Noscation #Part1

Yha, kenapa dikasih judul itu ?
Karena kalau Ariev Rahman punya Mamacation, aku punya Noscation. Apa itu Noscation ? Noscation adalah Nostalgia-Vacation. Karena liburan kemaren itu nggak ada hal yang baru, semuanya sudah pernah dijalanin. Cuma bernostalgia aja jadinya.

Jadi malam minggu kemarin aku berangkat ke Medan untuk main - main (baca: liburan singkat) mengunjungi kembali kota dimana aku dulu 'dibesarkan'. Malamnya buat PM sok ala - ala traveller 'all my bags are packed. i'm ready to go' halah - halah, tapi PM itu mengundang ucapan hati - hati dari Bu Leli, he he he

alamak, pertanyaan terakhirnya x_x
Sudah dua tahun tak pernah menginjakkan kaki ke Medan, rasanya kangen kali sama semua suasananya. Jauh - jauh hari sebelum libur nerima raport, aku sudah merencanakan liburanku. Siang bagi raport, malamnya berangkat. Disana rencananya nginap semingguan, karena selain main - main juga awalnya ingin nemenin Ririn yang akan seminar proposal. Jadi sebenernya jadwal yang disusun dari rumah itu seperti ini:
1. Minggu - Senin - Selasa : Main - main di Medan
2. Rabu : Seharian di kampus nungguin Ririn seminar proposal, lalu sorenya berangkat ke Berastagi merayakan seminarnya. Lalu malam kamisnya pergi ke Sidebu - debu.
3. Kamis: Seharian main - main di Mickey Holiday, sorenya pulang ke Medan.
4. Jumat - Sabtu = Main - main sekitaran kampus, jalan - jalan, foto - foto. Malam minggunya pulang.

Tapi setelah disana realitanya ?

Hari Minggu.
Minggu pagi jam 5 shubuh Bus Chandra sudah sampai di loket. Nelpon adek Putri minta jemput, dan anaknya muncul jam 6-an. Sampai di kos kangen - kangenan sama Putri dan Hani, ngepoin ini dan itu, jejingkrakan, ntah apa aja yang dibahas. Maklum, sudah 2 tahun nggak ketemu.

Itu yang di belakang cekikian
Mbak tolong la mbak jangan difotoin mbak
Nggak mau difoto, tp senyum jugak

Sekitar jam 7 isenglah diri ini ngajakin ke Berastagi, si adek yang hobi keluyuran langsung menyambut dengan antusias. Antara yakin dan nggak yakin sih ingin pergi, tapi rasa rindu akan udara sejuk sudah terlalu mendesak untuk segera ditemui. Akhirnya sekitar jam 8 kami mandi, siap - siap. Jam 9 berangkat dari kos.
Selfie dulu
Oh iya, awalnya aku nggak tahu sama sekali kalau adek Putri sekarang sudah bawa motor ke kos. Dulu pas ditinggal masih bocah, eh rupanya sekarang sudah lasak kemana - mana. Awalnya juga pusing mikirin kendaraan selama di Medan nanti, nggak mungkin minjem terus, eh tapi karena ada kereta si adek, jadi gampang lah kemana - mana. Dan hari itu aku memilih mengendarai sendiri, ingin merasakan macetnya Kota Medan (lagi), ingin merasakan serunya perjalanan ke Berastagi (lagi).

'Mbak, mbak kok naik keretanya takut - takut gitunya ?' Tanya Putri
'Biasa lah, udah dua tahun vakum' jawabku
'Wih nggak sabar aku'
'Selo aja lah di boncengan'

Nah jadi yang dimaksud Putri takut - takut itu adalah: aku kalau naik motor nggak akan pernah berani lari 80km, maksimal hanya mencapai 50km, itupun tangan dua - dua udah stand by megang rem. Trus takut - takut yang kedua, darahku nggak pernah berani melomba mobil yang depannya (padahal masih jauh) ada mobil, aku lebih baik mundur menunggu di depan kosong dibanding harus melomba. Serem -_-

Seperti biasa, setelah kereta sudah melewati kawasan hutan hujan tropis, yang mana suhu sudah mulai rendah, jalanan sudah menanjak dan berkelok, udara yang segar, pemandangan yang indah, aku teriak - teriak di atas kereta 'adeeeeeeeeeekkkkk kakak sampai sini lagiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii' sambil senyum - senyum sendiri, si adek di belakang cuma bilang 'wih si biji cabe satu ini lah, lebay kali' aku masih terus terperangah.

Nggak ada yang berubah, masih sama seperti dulu. Sama seperti rasa cintaku terhadap daerah ini. Karena sudah lama tak pernah kemari lagi, jadi detik - detik sampai ke Berastagi itu beneran aku nikmatin kali, dari simpang debu - debu itu udah excited menyambut Tahura, sampai di Tahura langsung inget perjalanan dulu semasa PPL dengan murid - murid. Begitu sampai Peceren apalagi, teringat pernah jalan kaki dari Peceren sampai Pajak Buah, dan begitu nyampe Tugu Pahlawan Berastagi rasanya aaaaaaaaaaaaa nyampe jugak. 'Dek. dek, fotoin dek'
Nyampeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee

Kota Berastagi, Minggu 20 Desember 2015
Tujuan pertama kami disini adalah Rumah Ririn. Jadi sebelum berangkat aku bm dia, ngabarin kalo kami mau dateng, karena kabarnya kemarin, Minggu ini dia di Berastagi. Tapi setelah nyampe rumahnya......
Aku: Assalamualaikummmm
Adek Ririn (AR): Walaikumsalam
Aku: Mana Teteh, Mas ?
AR: Teteh di Medan kak.
Aku: Loh, katanya kemaren disiniiiiii *langsung buka hape*
AR: Apa nggak kakak bm dia ?
Aku: Iya, ini baru kakak baca balesannya, yah, mana mamak ?
AR: Jalan santai kak..


Jadi telah terjadi miss komunikasi antara aku dan Ririn. Gapapa, yang penting di Berastagi makan gratis. Hahaha.
Selfie di Rumah Ririn
Setelah menunggu hampir setengah jam, pulang la mamaknya Ririn dari jalan santai. Kaget beliau melihat aku ada di rumah, sedikit tidak mengenali karena katanya aku kurus kaliiiiiiiiiiii, hehehe. Ngobrol sana sini, gosipin anaknya sendiri, trus berakhir lah dengan kami pamitan mau pergi lagi. Disini nggak ada foto bareng sama beliau, karena pas kami pamit beliau masih makan, segen tauuuuk foto - foto, hehe :)

Gerak dari Rumah Ririn kami ke Gundaling. Nyampe Gundaling nggak jingkrak - jingkrak, biasa aja, kesini cuma mau lihat view ladang punya masyarakat, view yang seperti karpet hijau itu looo. Dan salah banget kesini saat libur semester, penuh. Nggak kebagian spot, tapi ya tetep...
Harus selfie lah
Udah sah di Gundaling, kan ?
Selfie bersama salah satu icon Gundaling
kurang afdol kalo selfie nggak ada ekspresi begini :p
Setelah dari Gundaling, kami menuju Desa Gajah untuk berburu Sinabung. Ya, penasaraaaaaaaan banget sama keadaan Sinabung sekarang. Kami masuk dari Tugu Kol, terus menuju keeeeeee.........sebenernya pengen nyampe ke Simpang Empat trus belok kiri ke desa (lupa nama desanya) yang nanti tembusnya ke Kabanjahe, Desa Tiga Panah kalo nggak salah itu. Tapi melihat jam kayaknya ntar kesorean turun, takutnya hujan, seharian itu cuacanya mendung terussss sih, Sinabung aja antara kelihatan sama enggak. Jadi daripada kami kejauhan, akhirnya kami berhenti dipinggir jalan aja buat foto bareng Sinabung..
Udah alay belum ?
Hehehe, enaknya lihat Sinabung itu dari Desa Naman Teran, tapi desa ini kan lagi di relokasi yang mana jadi salah satu desa yang terkena dampak erupsinya. Jadi yah, alhamdulillah udah melihat ciptaan Tuhan yang selalu dirindukan.

Setelah foto - foto, kami kembali ke Kota Berastagi, nanya ke adek, si Hani di rumah dibawain apa, apa beli wajik aja, tapi kata adek minggu kemarin mereka habis makan wajik, jadi ya terpaksa singgah ke Pajak Buah, walaupun di Medan ada buah, ya seenggaknya ini buah dari sumbernya la, hahaha

Ya, Hani dibeliin ini aja
Nggak ada yg berubah
segernyaaaaaaaaa
Wajib !!
Sehabis beli mangga kami milih - milih sendal buat oleh - oleh adek di rumah. Setelah memilih sendal langsung menuju parkiran, nah disini tiba - tiba ada yang manggil - manggil, 'ndah, ndah, hoi wak' akupun langsung nyari sumber suara, ternyata itu Raniiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.......aaaaaaaa.....ketemu Ummi Rani disini, tanpa janjian. Trus la kami heboh sendiri, cerita2 singkat tentang rencana kami minggu ini, Rani buru - buru takut ditinggal mamaknya, iya dia liburan bareng keluarganya, habis cipika cipiki langsung gabung ke rombongan dia, kami pun langsun pulang, dijalan baru mikir 'kok tadi nggak foto ya?' :(
Bm Rani baru ku baca pas udah nyampe kos, belum rezeki ya wak, nggak ada fotomu dipostingan ini :p
Setelah dari Pajak Buah kami singgah ke Penatapan. Sekali - sekali ke Berastagi ya wajib lah ya minum teh manis panas disini..


Nah, setelah dari Penatapan supir diambil alih oleh adek Putri. Ternyata bocah ini udah lincah dijalanan, sebagai senior aku merasa terhina. Lebih berani dia daripada aku, sewaktu aku bilang sejak kapan sudah berani gini, si adek cuma jawab 'Mbak itu belum terlatih, masih kalah sama adek' Yawlah :(

Sebenernya semenjak lagi di Berastagi aku bales - balesan komen sama temen PPL ku di pesbuk, dan aku janji mau singgah ke rumahnya..


Setelah bales komen terakhir di atas, sampailah kami di rumah Ibu Yunia Salsalina Br Bangun ini. Kangen - kangenan, dan sama komentarnya sama mamak Ririn 'kenapa kurus kali buuuuuuuuuuuuuuunnnn' hehehe

Iya, pas kami sampai sana ternyata ibu ini sudah siap - siap mau ke Gereja. Tapi cuaca saat itu hujan rintik - rintik. Jadi abis cerita - cerita, hari semakin gelap, kami harus pulang dan beliau harus ke gereja, jadi lah kami berpisah dan bertemu lagi entah kapan. Beliau ini temen deket dulu waktu PPL di Kabanjahe.

Setelah dari rumah Bu Yunia (Padang Bulan) kami menuju Ayam Penyet Rahmat. Yha, tempat makan paling ngehitz untuk anak Unimed pada zamannya.
Kenapa ku bilang pada zamannya ?
Karena dulu semasa kuliah, mau makan itu ya pasti disini,. lagi ulang tahun nraktirnya disini, lagi buka bersama bookingnya ya ayam penyet ini, sampe keluarga dateng pun dibawa kesini. Tapi kemaren pas ku tanya sama Adek Putri gimana sekarang APR ini, jawabnya, 'sekarang Rahmat ini sunyi kak, nggak serame dulu. Anak sekarang lebih suka nongkrong - nongkrong yang tempatnya itu instagram-able'. Hmmmm....mungkin manajemen APR mesti ngikutin perkembangan zaman kali ya, kalo enggak, ya siap - siap nggak ngehitz lagi. Minimal APR ada akun instagramnya lah, karena kemaren ku perhatikan setiap mahasiswa yang main hape pasti lagi buka instagram. Semoga manajer APR membaca ini, hehe :)

Dan, setelah makan malam kami pulang ke rumah. Sempet iseng nanya sama si adek 'Indomaret yang murah dimana ya, dek?' dan dia jawab 'Di Alfa Midi aja mbak' ooo berhubung nggak pernah masuk Alfa oke lah ku iyain. Kosan adek Putri di Jl. Tuasan, jadi ngerti la ya kalo dari Aksara mau ke Tuasan kan nemu Indomaret tuh yang di pajak sore, berhubung bela - belain Alfa, jadi terus aja nggak berhenti. Ternyata jarak dari kosan ke Alfa itu lumayan jauh, jadi sempet merepet sama dek Putri kok nggak nyampe - nyampe, pas begitu nyampe aku suruh dia ikut masuk juga, karena katanya ada yang ingin di beli, males dititip - titip. Dan helm Bogo dia di taruh diatas kereta gitu aja, setelah beberapa menit di dalam dia ke luar karena katanya beli di kedai aja la, disini mahal, trus pas aku menuju kasir, dia ngabarin kalo ada yang hilang, aku nangkepnya dia ngasih tau kalau Ayam Penyet yang kami bungkus untuk Hani yang hilang, akunya nggak ambil pusing 'parah kali nasi bungkus aja dicuri, udahlah nanti beli lagi' pikirku. Ternyata, Dek Putri kok sampai cctv segala, eh eh ternyata helm Bogo dia yang hilang.

Link video >> klik disini
Bangke kali nggak ?
Gemes lihatnya. Seharian senang - senang, gitu mau balik ke kos malah kemalingan. Ini pengalaman pertama kemalingan helm. Semoga bermanfaat buatmu ya, maling !!!

Cerita untuk hari Senin dilanjut dipostingan berikutnya, ya. Sudah kepanjangan ini, hehe :)

0 comments:

Post a Comment

Footer

Lorem Ipsum

Welcome

Ketika tak bisa lagi bersuara, tak sanggup berperang mulut, lewat tulisan ku sampaikan semuanya.
Powered by Blogger.