.

Tidak ada yang kebetulan di muka bumi ini. Bahkan sebuah kebetulan yang amat kebetulan adalah tetap rencana Tuhan yang tidak pernah meleset walau sepersejuta mili.

Maka, orang2 yang kita temui, kejadian2 yang dilewati, pagi, siang, malam, selalu menyimpan misteri. Ada tujuannya, ada maksudnya. 

Hei, jika kita tidak berhasil menerjemahkan tiap detailnya, karena terlalu megahnya rencana Tuhan tersebut, itu jelas bukan kabar buruk. Setidaknya pastikan saja kita sukses menysukuri tiap detik rencana tersebut. Selalu berterimakasih. Itu lebih dari cukup.


                                                                  Darwis Tere Liye

Istiqamahkan aku ya Allah

Ada perasaan yang susah diungkapkan setelah melewati liburan kemarin. Aku kebanyakan merenung tak berkesudahan. Terlintas setiap saat perasaan bersalah, bersalah sama kedua orangtua. 

Judul diatas mengingatkanku bahwa masih ada Allah tempat untuk mengadu. Yang menjadi pertanyaan, kapan aku terakhir menghadap kepada-Nya ? Kapan terakhir aku memohon do'a ? Kapan terakhir aku mendahulukan Dia ketimbang dunia ? Rasanya sudah lama aku tidak melakukan itu. 

Sebelum aku maju seminar proposal, aku selalu mendahulukan-Nya. Segala macam salat sunah kulakukan demi memohon pertolongan-Nya. Tetapi apa balasanku ? Kemana aku setelah Dia menolongku ? 

Kuberitahu padamu kawan, seminar proposalku termasuk sukses, dan bisa dikatakan sukses berat. Aku memang terlambat dari teman2ku, tapi senangnya, surat izin penelitianku lebih awal keluar dibanding mereka.   Sudahkah aku bersyukur ?

Yah, sudah. Tapi bersyukur melalui ucapan saja. Tidak melaksanakan perintah wajibnya. Sungguh ironis. Ibarat hubungan dengan manusia 'ditolong tapi gak tahu terima kasih'.

Setelah selesai seminar proposal tanggal 07 Juni kemarin aku langsung meninggalkan perintah wajibnya dengan sangat enteng. Seolah - olah aku tidak membutuhkan-Nya lagi. Hamba macam apa aku ini ?

Maghrib tadi aku melaksanakan salat taubah entah untuk yang keberapa kalinya. Disaat menghadapnya hatiku bergetar, kapan terakhir aku sujud ? Kapan terakhir aku membaca niat salat ? Kapan terakhir aku berdzikir ? Subhanallah, sungguh rasanya malu kepada-Nya.

Mengetahui aku masih bisa membaca kitab-Nya tak henti2nya aku mengucap syukur, alhamdulillah, aku masih bisa membaca huruf arab yang wajib dibaca setelah salat maghrib. Segala puji bagi Allah aku masih bisa meminta maaf kepada-Mu atas semua dosa2ku, atas semua kekhilafanku, atas semua keegoisanku, atas semua kesombonganku. Demi nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, istiqamahkan la amal baik hamba ya Allah. Amin yra.

doa shalat sunat taubah

"Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, Yang tiada Tuhan yang layak disembah selain-Nya, Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri, dan aku bertaubat kepada-Nya sebagai bertaubatnya seorang hamba yang zalim yang tidak dapat berbuat untuk dirinya sendiri sesuatu perbuatan yang mendatangkan bahaya atau manfaat, kematian atau kehidupan, ataupun kebangkitan kembali".

Ya Allah Ya Tuhanku, Engkau adalah Tuhan-ku. Tiada Tuhan yang pantas disembah melainkan Engkau yang telah menciptakan diriku. Aku adalah hamba-Mu, aku berada dalam perintah dan perjanjian-Mu, yang dengan segala kemampuanku perintah-Mu aku laksanakan. Aku berlindung kepada-Mu dari segala kejelekan yang aku perbuat terhadap-Mu. Engkau telah mencurahkan nikmat-Mu kepadaku, sementara aku senantiasa berbuat dosa, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau. Ya Allah ya Tuhan-ku, aku berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan yang aku lakukan.

                                                                                      

.

Jika hidup ini seumpama rel kereta api dalam eksperimen relativitas Einsten, maka pengalaman demi pengalaman yang menggempur kita dari waktu ke waktu adalah cahaya yang melesat-lesat di dalam gerbong di atas rel itu. Relativitasnya berupa seberapa banyak kita dapat mengambil pelajaran dari pengalaman yang melesat-lesat itu. Analogi eksperimen itu tak lain, karena kecepatan cahaya bersifat sama dan absolut, dan waktu relatif tergantung kecepatan gerbong-ini pendapat Einsten-maka pengalaman yang sama dapat menimpa siapa saja, namun sejauh mana, dan secepat apa pengalaman yang sama tadi memberi pelajaran pada seseorang, hasilnya akan berbeda, relatif satu sama lain.

Banyak orang yang panjang pengalamannya tapi tak kunjung belajar, namun tak jarang pengalaman yang pendek mencerahkan sepanjang hidup.


                                                                                    Edensor - Andrea Hirata

..




banyak cerita, banyak pengalaman.
terima kasih semesta sudah mengizinkan lukisanmu menjadi tempat favoritku.

.

Jangan pernah menjaminkan rasa kepada waktu. Ia punya masa kadaluwarsanya.

.....Pada akhirnya, semua harus memilih. Mana bisa kita terus berada di area abu - abu dan meminta waktu yang memutuskan. Tidak. Waktu tak pernah memutuskan apa pun untuk kita. Kita yang harus bersikap.



                                                                                        Life Traveler - Windy Ariestanty




Footer

Lorem Ipsum

Welcome

Ketika tak bisa lagi bersuara, tak sanggup berperang mulut, lewat tulisan ku sampaikan semuanya.
Powered by Blogger.