? Dan bagaimana bisa lainnya. Hu hu hu hu hu :'(

Aku kecewa, sayang :'(

Mencoba berpikir hal baik dengan mata yang sudah bengkak. Mencoba melihat 'bright side' dari hati yang sudah patah - patah. Mencoba menulis ini dengan perasaan ikhlas. Nggak ada hal baik dari hari itu selain segera merelakan. Iya, mungkin sudah waktunya aku harus merelakanmu. Menghindari rasa ke-tidak tahu-an diri ini. Harus berhenti.

Semenjak hari itu, aku masih dan akan terus mencintaimu, tapi ada rasa trauma yang mendalam untuk memulai percakapan, aduhhh,,,ternyata kayak gini rasa kecewa itu :(

.

Kita tidak berhenti menyayangi dan peduli kepada seseorang hanya karena kita sedang bertengkar, marah atau benci padanya. Tidak.

Apalagi hanya karena beda pendapat. 

Apalagi hanya karena de-pe bbm kan, om ??
Tidak.

Tere Liye dan Indah Ikalaraii


 

.

Kalau hati sudah lelah, kondisi fisik pun ikut memburuk.

Tidak bermaksud menyakiti diri sendiri. Tapi memang seperti itu adanya. Lain kali, jatuh cinta lah dengan wajar, nak. Jangan terlalu berharap. Kau sedang tak marah dengannya, kau hanya kecewa atas harapanmu sendiri. 

.

Seenggaknya, di setiap umurku bertambah, aku akan ingat rasa ini, patah hati sedemikian sakitnya. Menangis tak berkesudahan. Merendahkan diri sendiri. 

Bersyukurlah pernah dihujani tangis. Karena menangis untuk seseorang hanya bisa dilakukan oleh mereka yang memiliki cinta teramat dalam. 

Footer

Lorem Ipsum

Welcome

Ketika tak bisa lagi bersuara, tak sanggup berperang mulut, lewat tulisan ku sampaikan semuanya.
Powered by Blogger.