Belajar dari 2015

Hai, maaf postingannya ngebut. Sebenernya 3 postingan sebelum ini sudah dipublish, namun tidak dishare ke sosial media, karena ada satu postingan lagi yang baru selesai di tulis siang tadi. Begitu selesai semua baru dishare, ditambah tulisan ini, jadi kesannya ngebut, hehe.

Kenapa mesti belajar dari 2015 ?
Banyak banget hal - hal yang harus disyukuri tahun ini. Semua resolusi yang ditulis ketika malam tahun baru 2014 tidak ada satupun yang terealisasi. Yha, tidak ada. Kenapa ?

Menurutku, membuat resolusi itu penting. Sepenting usaha kamu dalam mewujudkannya. 
Bagiku, semua resolusi yang ku tulis pada malam pergantian tahun kemarin, tidak ada satupun yang aku upayakan. Gimana mau terwujud kalau kamunya sendiri 'nggak bergerak ?'

Alhamdulillah, Allah memberiku cerita lain.
Semua resolusi yang ku tulis, berkaitan dengan usahaku (baca: bisnis) yang baru ku bangun kemarin. Aku ingin keluar dari jalur, menjalani kehidupan yang berbeda dari seharusnya. Mungkin kalau kalian mengikuti semua postingan aku dari jaman masih kuliah sampai 2014, pasti aku kekeuh ingin jadi pengusaha. Well, pengusaha muda lebih tepatnya. Tapi Tuhan menegur atau Dia mungkin tahu kalau aku  nggak bakal sanggup menjalani proses kesana. Yha, maka dari itu Dia menunjukkan kuasaNya, aku dikembalikan ke jalan yang seharusnya. Perkara aku yang nggak berusaha untuk keinginanku atau memang ini takdir, semuanya sudah ku pertanyakan kepadaNya. Dengan semua kode - kode Nya yang muncul, membuat aku siap menerima, bahwa, inilah jalanku.

Di 2015 ada 25 postingan blog. Yang mana semua kegiatan tahun ini aku share di blog (walau ada beberapa yang nggak diceritakan). Silakan dibaca :)

Bagiku, tahun ini seruuuu.
Semuanya hampir aku jalanin. Dari mulai kondisi ekonomi yang kritis, galau masa depan, galau percintaan, susah, senang, sampai stabilnya lagi kondisi ekonomi kami, semuanya membuat aku bersyukur, bahwa sudah diberi kekuatan untuk menjalaninya.

2015 mengajarkan apa itu ikhlas, merelakan, bersyukur, rendah hati, dan tidak sombong.
Belajar menerapkan sifat - sifat tersebut yang termasuk dalam materi pelajaran PKN (dan Agama) ini ternyata susah sekali lo. Arti ikhlas di usia 20-an bukan seperti ikhlas yang ada di contoh materi buku - buku pelajaran. Susaaaaaaaaaah ternyata belajar (menerapkan) PKN itu :(

Tapi apapun itu, semuanya sudah berlalu. 
Beberapa menit lagi, tahun sudah berganti. Kita juga harus 'beranjak pergi' dari tahun ini. Siap nggak siap, besok sudah 2016.
Semoga di tahun ini semua keinginan, impian bisa diperjuangkan. Manajemen waktu, skala prioritas harus dilaksankan dengan baik. Teruslah belajar mengikhlaskan, semakin dekat dengan Tuhan, semoga urusan selalu dimudahkan. Amin.

Teruntuk 2016, semoga selalu bersahabat.

Selamat tahun baru.

Noscation #Part4

Rabu

Hari ini jadwal kami hanya mengambil legesan ijazah ke kampus, dan ke loket bus lagi untuk memastikan kebagian tiket apa enggak. Sebelum berangkat, Adek Putri mengantar Hani dulu ke stasiun kereta api. Hani pulang lebih dulu dibanding kami. Sembari menunggu dek kencur pulang, Dedek-temen kos jaman dulu- sebelum berangkat kerja dia singgah ke kontrakan dek kencur dulu. Hanya Dedek lah satu - satunya anak kos (jaman kami) yang masih setia sama Bu Atun, yang lainnya minggat semuaa. Dedek datang membawa sisa - sisa bukuku yang tertinggal dulu, kangen banget sama Dedek, sekarang dia udah kerja di KAP (Kantor Akuntan Publik), menurutku sih keren ya dia kerja di KAP, keren mungkin karena keseringan ngikutin timelinenya Pervert Auditor, hahaha
Oh iya, Dedek juga sedang melanjutkan sekolahnya di USU, jadi ceritanya temen - temen kosku dulu udah pada anak Pasca semua, Dedek: Akuntansi USU, Winda: Teknologi Pendidikan Unimed, Hani : Teknologi Pendidikan Unimed (wanna be), iya, Hani sekarang masih Tentor, katanya, tahun ajaran baru dia mau lanjut. Aaaaaaaaa besok - besok ketemu mereka udah master semuaaaaa ;(

Dedek-Ikalaraii-Kencur
Dedek yg jilbab pink
Ciyeeee auditor ciyeeee
Jam sudah menunjukkan pukul 10.00 wib. Dedek harus masuk kerja, kami juga harus buru - buru ke loket. Berpisah lagi sampai entah kapan, semoga bertemu suasananya akan selalu hangat seperti ini. Amin.

Sebelum ke loket, kami singgah ke kampus untuk mengambil hasil legesan. Lagi - lagi tidak melihat Bu As dalam ruangan, beliau sudah libur nampaknya. Kampus sunyi sangat, hanya mahasiswa - mahasiswa tingkat akhir la yang kelihatan batang hidungnya, itu pun cuma satu dua.

Matahari sudah naik di atas kepala, perut belum di isi, dan harus menuju SM Raja. Ya Allah, ampun kali kalo disuruh ke SM. Raja. Macetnya itu lo :(
Sampai disana pun mengecewakan. Ada bus tambahan namun biayanya mahal dan nggak nyampe tujuan pulak. Mesti menyambung kendaraan lagi. Jadi kami memutuskan untuk pergi dari loket. Kesal, marah, lapar, panas, bercampur jadi satu. Pokoknya moodnya 'senggol, bacok lah'.

Ditengah kemacetan, aku memutuskan untuk pulang naik motor. Aku berfikir, mungkin memang semesta menyuruhku untuk merasakan masa - masa kuliah dulu. 25 Desember 2011 aku dulu pulang ke Teluk Panji dengan mengendarain sepeda motor, dan hari itu 23 Desember 2015 semesta tidak mengijinkanku pulang naik bus (baca: nggak kebagian tiket). Yha, Dia menyuruhku merasakan pulang naik motor lagi. Adek Putri begitu aku bilang pulang naik motor kesenangan, sebab sedari awal dia mengajakku touring, tapi aku bersikeras menolak, nggak kerjaan itu pulang naik kereta, lagian darahku udah gak ada. Tapi yah gimana, ternyata semesta memberi kode, ya dijalani. Adek Putri pun senang, ongkos kereta dia bisa dia belanjakan.

Malamnya kami kembali ke loket melewati hujan deras demi memaketkan koperku. Nggak mungkin kami menunggu hujan reda, selak bus nya berangkat. Jadi yah, orangnya nggak kebagian kursi, minimal kopernya yang sampai duluan.

Kamis, 24 Desember 2015

Pukul 04.30 wib adek Putri sudah bangun, membereskan kontrakan, menyuci pakaian. Karena rumah ini akan ditinggal sampai dua pekan. Kami siap berangkat ketika jamaah shalat shubuh pulang dari masjid, dengan mengucap bismillah, kami pun memulai perjalanan.

Sepanjang jalan adek Putri yang membawa kereta. Selain akunya nggak berani, dia juga mau mencetak rekor touring perdana dia Medan - Rantau Prapat. Alhamdulillah kami sampai di rumahnya (Sigambal) dengan selamat, kami sampai sekitar pukul 13.20 wib. Total perjalanan kami 7 jam dengan singgah di Damuli 30 menit. Istirahat sebentar di rumahnya, lalu jam 2 siang aku pamitan kepada orangtuanya untuk pulang ke rumahku. Dengan diantar Dek Putri sampai di simpang, sampai aku naik ke bus yang menuju Aek Batu, berakhir sudah lah liburan ini. Tidak ada yang istimewa, aku hanya mengulang kisah - kisah dari jaman kuliah dulu. Yah, seenggaknya sudah mengobati rindu, merasakannya lagi, alhamdulillah. Semoga liburan semester depan lebih seru dari tahun ini. Amin.

Terkait cerita jaman kuliah, kalian bisa baca ini >> liburan akhir semester dan touring perdana
oh iya, baca juga ini >> Genk X cerita Ririn dan teman - teman yang lain, hehe

Terima kasih ya, sudah mampir.
Tungguin postingan berikutnya ! ^^

Noscation #Part3

Selasa

Hari ini jadwal kami adalah meleges ijazah ke kampus.
Ririn sudah fix nggak seminar hari Rabu. Jadi kami nentuin kapan ketemuan juga nggak nemu waktu yang pas. Adek Putri sudah ditelpon ayahnya terus nyuruh cepat pulang. Ummi Rani hari Selasa mesti ke sekolah ada urusan, Nurul sedang sibuk belanja keperluan pernikahannya, yang bisa cuma aku sama Ririn. Kurang seru (baca: canggung) kalau cuma kami dua, hahaha, jadi kami memutuskan untuk makan siang bareng di Tuamang aja. Iya, di Tuamang. Nggak instagram-able tempatnya tetapi ini tempat makan siang jaman kami kuliah dulu. Ternyata masih ngehitzzz aja warung ibuk ini.

Sebelum bertemu Ririn, aku ke kampus dulu.
Pengeeeeeeen banget jumpain Ibu As-dosen pembimbing skripsiku dulu-menanyakan kabar beliau sekalian meminta pendapat kalau berkarir jadi guru lebih baik sekolah PPG atau ngambil master  ?
Tapi pas sampai di kampus dosen - dosen masih pada rapat :( yaudah deh.

Lantai 1 FIS Unimed
Diciptakan untuk menolong mahasiswa
Jadi ijazah yang di leges, besok pagi baru bisa diambil. Ya gapapa la, main - main kemari lagi. Dan pas kami lagi duduk - duduk di bawah tangga, tiba - tiba datang Ahmad kawan seangkatan yang sedang bimbingan skripsi..
Ahmad habis ketemu Pak Ali dosen PS nya, trus kami ngobrol panjang lebar tentang siapa aja yang belum lulus. Ahmad makin nduuuutttttt, sambil ngobrol kami jalan ke parkiran belakang,
Tempat mahasiswa semester akhir menunggu dosen
Parkiraaaaaan
Belakang jurusan ini tempat nongkrong mahasiswa semester akhir. Dari yang dulunya nggak kenal sama anak kelas lain kalo udah semester - semester akhir tiba - tiba akrab, karena mengalami nasib yang sama. Di belakang jurusan ini ada yang nunggu dosen, nunggu ketua jurusan, nunggu sekjur, atau hanya sekedar menunggu teman. Macem - macem la. Ini ku abadikan hanya untuk mengenang, bahwasannya dulu disini, perjalanan skripsi itu dimulai.

Setelah keluar dari Unimed, kami menuju Tuamang, ternyata Ririn sudah disana lama, sudah menunggu dengan muka cemberut, hehehe. Warung makannya masih sama, menunya, penjualnya, yang berubah hanya susunan bangkunya saja. Dulu makan disini pasti bareng sama anak - anak Genk X trus ketemu anak - anak STIPAP, kemarin enggak, kan libur, hehe.
Makan disini tuh, lauknya kayak masakan mamak di rumah
 Jadi hari ini terakhir ketemu Ririn, entah kapan lagi kami akan bertemu. Semoga pas dia sidang meja hijau nanti bisa bertemu, pengen ngasih hadiah balon kuning trus sebouket bunga. Semoga jadwalnya sesuai ya, Rin. Selesai makan, kami berpisah, Ririn pulang ke kontrakannya, sementara kami pergi ke Pasar Buku Bekas. Jadi dulu beli buku bekas itu masih di Titi Gantung, depan stasiun kereta api atau di Lapangan Merdeka, sekarang lapak pasar buku itu sudah pindah di Jalan Pegadaian (Pajak Ikan lurus terus). Kemari hanya beli buku referensi IPS untuk mengajar di semester genap nanti, hehe. Buku yang dicari sudah dapat, kami melaju ke Pajus (Pajak USU), kemari cuma nyari jilbab Monochrome, hahaha, itupun nggak dapet, nggak sesuai harganya, alhasil kami duduk - duduk minum pop es. Pulang dari Pajus kami singgah di Plaza Medan Fair (aka: Kerpur) disini ngadem plus belanja - belanja lucu. 

Sepulang dari kerpur, kami langsung ke terminal bus, mesen tiket bus untuk pulang besok malamnya. Ternyata sesampainya disana tiket ke Teluk Panji sudah full. Dua loket bus kami datangi (Chandra dan KPB), dua - duanya full. Kesal rasanya, udalah macet parah, kami disuruh besok paginya ke loket untuk ikut bus tambahan. Nggak bisa dipesen via telepon, harus datang. Yaudalah, kami pulang dan langsung istirahat.










Noscation #Part2

Senin

Karena aku baru pertama kali nginap di kontrakan baru Adek Putri, malamnya aku nggak bisa tidur, masih adaptasi gitu. Tidur lama bangunnya pun kesiangan. Hari ini rencana kami nonton film barunya Raditya Dika.
Sebelum mandi, aku mengajak adek Putri ke rumah Bu Baiti, Ibu kusuk ku dulu jaman kuliah. Sudah dua tahun badan ini nggak dipegang dia. Pergi lah kami kesana tanpa menghubungi beliau terlebih dahulu. Sesampainya disana beliau terkejut melihat aku datang, langsung saja ku salam dan kami ngobrol lumayan lama. Ibu ini tukang kusuk yang berlisensi ku bilang. Dulu ketika aku dinyatakan oleh dokter bahwa payudaraku terkena tumor jinak, aku disarankan ibu kosku untuk pergi ke rumah ibu ini supaya diperiksa beliau dulu. Ternyata yang dibilang dokter tumor itu hanya pembengkakan kelenjar disekitar payudara. Disebabkan karena waktu SMA aku jatuh dari kereta nggak kusuk, jadi akibatnya terasa ketika kuliah semester dua. Alhamdulillah setelah tiga kali ditangani beliau sekarang payudaraku sehat - sehat saja. Nah, ketika beliau mengusuk badanku lagi, pas sampai bagian pinggang kiri ke bawah beliau bilang 'eh bentar, bentar, kok ada yang menyalah ini' trus aku langsung bilang 'oh iya buk, itu sakit kali belakangan ini, denyuuuuttt gitu' trus diperiksa dia, dan sakiiiiiiiiiiiiiit banget trus beliau cerita kemungkinan2 penyakitnya, akunya langsung teriak, ah gak mau ah, masak kayak gitu, trus beliau bilang, 'belum parah itu, sini dibenerin dulu, trus rajin minum rebusan daun sirsak'. Huhhhh...sampai hari ini masih lemes dan takut ngerasain ini pinggang, masih sakit, aku langsung percaya sewaktu beliau bilang daun sirsak, karena sekolah pernah kedatangan penyuluhan dari kesehatan untuk pencegahan kanker gitu, rebusan daun sirsak itu ternyata memiliki penawar racun kanker yang tinggi :(

Setelah selesai tempat ibuk itu, kami nyari sarapan, aku memilih beli mie balap, ya karena kalau beli lontong di Teluk Panji pun ada lontong, hehe. Setelah sarapan, aku bbm Ririn, minjem helm, dan Ririn saat itu sudah di kampus, jadi ketemuannya di kampus aja. Ah, setelah dua tahun hari ini masuk kampus lagiiiiiiiiiiiiiiiiii......
Masih sama, nggak ada yang berubah. Ririn nyuruh aku ke lantai 3, aku nggak mau. Canggung gimana gitu, akhirnya kami menunggu dia di depan fakultas. 
hehehe
Dan tiba - tiba ada yang manggil...
'Hoi wak'
dan aku refleks liat ke belakang
'Aaaaaaaaaaaa Ririiiiiiiiiiiiinnnnnnnnnnnnn'
kami berpelukan, dan komentarnya sama..
'Issss kau kok kurus kali wak'
nggak ku tanggepin, aku malah
'Isss udah pake hijab dia sekarangggg'
Kemudian kami bertukar kabar, Ririn bilang
Ririn: 'Berkas ku masih di meja Buk As wak, belum tahu kapan seminar'
Aku: 'Loh jadi cemana, kalo Rabu seminar harusnya hari ini kau nyebar undangan'
Ririn: 'Itu lah, isss'
Aku: 'Foto dulu wak, mana hapemu'
Dan..
(banyak diaplud, biar Ririn senang banyak mukanya disini :D )

Setelah ngobrol banyak sampai diskusi mesti nonton dimana sama adek Putri, akhirnya kami pun pisah. Ririn nggak jadi seminar hari Rabu, dan untuk kelanjutan meet up sama yang lain juga nanti dikabarin via bbm. 

Kami keluar dari lingkungan Unimed melewati pos jaga satpam yang selalu ngecek STNK setiap kereta yang lewat, jadi teringat jaman kuliah dulu :))

Awalnya kepengen nonton di RingRoad, bioskop baru. Harganya sama, cuma aku lebih berat ke Palladium, entah, hari itu kepengen ngerasain lagi nonton di Mall sunyi satu itu. Sampai lah kami di Palladium sekitar jam 1 siang. Padahal awalnya pengen nonton yang jam 12, karena setelah itu langsung ke dokter gigi, biar cepat ditangani. Tapi yah, kebagian jam setengah 3. Menunggu jam segitu kami makan dulu di foodcourtnya.

Film yang akan kami tonton ini adalah film terbaru Raditya Dika. Single. Setahunan ini aku udah lama nggak ngikutin karyanya, dia ngejuri, dia stand up, video terbaru di yutub juga nggak mesti jadi orang pertama yang liat, sering ditunda - tunda. Semua bukunya, aku punya. Filmnya aku cuma ketinggalan Marmut Merah Jambu dan Malam Minggu Miko Movie, saat film itu tayang aku di kampung, sampai sekarang nggak ngerti cerita MMJ di filmkan kayak gimana, walau sering ditayangin di tv nggak minat lihat, males, kebanyakan iklan.

Jadi syukurnya pas ke Medan, pas film Bang Dika lagi tayang, jadi mesti nonton. Di bioskop banyak banget film - film bagus; Bulan Terbelah Di Langit Amerika, Sunshine Becomes You, Ngenest, Negeri Van Oranje, semuanya ingin banget di lihat. Tapi karena nggak ada yang mensubsidi (baca: bayar masing - masing), jadi nonton film yang paling penting (menurutku) aja deh.

Wajib !!
Ada poster Ngenest di belakang
Palladium
Kesan sehabis nonton film Bang Dika yang satu ini adalah 'Bioskop Petjaaaaaahhhh !!!!'
Opening filmnya nggak terduga banget. Masih di awal - awal seisi bioskop udah kekeh2. Aku yang udah lama nggak tahu joke barunya Bang Dika jadi seruuuu nontonnya. Film - film dia sebelumnya kan sebagian udah ketebak joke nya apa, kalau ini bener - bener kejutan. Nggak nyangka. Ya ampun ekspresi dia waktu nyanyi satu lagu di mobil itu juara kali la, buat baper, hahaha. Tapi ya tetep, seisi bioskop rata - rata anak SMA dan Mahasiswa, terlepas film dia bukan level film penggemar star wars, tapi yang perlu diacungi jempol itu influence dia, setuju nggak kalau dia itu termasuk orang paling berpengaruh di dunia industri ? Karya apapun yang dikeluarin pasti ngehitzzzzz. Followersnya nggak mubazir. Dari awal nonton sampai akhir nggak ngebosenin, aku paling suka adegan pas cara Ebi meminta maaf ke Victor dan Wawan. Nangis waktu liat itu, perlu dicontoh, hehe.

Setelah selesai nonton, kami pergi ke klinik dokter gigi, Ladenta Dental Klinik. Sudah janjian via line sama dokternya. Sempat keliling - keliling juga nyari kliniknya, berkat bantuan google maps akhirnya dapet juga. Sampai di klinik disambut asistant dentist nya, aku langsung bilang sudah janjian sama Dokter shelly lalu asistantnya menyuruh mengisi daftar kunjung pasien. Ohiya, sampai disana sudah ngantri. Lebih dari 5 orang sebelum aku yang diperiksa dokter itu. Sampai lamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa kali menunggu, bosen....
Tinggal aku sendiri pasiennya
Begitu giliranku tiba, disuruh masuk ke ruangan, rada deg - deg kan. Hehehe, aku udah sering komunikasi via line sama dokter ini, tapi baru hari ini ketemu. Jadi pas masuk, dokternya langsung
'Indah ya ? Dari Labuhanbatu ? Wah masih muda ternyata'
dalem hati "emang poto profil line udah tua ya, dok :("
'Hehe iya dok'
'Guru ya ?
'Iya dok'
'Sudah PNS ?'
'Masih honor dok'
'Ooohhh, mana sini diperiksa giginya'

Nah, jadi tujuan ke dokter gigi ini untuk membersihkan karang gigi. Karena selama mengajar satu semester ini sebenernya aku mengalami krisis percaya diri. Kalau kita lagi menjelaskan materi di depan tepat di depan meja anak murid mereka kan suka memperhatikan kita ya, nah, karang gigi ku kemarin mengganggu banget. Agak nggak PD, sebisa mungkin cuek, tapi tetep ganggu. Trus juga sedih gitu walau lipstiknya mahal kalau senyum kelihatan giginya nggak bersih kan sama aja boong ya ? Jadi jauh - jauh hari sudah mempersiapkan budget buat ke dokter gigi untuk mengembalikan rasa percaya diri lagi, hehe
caption selengkapnya ada di ig ku >> ini di follow ea qaqaaa

Setelah pulang dan selesai dari dokter gigi, aku sama adek putri pulang.
Adek Putri udah merengut karena kelamaan nunggu. Hehe.
Gitu pulang aku masih ngaca terussssss, seneng lihat giginya udah bersih, hahaha, banyak yang mesti di rawat lagi kata dokternya, cuma ntar lah dok, pas kita ketemu lagi, hehe.

Sampainya di rumah, aku sikat gigi pakai Pepsodent Sensitiv Expert (bonus dari dokternya), terus tidur. Terima kasih semesta hari ini sudah diberi kesempatan bertemu dokter cantik yang menginspirasi :))))

Noscation #Part1

Yha, kenapa dikasih judul itu ?
Karena kalau Ariev Rahman punya Mamacation, aku punya Noscation. Apa itu Noscation ? Noscation adalah Nostalgia-Vacation. Karena liburan kemaren itu nggak ada hal yang baru, semuanya sudah pernah dijalanin. Cuma bernostalgia aja jadinya.

Jadi malam minggu kemarin aku berangkat ke Medan untuk main - main (baca: liburan singkat) mengunjungi kembali kota dimana aku dulu 'dibesarkan'. Malamnya buat PM sok ala - ala traveller 'all my bags are packed. i'm ready to go' halah - halah, tapi PM itu mengundang ucapan hati - hati dari Bu Leli, he he he

alamak, pertanyaan terakhirnya x_x
Sudah dua tahun tak pernah menginjakkan kaki ke Medan, rasanya kangen kali sama semua suasananya. Jauh - jauh hari sebelum libur nerima raport, aku sudah merencanakan liburanku. Siang bagi raport, malamnya berangkat. Disana rencananya nginap semingguan, karena selain main - main juga awalnya ingin nemenin Ririn yang akan seminar proposal. Jadi sebenernya jadwal yang disusun dari rumah itu seperti ini:
1. Minggu - Senin - Selasa : Main - main di Medan
2. Rabu : Seharian di kampus nungguin Ririn seminar proposal, lalu sorenya berangkat ke Berastagi merayakan seminarnya. Lalu malam kamisnya pergi ke Sidebu - debu.
3. Kamis: Seharian main - main di Mickey Holiday, sorenya pulang ke Medan.
4. Jumat - Sabtu = Main - main sekitaran kampus, jalan - jalan, foto - foto. Malam minggunya pulang.

Tapi setelah disana realitanya ?

Hari Minggu.
Minggu pagi jam 5 shubuh Bus Chandra sudah sampai di loket. Nelpon adek Putri minta jemput, dan anaknya muncul jam 6-an. Sampai di kos kangen - kangenan sama Putri dan Hani, ngepoin ini dan itu, jejingkrakan, ntah apa aja yang dibahas. Maklum, sudah 2 tahun nggak ketemu.

Itu yang di belakang cekikian
Mbak tolong la mbak jangan difotoin mbak
Nggak mau difoto, tp senyum jugak

Sekitar jam 7 isenglah diri ini ngajakin ke Berastagi, si adek yang hobi keluyuran langsung menyambut dengan antusias. Antara yakin dan nggak yakin sih ingin pergi, tapi rasa rindu akan udara sejuk sudah terlalu mendesak untuk segera ditemui. Akhirnya sekitar jam 8 kami mandi, siap - siap. Jam 9 berangkat dari kos.
Selfie dulu
Oh iya, awalnya aku nggak tahu sama sekali kalau adek Putri sekarang sudah bawa motor ke kos. Dulu pas ditinggal masih bocah, eh rupanya sekarang sudah lasak kemana - mana. Awalnya juga pusing mikirin kendaraan selama di Medan nanti, nggak mungkin minjem terus, eh tapi karena ada kereta si adek, jadi gampang lah kemana - mana. Dan hari itu aku memilih mengendarai sendiri, ingin merasakan macetnya Kota Medan (lagi), ingin merasakan serunya perjalanan ke Berastagi (lagi).

'Mbak, mbak kok naik keretanya takut - takut gitunya ?' Tanya Putri
'Biasa lah, udah dua tahun vakum' jawabku
'Wih nggak sabar aku'
'Selo aja lah di boncengan'

Nah jadi yang dimaksud Putri takut - takut itu adalah: aku kalau naik motor nggak akan pernah berani lari 80km, maksimal hanya mencapai 50km, itupun tangan dua - dua udah stand by megang rem. Trus takut - takut yang kedua, darahku nggak pernah berani melomba mobil yang depannya (padahal masih jauh) ada mobil, aku lebih baik mundur menunggu di depan kosong dibanding harus melomba. Serem -_-

Seperti biasa, setelah kereta sudah melewati kawasan hutan hujan tropis, yang mana suhu sudah mulai rendah, jalanan sudah menanjak dan berkelok, udara yang segar, pemandangan yang indah, aku teriak - teriak di atas kereta 'adeeeeeeeeeekkkkk kakak sampai sini lagiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii' sambil senyum - senyum sendiri, si adek di belakang cuma bilang 'wih si biji cabe satu ini lah, lebay kali' aku masih terus terperangah.

Nggak ada yang berubah, masih sama seperti dulu. Sama seperti rasa cintaku terhadap daerah ini. Karena sudah lama tak pernah kemari lagi, jadi detik - detik sampai ke Berastagi itu beneran aku nikmatin kali, dari simpang debu - debu itu udah excited menyambut Tahura, sampai di Tahura langsung inget perjalanan dulu semasa PPL dengan murid - murid. Begitu sampai Peceren apalagi, teringat pernah jalan kaki dari Peceren sampai Pajak Buah, dan begitu nyampe Tugu Pahlawan Berastagi rasanya aaaaaaaaaaaaa nyampe jugak. 'Dek. dek, fotoin dek'
Nyampeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee

Kota Berastagi, Minggu 20 Desember 2015
Tujuan pertama kami disini adalah Rumah Ririn. Jadi sebelum berangkat aku bm dia, ngabarin kalo kami mau dateng, karena kabarnya kemarin, Minggu ini dia di Berastagi. Tapi setelah nyampe rumahnya......
Aku: Assalamualaikummmm
Adek Ririn (AR): Walaikumsalam
Aku: Mana Teteh, Mas ?
AR: Teteh di Medan kak.
Aku: Loh, katanya kemaren disiniiiiii *langsung buka hape*
AR: Apa nggak kakak bm dia ?
Aku: Iya, ini baru kakak baca balesannya, yah, mana mamak ?
AR: Jalan santai kak..


Jadi telah terjadi miss komunikasi antara aku dan Ririn. Gapapa, yang penting di Berastagi makan gratis. Hahaha.
Selfie di Rumah Ririn
Setelah menunggu hampir setengah jam, pulang la mamaknya Ririn dari jalan santai. Kaget beliau melihat aku ada di rumah, sedikit tidak mengenali karena katanya aku kurus kaliiiiiiiiiiii, hehehe. Ngobrol sana sini, gosipin anaknya sendiri, trus berakhir lah dengan kami pamitan mau pergi lagi. Disini nggak ada foto bareng sama beliau, karena pas kami pamit beliau masih makan, segen tauuuuk foto - foto, hehe :)

Gerak dari Rumah Ririn kami ke Gundaling. Nyampe Gundaling nggak jingkrak - jingkrak, biasa aja, kesini cuma mau lihat view ladang punya masyarakat, view yang seperti karpet hijau itu looo. Dan salah banget kesini saat libur semester, penuh. Nggak kebagian spot, tapi ya tetep...
Harus selfie lah
Udah sah di Gundaling, kan ?
Selfie bersama salah satu icon Gundaling
kurang afdol kalo selfie nggak ada ekspresi begini :p
Setelah dari Gundaling, kami menuju Desa Gajah untuk berburu Sinabung. Ya, penasaraaaaaaaan banget sama keadaan Sinabung sekarang. Kami masuk dari Tugu Kol, terus menuju keeeeeee.........sebenernya pengen nyampe ke Simpang Empat trus belok kiri ke desa (lupa nama desanya) yang nanti tembusnya ke Kabanjahe, Desa Tiga Panah kalo nggak salah itu. Tapi melihat jam kayaknya ntar kesorean turun, takutnya hujan, seharian itu cuacanya mendung terussss sih, Sinabung aja antara kelihatan sama enggak. Jadi daripada kami kejauhan, akhirnya kami berhenti dipinggir jalan aja buat foto bareng Sinabung..
Udah alay belum ?
Hehehe, enaknya lihat Sinabung itu dari Desa Naman Teran, tapi desa ini kan lagi di relokasi yang mana jadi salah satu desa yang terkena dampak erupsinya. Jadi yah, alhamdulillah udah melihat ciptaan Tuhan yang selalu dirindukan.

Setelah foto - foto, kami kembali ke Kota Berastagi, nanya ke adek, si Hani di rumah dibawain apa, apa beli wajik aja, tapi kata adek minggu kemarin mereka habis makan wajik, jadi ya terpaksa singgah ke Pajak Buah, walaupun di Medan ada buah, ya seenggaknya ini buah dari sumbernya la, hahaha

Ya, Hani dibeliin ini aja
Nggak ada yg berubah
segernyaaaaaaaaa
Wajib !!
Sehabis beli mangga kami milih - milih sendal buat oleh - oleh adek di rumah. Setelah memilih sendal langsung menuju parkiran, nah disini tiba - tiba ada yang manggil - manggil, 'ndah, ndah, hoi wak' akupun langsung nyari sumber suara, ternyata itu Raniiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.......aaaaaaaa.....ketemu Ummi Rani disini, tanpa janjian. Trus la kami heboh sendiri, cerita2 singkat tentang rencana kami minggu ini, Rani buru - buru takut ditinggal mamaknya, iya dia liburan bareng keluarganya, habis cipika cipiki langsung gabung ke rombongan dia, kami pun langsun pulang, dijalan baru mikir 'kok tadi nggak foto ya?' :(
Bm Rani baru ku baca pas udah nyampe kos, belum rezeki ya wak, nggak ada fotomu dipostingan ini :p
Setelah dari Pajak Buah kami singgah ke Penatapan. Sekali - sekali ke Berastagi ya wajib lah ya minum teh manis panas disini..


Nah, setelah dari Penatapan supir diambil alih oleh adek Putri. Ternyata bocah ini udah lincah dijalanan, sebagai senior aku merasa terhina. Lebih berani dia daripada aku, sewaktu aku bilang sejak kapan sudah berani gini, si adek cuma jawab 'Mbak itu belum terlatih, masih kalah sama adek' Yawlah :(

Sebenernya semenjak lagi di Berastagi aku bales - balesan komen sama temen PPL ku di pesbuk, dan aku janji mau singgah ke rumahnya..


Setelah bales komen terakhir di atas, sampailah kami di rumah Ibu Yunia Salsalina Br Bangun ini. Kangen - kangenan, dan sama komentarnya sama mamak Ririn 'kenapa kurus kali buuuuuuuuuuuuuuunnnn' hehehe

Iya, pas kami sampai sana ternyata ibu ini sudah siap - siap mau ke Gereja. Tapi cuaca saat itu hujan rintik - rintik. Jadi abis cerita - cerita, hari semakin gelap, kami harus pulang dan beliau harus ke gereja, jadi lah kami berpisah dan bertemu lagi entah kapan. Beliau ini temen deket dulu waktu PPL di Kabanjahe.

Setelah dari rumah Bu Yunia (Padang Bulan) kami menuju Ayam Penyet Rahmat. Yha, tempat makan paling ngehitz untuk anak Unimed pada zamannya.
Kenapa ku bilang pada zamannya ?
Karena dulu semasa kuliah, mau makan itu ya pasti disini,. lagi ulang tahun nraktirnya disini, lagi buka bersama bookingnya ya ayam penyet ini, sampe keluarga dateng pun dibawa kesini. Tapi kemaren pas ku tanya sama Adek Putri gimana sekarang APR ini, jawabnya, 'sekarang Rahmat ini sunyi kak, nggak serame dulu. Anak sekarang lebih suka nongkrong - nongkrong yang tempatnya itu instagram-able'. Hmmmm....mungkin manajemen APR mesti ngikutin perkembangan zaman kali ya, kalo enggak, ya siap - siap nggak ngehitz lagi. Minimal APR ada akun instagramnya lah, karena kemaren ku perhatikan setiap mahasiswa yang main hape pasti lagi buka instagram. Semoga manajer APR membaca ini, hehe :)

Dan, setelah makan malam kami pulang ke rumah. Sempet iseng nanya sama si adek 'Indomaret yang murah dimana ya, dek?' dan dia jawab 'Di Alfa Midi aja mbak' ooo berhubung nggak pernah masuk Alfa oke lah ku iyain. Kosan adek Putri di Jl. Tuasan, jadi ngerti la ya kalo dari Aksara mau ke Tuasan kan nemu Indomaret tuh yang di pajak sore, berhubung bela - belain Alfa, jadi terus aja nggak berhenti. Ternyata jarak dari kosan ke Alfa itu lumayan jauh, jadi sempet merepet sama dek Putri kok nggak nyampe - nyampe, pas begitu nyampe aku suruh dia ikut masuk juga, karena katanya ada yang ingin di beli, males dititip - titip. Dan helm Bogo dia di taruh diatas kereta gitu aja, setelah beberapa menit di dalam dia ke luar karena katanya beli di kedai aja la, disini mahal, trus pas aku menuju kasir, dia ngabarin kalo ada yang hilang, aku nangkepnya dia ngasih tau kalau Ayam Penyet yang kami bungkus untuk Hani yang hilang, akunya nggak ambil pusing 'parah kali nasi bungkus aja dicuri, udahlah nanti beli lagi' pikirku. Ternyata, Dek Putri kok sampai cctv segala, eh eh ternyata helm Bogo dia yang hilang.

Link video >> klik disini
Bangke kali nggak ?
Gemes lihatnya. Seharian senang - senang, gitu mau balik ke kos malah kemalingan. Ini pengalaman pertama kemalingan helm. Semoga bermanfaat buatmu ya, maling !!!

Cerita untuk hari Senin dilanjut dipostingan berikutnya, ya. Sudah kepanjangan ini, hehe :)

Katanya sih: Uji Kompetensi Guru

Haloooo...
Pakabaarrr ?
Gimana UAS-nya ?

Jadi ternyata bukan hanya murid – murid saja yang baru selesai ujian, guru ipsnya juga baru selesai ujian nih.

Minggu kemaren nggak ada firasat apa – apa tiba – tiba Bu Fitri ngabarin kalo tanggal 15 kami UKG di SMK Ki Hajar Kota Pinang. Kaget dong pastinya, secara mendengar review dari guru – guru yang sudah ujian di gelombang pertama kemaren berasa gimanaaaaa gitu soal ujiannya. Setelah mendengar kabar itu aku mempersiapkan diri dengan cara berlatih soal – soal di internet. Baca – baca ini itu. Jadi intinya gara - gara persiapan UKG inilah aku baru ngeh pedagogik itu apa, astaghfirullah :(. Nyesel banget dulu nggak serius mengikuti perkuliahan SPG (Strategi Pembelajaran Geografi), PPG (Perencanaan Pembelajaran Geografi) dan EHB (Evaluasi Hasil Belajar Geografi), sekarang jadinya belajar otodidak gini. 

Sumber try out online yang ku ikuti itu dari sini >> soalukg.com trus simulasi.soalukg.com , dan tryoutukgonline.com . Cuma tiga sumber sih dan soalnya pun itu - itu aja, tapi tetep berharap minimal nyangkut beberapa gitu kek sambil belajar - belajar, daripada nggak ada persiapan sama sekali.

ini hasil tryout pertamaku
Ini yang kesekian - sekian
ini juga
apalagi ini
Dan ini
Jadi tanggal 15 itupun tiba. Aura - aura mau ikut ujian itu berasa banget dari kemaren malam. Deg - degkan lucu gitu. Soalnya udah lama nggak ikut ujian - ujian gini. Terakhir ikut ujian itu pas mau jadi agen asuransi pru dulu tahun 2013. 

Jam 11.00 Wib aku dan Bu Fitri berangkat dari sekolah menuju lokasi ujian. Sampai disana sekitar jam 12-an. Karena kami ujian jam 2 jadi kami mutusin buat ngopi - ngopi cantik dulu di daerah Kampung Jawa. Kami nggak ada bahas soal karena nggak ngerti juga apa yang mau dibahas. Aku bermodal latihan - latihan try out online sama feeling itu aja lah. 
apapun kondisinya wajib selfie dulu
melihat anak SMP yang di belakang Bu Fitri jadi teringat anak - anakku
Biar kekinian

Jam 13.40 kami kembali ke lokasi ujian, langsung masuk ruangan dan rehat bentar karena kata pengawas nunggu jam 2 pas baru dimulai. Sembari nunggu waktu berputar kami pun langsung...
Yha, untuk kenang - kenangan
Waktu ujianpun tiba. Dengan mengucap bismillah kami mulai memasukkan Nomor Peserta ke dalam kolom sebagai syarat masuk ke lembar soal. Oh iya, sebelum mengerjakan soal kami dikasih 10 soal untuk latihan - latihan gitu, disitu aku benar 8 dari 10 soal. Bentuk soalnya mirip soal - soal yang ada di internet. Cincailah.
Nah, pas masuk soal yang sebenarnya, baru lah mulai pusing pala berbie. Sepuluh soal pertama masih bisa, masih biasa aja posisi duduknya, 20 soal kemudian baru mulai gelisah, 30 soal kemudian mulai nyenderin badan ke kursi, 40 soal kemudian mulai ngetuk - ngetuk meja, 50 soal kemudian mulai main - mainan mouse, mainan kartu ujian. Mumet buk, itu yang mana itu jawabannyaaaaaa :( Bentuk - bentuk soal yang ku pelajari nggak ada yang masuk, soalnya panjang - panjang dan kayaknya untuk menjawab dibutuhkan intensive bimbel 3 bulan sih itu :'(

Jadi gosip - gosip soal UKG itu bukan hoax pemirsah, melainkan Fakta. Dan ya, guru - guru yang sudah puluhan tahun ngajar trus nggak lulus UKG jelas - jelas nggak terima lah kalo beliau dibilang nggak kompeten. Nggak lulus UKG tapi murid - muridnya udah pada jadi dokter kok ##eaaaa #kenapaharusdokter? #abaikan

Iya, jadi beneran. Bu Fitri ujian bidang studi IPA sedangkan aku IPS. Beliau jumlah soalnya 60 dan aku 80. Walau beliau soalnya kebanyakan hitungan, entah kenapa beliau yang lebih dulu selesai, pusing katanya. Jadi beliau nungguin aku yang masih sibuk berkutat dengan soal yang panjang dengan jawaban yang tak kalah panjang, daripada beliau nganggur ku suruh aja jadi seksi dokumentasiku, hahaha
LAGI SERIUS!!


Begitu aku sudah selesai, dan waktu juga sudah hampir habis, mulai lah aku memproses hasil ujianku, dan jeng jeng jenggggggggggggg..............................

Soal Pedagogik: 
Benar 11
Salah: 13
Mayaannn...

Soal Profesional:
Benar: 23
Salah: 33
APA ???
PROFESIONAL SALAH 33 ???
ASTAGAAAAAA
DASAR GURU NGGAK KOMPETEN !!!!!!!!

Malu - maluin banget memang hasil profesionalnya ini :(

Jadi total nilaiku 43, sangat jauh dari KKM yang 55.
Sungguh aku harus lebih pinter teori lagi.

Bu Fitri beliau lupa mencatat skor nilainya berapa, asal klik - klik aja tadi katanya *tepok jidat*

Selesai dari situ, kami pulang dengan ketawa - ketawa miris. Ya ampun besok di sekolah malu banget pasti ngakuin hasil ujian ini, huhuhu.

Sedikit komentar dari aku,
UKG ini menurutku sangat penting. Karena kalo tujuannya untuk memetakan kompetensi guru, wajib memang dibandrol dengan KKM 55. Tapi mohooooooonnnnn banget sebelum memaksa guru - guru wajib lulus dengan nilai segitu, mestinya ada bimbingan cara - cara menjawab soalnya. Walau soal pedagogiknya kegiatan para guru sehari - hari tapikan kami juga harus ngerti di soal itu yang mana jawaban YANG PALING BENAR. Dan untuk guru bidang studi terpadu (IPA dan IPS) seharusnya ada bimbingan juga soal yang bagaimana yang biasanya masuk, karena IPA terdiri dari 3 mata pelajaran (fFisika, Biologi, Kimia), sementara IPS ada empat (Geografi, Sejarah Ekonomi, dan Sosiologi). Jadi mestinya ada intensiv melalui kisi - kisi dari Dinas atau kebijakan untuk mengadakan intensiv di sekolah dengan mendatangkan mentor sesuai bidang studi, insyaallah banyak guru - guru yang lulus. Dari sekolah kami hanya satu guru yang lulus. Tapi itu bukan berarti guru yang lain nggak kompeten.

Semoga tahun depan ada kebijakan dari Pak Menteri untuk mencanangkan program persiapan UKG bagi para guru.Ya mirip - mirip persiapan bimbel SNMPTN lah. Atau Pak Menteri nerbitin buku BANK SOAL UKG LENGKAP DENGAN KUNCINYA. Ada video tutorialnya juga di dalem, pasti laris manis, pak.

Nah, buat adek - adek yang sedang menjalani semester 5 (5 atau 6 ya?), coba tes dosen PPG, SPG, dan EHB-nya dek suruh ngerjain soal UKG, lulus nggak. Atau kalian minta satu kali pertemuan membahas soal UKG." Ini demi masa depan almamater kita, pak, buk !! Percayalah". Bilang gitu sama dosennya, dek. Mudah - mudahan nggak digampar :D

Dan begitu aku sampai rumah tadi, mamak langsung nanya 'cemana ujiannya ? sambil masang wajah penasaran, ku jawab 'Nggak lulus kok, cuma bener 34 dari 80 soal' langsung dijawab bapak 'Malu - maluin'.

Ya emang malu - maluin sih, ya itu udah usaha terbaik. Ini UKG pertamaku, dan sebagai guru baru nggak terlalu malu - maluin lah dengan nilai segitu #eaaa #ngeles

See you!! ^^

Footer

Lorem Ipsum

Welcome

Ketika tak bisa lagi bersuara, tak sanggup berperang mulut, lewat tulisan ku sampaikan semuanya.
Powered by Blogger.