Happy 1st Anniversary

Hari ini setahunnya menjadi Guru di SMP Negeri 2 Kampung Rakyat.
15 Maret 2015 hari pertama masuk mengajar. Ikut upacara pertama, dikenalin oleh Bu Derma melalui pidato amanat beliau.
Banyak pengalaman baru yang didapat. Dari mulai materi, berteman dengan guru, berteman dengan murid, sampai sekarang menjadi kepala suku cabe - cabean mereka. 

Alhamdulillah untuk semua kemudahan-Nya.
Semoga setahun dan tahun - tahun berikutnya semakin seru. 
Semua kisah yang terjadi di SMP 2 sudah diabadikan dibeberapa sosial media.
Baik di instagram, yutub, blog ini, dan pesbuk. Di twitter jarang - jarang apdet tentang mereka, karena percuma nggak ada yang baca. Mereka masih jamaah Al-Pesbukiyah, kaum - kaum alay lah.

Segala sesuatu yang diposting semuanya bertujuan mengabadikan kenangan. Di jaman digital seperti ini sangat sayang kalau kegiatan belajar (baik formal/informal) hanya berlalu begitu saja. Hanya foto - foto trus diaplud tanpa ada caption tertentu. Sesekali harus diceritakan, agar anak - anak pernah merasa ada.

Semoga kedepannya punya bahan tulisan yang lebih keren dan seru. Kalau saya tidak mengajar, mungkin blog dan yutub saya tidak punya isi. Hehehe

Kalau tagline Indonesia Mengajar 'Setahun Mengajar, Seumur Hidup Menginspirasi' kalau tagline-ku Setahun Mengajar, Malah Jadi Kepala Suku Cabe - cabean aku belum punya tagline yang super duper keren kayak gitu karena Siapa Gueeeeee ??  yah masih butiran debu, cuy -_-. Belum tahu kehadiranku menginspirasi atau enggak, tapi sebisa mungkin selalu bertingkah laku sesuai norma - norma yang ada, pandai - pandai membawa dan menempatkan diri, dan tidak menjadi contoh yang buruk. Semoga selama setahun memberi kesan yang baik ke anak - anak.

Selamat setahun. Semangat berkarya !!

Sampai bertemu di LT III

Minggu dini hari

Aku yang daritadi sebenarnya nggak bisa tidur, golek sana golek sini dicampur rasa takut. Ningsih disamping kananku nyenyaaaaaaaak sekali tidurnya, sedangkan Dewi disamping kiriku juga gelisah. Sebenernya ditenda itu nggak ada yang benar - benar bisa tidur. Terbukti saat ada satu anak yang ngomong, yang lainnya nyaut. Ditambah Rizky yang ngeluh sakit perut karena belum ada makan.

Sebagai pembina yang bertanggung jawab *uhuk* aku segera keluar ngecek persediaan makanan. Sisa makanan yang dibawa Brilian ke rumah Kak Supri sebenernya masih banyak, cuma tadi sudah dijarah orang Aji dibawa ke tenda putra. Alhasil kami keluar tenda semua, karena takut, laper, dan kepanasan. Kombinasi yang cucok buat ribut.

Ohiya, tenda kami sudah dipindah ke depan lapangan. Dipindahin paksa sewaktu maghrib karena 'perintah' anak - anak. Jadi kami semua ngumpul didapur. Waktu menunjukkan pukul 02.00 dinihari. Panitia masih banyak yang begadang di depan api unggun. Panitianya nggak respon kami keluar tenda semua, minimal ditanya kenapa gitu kek, padahal jarak kami dekat, parah kali memang. Padahal mereka tahu kami tenda yang bermasalah malam itu. Tapi nggak ada rasa basa basinya sama sekali.

Singkat cerita kami mendadar telur untuk adek - adek yang belum makan. Ada insiden dari pembina putrinya saat mau menggoreng telur, yaitu matras yang ada di dapur terbakar, kalo anak - anak inget ini katanya lucu sih, tapi kalo aku biasa aja, hahaha *loh 

Selesai makan kami gosip dari mulai A sampai Z. Jam 4 Shubuh satu persatu masuk ke tenda karena mulai ngantuk. Aku juga masang alarm jam 5 supaya bangun pagi dan langsung mandi ke rumah Suci. Bok, dari sore kemaren sejak insiden belum ada ganti pembalut, bayangin penuhnya gimana -___________-

Satu jam tidur, bangun lagi langsung mandi. Kami memberanikan diri lewat belakang, karena jauh sekali kalau harus muter lewat depan. Kami melewati rumah Kak Supri gelap gulita, macam nggak berpenghuni. Aku penasaran sama keadaan adik - adikku yang tidur disana.

Sesampainya di rumah Suci, ternyata sudah rame. Anak didiknya malam minggu itu tidur di rumahnya, nggak ada yang tidur di tenda karena takut. Soalnya tenda kami samping - sampingan, wajar lah ya, masih SD. Jadi sembari menunggu adik - adik gemes siap mandi, aku menelepon Dea, kenapa kok rumahnya gelap sekali ?
Ternyata kata Dea memang lampunya dimatikan, keadaan Wisda dan Devi malam itu tidur nyenyak. Nggak ada apa - apa. Alhamdulillah lega. Malah yang ditenda yang hampir semaput ya karena nggak makan. Untung Bu Indah ngebet pulang ke tenda *uhuk

Selesai mandi, anak - anak sudah bersiap - siap mau senam. Pagi ini harus bahagia. Anggap saja kemarin hanya mimpi.

Aku yang pagi - pagi sudah dandan tetep aja beresin piring, masak nasi dan siap - siap nyanyur. Untung pagi itu ada Brilian yang bantuin. Selesai sarapan, panitia mengumumkan siap - siap peserta Karnaval. Kyaaaaaaaaa, langsung buru - buru aku mendandani Ambar. Awalnya tema karnaval dari SMP 2 itu memanfaatkan barang bekas. Jadi yang cowok memanfaatkan kardus, kami memanfaatkan koran. Tapi aku juga jaga - jaga kalau ada sesuatu dan lain hal yang membuat aku nggak bisa mendesain korannya, ku bawakan masing - masing baju ngajarku ke Ambar dan Wisda. Berhubung Wisda belum pulih keadaannya, jadi dia digantikan Rizky. Tetapi Rizky tidak memakai kostum koran melainkan memakai Batik Labusel, hanya Ambar yang jadi memakai kostum koran, itupun dandaninya dibantu sama Kak Rini dan Chintya.
Dua robot, satu manusia koran
Begitu anak - anak karnaval pada pawai. Akupun siap - siap belanja ke pekan untuk masak siang terakhir anak - anak. Hari ini perlombaannya ada P3K, Hasta Karya, Karnaval, dan Penjelajahan.

Aku sama Miftah pergi ke SP 3 untuk beli ayam. Sekitar jam 12 siang kami kembali ke perkemahan lagi karena lamaaaaa sekali ayamnya datang. Kami gitu orangnya, hari terakhir kemah harus makan enak, hehe.

Ketika sampai tenda, ternyata anak - anak penjelejahan lagi siap - siap mau berangkat.
Di tenda sudah rame anak - anak kelas IX. Untuk petugas mencuci ayam ku serahkan kepada Wildan dan Wana, sementara yang lain siapkan bumbu sopnya, masak nasi, dan sambal.


Lalu datang lah orang Jupe dan kawan - kawan. Mereka adalah kakak kelas IX yang kalo Pramuka beda kali sama adek - adek yang sekarang. Kalau anak kelas VIII ini masih malu - malu, kalau mereka malu - maluin. Lebih ceria, lebih rajin mereka - mereka. Mangkanya ketika mereka datang, pembina putripun langsung curhat, 
Dijenguk kelas IX
Cerita kemah bareng mereka bisa kalian baca disini >> Kemsama di Torgamba

Nah, singkat cerita, ketika aku sudah mempersiapkan semua makanan untuk anak - anak penjelajahan, dari mulai teh manis dingin, nasi panas, sop ayam, tiba - tiba mereka pulang dengan muka sembab semua. Mereka nangis. Aku langsung menyambut mereka dan  bertanya 'kenapa ?' jawaban mereka 'Wisdaa buuuuukk' jawab mereka serentak sambil nangis kejer. Sampai ditenda pun mereka pada nangis semua. Aku yang sudah capek - capek masak palak la ya kan ? Bukannya pada makan malah nangis, nanti ngeluh sakit perut lagi kayak nggak dikasih makan. Merepet lah aku disitu, bukan merepet lagi melainkan marah. 'WISDA NGGAK USAH KALIAN TANGISI. AIR MATA KALIAN ITUPUN NGGAK BISA NYEMBUHIN DIA. DIA UDAH ADA YANG NGURUS. PIKIRKAN DIRI KALIAN SENDIRI. MAKAN !!!! JANGAN NANGIS AJA TAUNYA ! CEMANA NGGAK DIMASUKIN SEMUA, LEMAH - LEMAH KALI KALIAN PULAK !' Emosi tingkat tinggi. Cengeng kali pulak cabe - cabean ini. Kita tahu kalau itu wujud simpati terhadap Wisda, tapi dampak untuk orang itu sendiri bahaya, gara - gara terlalu simpati lah makanya hari Sabtu itu 'kena' semua anak - anak ini. 

Yang lebih drama lagi ketika mereka datang, tenda untuk tidur sudah ku suruh anak - anak untuk membongkar. Barang - barangnya semua numpuk ditenda dapur. Jadi begitu aku selesai marah - marah ke anak - anak hujan turun sangat deras. Bukannya makan malah gotong royong nyelametin tenda agar nggak tumbang. Hahahaha.

Takut juga kemaren kena marah Pak Mugi. Kami semua kerja keras gimana ceritanya pasak tenda nggak lepas. Kakak - kakak bantara alumni SMP 2 pun turut berpartisipasi. Anak - anak yang nangis tadi sudah disuruh berteduh di teratak panitia. Ada kali sekitar sejaman lebih kami mempertahankan tenda. Itu drama terakhir lah pokoknya dalam perkemahan kemarin. Begitu reda hujannya, anak - anak pada makan semua. Selesai makan cuci piring masing - masing dan bahu membahu membereskan bekakas. 
 
Yang kerjaannya disana merepet terus -_-
Gotong royong ngumpulin bekakas
Selamatkan diri masing - masing
Setelah beres semua bekakas dikumpulin, panitia mengumumkan akan segera melaksanakan apel terakhir.
Apel terakhir sebelum pulang
Nah, setelah semua drama - drama yang kami lalui. Akhirnya sampai juga ke puncak acara. Pengumuman juara. Aaaaaaaaaaa..................
Semuanya pada bersemangat, kami pun pada merapat ke barisan anak - anak.
Pengumuman pertama ada P3K Putra, yang mana SMP Negeri 2 Juara pertamanya. Melihat gaya Abeg saat maju ke depan membuat kami para cewek - ceweknya pun heboh teriak - teriak...
Dibawah ini rekap hasil perlombaan kami. Cailah rekap.

Putra:
1. P3K: Juara 1
2. Forum Penggalang: Juara 1
3. Pidato: Juara 1
4. Wawasan Kebangsaan: Juara 1
5. Wawasan Kepramukaan: Juara 1
6. Karnaval: Juara 1
7. Kompas: Juara 1
8. Penjelajahan: Juara 1
9. Kurve Tenda: Juara 2
10. LKBB: Juara 3
11. Isyarat dan Morse: Juara 2
12. Pionering: Juara 3

Putri:
1. LKBB: Juara 1
2. Wawasan Kebangsaan: Juara 1
3. Wawasan Kepramukaan: Juara 1
4. Forum Penggalang: Juara 1
5. Penjelajahan: Juara 1
6. Isyarat dan Morse: Juara 1
7. Kompas: Juara 1
8. Pionering: Juara 2
9. P3K: Juara 2
10. Senam Pramuka: Juara 2
11. Pidato: Juara 2

Alhamdulillah, Putra Putri kami berhasil membawa pulang Juara Umum. Eh, nggak JU deng, tapi REGU BERPRESTASI TINGGI #eaaaaa #eaaaaa #eaaaa
Silau ceu :D
Jadi sistem hadiahnya itu panitia hanya menyediakan sertifikat per masing - masing lomba yang mendapat juara. Sedangkan trophy hanya disediakan 6 buah; 3 untuk Putra dan 3 untuk Putri. Seandainya per masing - masing disediakan trophy, mungkin gerobak kami nggak muat, hahaha

Foto bareng Kak Fery dulu, yang udah banyak bantuin kami selama disana
Ciyeee LKBB ciyeeee
Setelah bahagia menerima kemenangan ini, kami pun bergotong royong kembali untuk melangsir barang - barang ke pinggir lapangan dekat jalan besar. Gerobak kami mengantar anak SD dulu ke Sidodadi, jadi kami dapet bagian trip kedua. Galau.......
galau gerobaknya nggak dateng - dateng
Duduk - duduk nunggu Gerobak

Foto - foto dulu

Wisda, seseorang yg sempat menjadi trending topik
Kak Hasyim n Wisda

Gerobaknya sudah datang
Begitu adzan maghrib, begitu pulalah kami berpisah meninggalkan lapangan SP 4. Datang paling cepat, pulang paling lambat. Di gerobak kami bahagia, banyak cerita yang kami bagi sambil tertawa bersama. Sesampainya di sekolah saat adzan Isya, kami bahu membahu mengangkat perlengkapan ke gudang. Anak - anak sudah dijemput orangtuanya masing - masing. Semua pada pamit satu per-satu. Alhamdulillah semuanya sampai dengan selamat, tidak kekurangan satu apapun. Alhamdulillah.





disempetin foto bareng tiga makhluk astral ini dulu
Selesai sudah perkemahan Lomba Tingkat II. Dengan menjadi Regu Berprestasi Tinggi se-Kampung Rakyat berarti tanggung jawab kami lah untuk membuktikan apakah kami beneran layak atau tidak menyandang predikat itu di LT III nanti. Kejadian demi kejadian yang kami alami di perkemahan kemarin kami anggap sebagai pengalaman paling hebat, dari situlah kami harus belajar bahwa manusia dengan makhluk lain selalu hidup berdampingan, dimanapun berada tidak boleh sombong dan selalu menjaga kebersihan. Semoga menjadi pelajaran untuk kami semua. Sampai bertemu di LT III.

Dari Ashar sampai selesai Api Unggun

15.50 wib

Begitu Devi sadar, matanya tajam melihat ke arah belakang, kanan kiri. Posisi Devi masih di tenda dapur Putra. Setelah melihat ke belakang, dia langsung teriak - teriak, aku memegangi jempol kakinya, Pak Mugi bagian membacakan ayat, Dea memegangi tangannya, kami semua bekerja keras.

Tenda putra kami jadi tontonan.

Dea disitu sudah ketakutan, tetapi aku yang dasarnya panikan langsung ku bilang, udah pegang aja, gapapa !!
Setelah Devi sadar (baca: sudah lemas tidak teriak - teriak lagi), kami melihat Wisda menangis. Aku berfikir kalau Wisda menangis karena dia sedih melihat anggotanya ada yang kesurupan, btw, Wisda Pinru regu Putri. Waktu adzan Ashar berkumandang, kami segera mengantar Devi ke Masjid. Anak - anak yang bisa sholat juga ramai - ramai ke mesjid. Ketika melewati ibu kantin, Fyi, kami kemah di belakang sekolah Al Hidayah, belakang tenda kami, setelah melewati parit langsung ketemu kantin sekolah. Jadi pas kami mau ke arah mesjid, ibu kantin bertanya sama kami:

Bu Kantin : 'Dek, 'kena' nya dimana ?'
Me: 'Di tenda Putra buk, sebelah sana deket lapangan voli'
Bu Kantin: 'Ha itu kan, memang 'ada' disitu dek'
Me: 'Iya buk ?'
Bu Kantin : 'Iya, disitu itu blablablablabla' ibu ini menceritakan sejarahnya sampai ke...di tenda kalian juga itu 'ada', makanya ibu suka marah - marah kan sama kalian kalau kalian manjat - manjat pohon ?
Me: *aku nengok ke arah Dea dan aduh lupa sampingku siapa lagi* mereka meng-iyakan. Aku juga nggak pernah manjat dipohon belakang tenda, tapi aku pernah duduk sambil minum pop es disitu -___-

Lalu kami pamit ke Bu Kantin mau melihat kondisi Devi.
Sampainya di mesjid, ada murid yang ngadu, lupa aku siapa, dia bilang 'Buk, tadi Devi pas masuk Mesjid marah - marah, dia bilang 'Ini rumah Allah kok dikotori?', gitu buk' akunya nggak menjawab, hanya melihat kedalam mesjid, Devi masih sholat.

Setelah selesai sholat, ada Bapak Mukijo, orang yang dituakan di Mesjid itu yang mengobati Devi. Dari kejadian ini aku baru tahu kalau Devi memiliki indera keenam, eh, semacam indigo gitu. Sewaktu diobati Devi protes karena rumah Allah kenapa dikotori ? Dia protes dengan suara tinggi ke Pak Mukijo, yang berakhir kami semua harus kerja keras membersihkan lingkungan mesjid. Pak Mugi menyuruhku untuk memanggil semua yang ada di tenda, baik putra maupun putri untuk ke mesjid membersihkan lingkungan mesjid.

Selagi aku mau jalan ke tenda putra, tiba - tiba ada murid yang teriak 'Abeeeeeeeeeeeeggggg' dan spontan si Abeg langsung lari ke arah kami. Abeg ini Daniel. Dia baru bisa hadir karena pagi tadi harus ikut OSN. Diapun menyalamku, dan refleks kupeluk (baca: ketekin) sambil jalan dalam keadaan tangan kami masih bersalaman. Kami berjalan menuju jualan Pop Es. Padahal tadi niatnya ke tenda Putra, jadi beli Pop es :(

Setelah beli Pop Es kami kembali ke Mesjid. Abeg hanya bertanya kenapa Devi kok bisa gitu ? 
Sesampainya di mesjid, Miftah dan Indah juga sudah sampai. Bukannya bahagia kami pasukan sudah lengkap, malah sedih karena Wisda juga tiba - tiba aneh semenjak habis nangis. Wisda menjadi pendiam, kaku, dan tatapan matanya mengerikan.

Wisda lagi dikerubungi teman - temannya
Pasukan kebersihan
Ngutip sampah
Setelah Devi sembuh, kami kembali ke tenda Putra. Dea disini sudah lemes, katanya pundaknya sebelah sakit. Aku hanya bisa ngusuk - ngusuk, kirain pegel karena kaget tadi. Wisda sepanjanga jalan masih diam dan aneh.

Sampai di tenda Putra, Devi dan Wisda diproses Pak Mugi. Sementara kami yang lainnya malah ikut senam. Dari mulai Goyang Dumang sampai Famire di lapangan voli, misah dari peserta yang lain. Hehehe...

Selesai senam, kami berkumpul kembali ke tenda putra, dan disinilah terungkap bahwa......................jeng jeng jeng......
Oke disini aku off the record, nggak akan memceritakan semua apa yang dialami anak - anakku. Suasana dari jam 5 sore sampai jam 11 malam adalah suasana malam minggu paling menyeramkan sepanjang aku menjalani malam minggu. Nggak ada yang namanya api unggun. Peserta lain merayakan kemeriahan api unggun, aku di rumah kak Supri mengurusi anak - anakku yang lemah tak berdaya. Pengalaman yang super duper menakutkan.

Malam setelah api unggun, hanya ada satu perlombaan, yaitu; Forum Penggalang.
Peserta dari regu Putra : Adri dan Musa
Peserta dari regu Putri: Devi dan Rizky

Devi segera digantikan Amoy karena keadaannya yang tidak memungkinkan.

Setelah semua anak - anak tenang diobatin Pak Azhari atau Abah, fyi, Pak Azhari ini orang yang paling paling disegani di Desa ini, bahkan bukan hanya di desa ini saja, seseberang berumun pasti tunduk ketika bertemu beliau. Ternyata Abah sudah berpesan bahwa lokasi tenda kami salah satu lokasi yang paling rawan. Ketika selesai sholat Jumat kemarin Abah bertanya siapa yang menempati lokasi itu, kemudian dijawab Panitia 'Anak SMP' 'Yaudah, jangan dikotori' itu pesannya. Tetapi panitia tidak ada menyampaikan apapun kepada kami perihal ini, agak kecewa juga dibagian ini, minimal diberi nasihat bahwasannya jaga kebersihan, jangan manjat - manjat gitu kan enak, tapi sudah terlanjur, mau diapain lagi. 

Abah mau datang, karena kondisi anak memang sudah parah sekali. Dari sore beliau dihubungi tidak mau hadir membantu pengobatan, karena kata beliau 'kan sudah diingatkan', malam sekitar pukul 10.00 wib lah beliau baru hadir melihat anak - anakku yang sudah............sedih sebenarnya melihat keadaan Wisda disini.

Ketika Abah sampai rumah Kak Supri, Devi yang semenjak sore menjadi perantara 'seseorang yang lain' mengatakan, bahwasannya, yang memasuki tubuh Wisda sudah lari ketika Abah baru sampai depan pintu. Takut. Disitulah Wisda baru diam, tidak kaku dan tidak teriak - teriak lagi.

Begitu sudah semua disembuhin, aku ditugasin Pak Mugi untuk menjaga mereka semua. Tidur bareng mereka di rumah Kak Supri. Aku yang masih takut melihat Wisda, fyi nih, Wisda sudah sembuh, tapi masih bukan Wisda, gelagatnya masih aneh, tatapan matanya masih lain. Spontan aku menolak menjaga mereka. Aku yang sudah mikir entah kemana - mana berterus terang ke Pak Mugi kalau aku takut. Pak Mugi disitu memarahiku karena aku nggak boleh menunjukkan rasa takut didepan adik - adik. Tapi aku masih kekeuh bahwasannya aku mau pulang ke tenda. Untungnya ada Rini anak kelas IX yang bersedia menjaga adik - adiknya. Angkat topi untuk keberanian Rini.

Aku, Brilian, Anggi pulang diantar oleh Fery dan kawan - kawan ke tenda. Sampai ditenda adik - adik sudah pada tidur semua. Aku pun berusaha untuk tidur, tapi nggak bisa. Pengen nangis karena sudah ninggalin adik - adik. Kejadian - kejadian dari sore sampai malam masih terus berkelebat dipikiran yang membuatku semakin susah tidur.

Lomba Tingkat II #Day3

Sabtu, 05 Maret 2016
Hari yang tak terlupakan seumur hidup.

Pagi - pagi jam 4 sudah bangun seperti biasa langsung numpang mandi. Begitu siap mandi menuju tenda langsung nyari hape buat segera mengirim pesan ke anak - anak peserta OSN; Miftah, Indah, dan Daniel. Anak - anak pramuka yang lain juga ku suruh mengucapkan semangat. 

Pagi itu aku seneng liat anak - anak, karena mereka memimpin senam Wackle. Bangga nggak sih looo anak looo jadi instrukturnya, hehehe. Pagi itu selesai senam mereka langsung sarapan pagi, setelah sarapan pagi aku merepet ke anak - anak karena tempat cucian piring kotornya minta ampun. Jorok. Aku marah - marah,, 'KOK JOROK KALI NYA JADI ANAK GADIS, BEKAS - BEKAS NASI ITU DIKUMPULIN DULU JADI SATU BARU DIBUANG, BUKAN LANGSUNG DIBUANG KAYAK GINIII !!!! HABIS LKBB BERSIHKAN INI !!!' Wih, emosi waktu pagi itu, mereka ada yang cuek, ada yang biasa aja, ada yang pura - pura pergi, ada juga yang takut. Kesel kali, ini kali kedua aku berangkat kemah keluar bareng anak - anak. Dulu berangkat sama kelas IX mana ada yang se-males mereka, kelas VIII ini ampuuuunnnn.

Pembina putrinya juga stresss karena kompor yang bisa hidup cuma kompor pinjeman wakasek, lamaaaaa jadi siap masak. Anak - anak pun terpaksa nggak minum teh manis panas pagi - pagi karena nggak keburu lagi. 

Selesai sarapan, panitia mengumumkan bahwasannya lomba Pioneering Putra dan LKBB Putri segera dimulai. Jadi anak - anak ku suruh siap - siap, dan langsung ku suruh mereka menempah pin nama biar kece kayak anak kelas IX dulu. Setelah selesai nempah pin nama, mereka latihan dulu.

Aku yang notabene disana menjadi orang dapur, jadi anggota yang nggak ikut LKBB ku perintahkan untuk membersihkan tenda, nyuci piring, sementara aku dan Dela pergi ke warung untuk belanja sayur yang akan dimasak siang nanti. Saat perjalanan mau ke warung, kami ketemu Devi, Anjas, Amoy sedang membersihkan mesjid. Rajinnyaaaa.....

Begitu pergi ke warung aku berpesan kepada Dewi untuk masak nasi, dengan ancaman aku pulang nanti harus sudah siap. Anak - anak ini kalo nggak diancam lelet kali kerjanya. Setelah pulang dari warung, nasi sudah dimasak di periuk, tinggal mindahin ke dandang, aku dan anak - anak yang nganggur ngerajangin sayur, dan menyiapkan bumbu. Setelah nasi sudah masak, sayur mulai diolah, selanjutnya tinggal nyambel. Disaat menunggu gini, tenda ku tinggal sama anak yang nganggur, karena aku mau lihat anakku yang lagi pionering. Setelah melihat pionering, aku singgah ke tenda cowok, ketawa - ketawa sebentar disitu, lalu terdengar panitia memanggil nomor peserta regu putri kami, spontanlah ku ajak anak - anak cowok yang ditenda untuk keluar semua melihat dan mendukung regu putrinya.

Alhamdulillah lancar jaya regu putrinya melaksanakan tugas paling bergengsi ini; LKBB. Kemudian mereka kembali ke tenda untuk istirahat. Lalu panitia mengumumkan segera bersiap - siap, Pionering Putri dan LKBB Putra. 

Sewaktu NPP regu Putra kami dipanggil, kami para cewek - cewek heboh berhamburan dari tenda. Yaealah penyemangat gitu looooo.....
Tapi regu Putra kelihatan sekali wajah tegangnya. Dan ada beberapa kesalahan yang mereka lakukan dalam barisan, bagusan regu Putrinya lah, hahahah. Tapi gapapa, regu cowok kami ancur, ada yang lebih ancur kok, wkwk

Selesai LKBB Putra maju, aku kembali ke tenda lagi untuk menyiapkan makan siang. Sehabis Pionering makan bareng - bareng lagi. Lama juga siapnya Pionering, waktu lomba untuk tali temali ini dua jam sendiri. Jadi begitu makan siang sudah siap, anak - anak sudah selesai sholat, aku menyerahkan tugas kepada Amoy untuk memastikan teman - temannya makan semua. Akunya bobo siang dulu. Panasssssss kali, dan capek juga sobbbbbb.

Aku ngelurusin badan ada kali sekitara sejaman lebih, bodo amat la mau terjadi apa, selagi tidur juga aku nunggu - nunggu kabar dari anak - anak yang ikut OSN, kok nggak ada kabar ini, udah siap ujian belum ? Kangen juga sama Abeg, dia bisa jawab soal IPS nggak yaaaa ??

Ngelurusin kaki, sob
sepiiiii
suasana tenda
Pas lagi asik - asik tidur, ada lagi anak - anak yang buat emosi. Jadi perlombaan Isyarat (Semaphore, Sandi Morse) dan Navigasi (Kompas) akan dimulai. Nah, yang sudah ditugasin ini nggak siap, jadi kayak mau ngundurin diri gitu, apa nggak palak awak dengernya, Pak Mugi pun terpaksa turun tangan. Jadi Devi yang awalnya nggak peserta dipaksa jadi peserta buat membantu Isyarat. Ughhh, geregetan kali sama yang nggak siap, kesal kali denger alasannya. Pas masih tidur - tidur tiba - tiba yang ikut Isyarat pulang, Devi dan Laila pulang dengan muka cemberut. Devi yang selalu bisa diandalkan cuma protes 'aku kalo udah nggak niat ya udah, nggak bisa la itu' yang satu lagi la ku repetin 'mangkanya kalo udah dikasih tugas itu ditanggung jawabin, jangan banyak alasan !!'

Bangun dari tidur siang, aku terkejut kalo dapur sudah bersih. Tempat cucian piring bersih, rajin - rajinnya bocah ini, mungkin segan kali ya kalo diliatin kerja, pikirku dalam hati.

Waktu itu batere Nokia ku lowbat, trus aku nanya ke Devi
'Dev, bawa charger Nokia nggak ?'
'Sama Anjas buk, nanti ya ku tanya'

dan kemudian aku siap - siap buat masak makan malam. Begitu aku mulai ngambil periuk, pergi lah semua bocah - bocah yang ada di tenda, merepet lagi lah aku 'TENGOK ITU LA HA, GITU ORANG MAU MASAK KABUR SEMUA KALIAN !' trus Devi permisi 'Buk, kami ke tenda putra bentar ya buk, tapi mau minjem charger' yalah, walau alasan sebenarnya bukan minjem charger tapi yaudalah...

Sewaktu masih merepet sendiri, tiBa - tiba anak kelas IX datang ke tenda kami. Lina, Winda, dan kawan - kawan. Ku pekerjakan aja mereka ini buat masak untuk makan malam adek - adeknya.

Begitu aku duduk - duduk siap masak nasi, tiba - tiba Wulan datang ke tenda ngadu..
'Buk, Devi pingsan buk di tenda cowok'
'Alah LEBAYYY'
'Buk, betul loh buk, tadi dia sama Wulan trus tiba - tiba jatuh'

Aku setengah nggak percaya langsung menuju ke tenda cowok, bener aja si Devi tak berdaya. Aku yang nggak punya pengalaman dalam menyadarkan orang yang pingsan hanya bisa mengambil tindakan yang mainstream, buka jilbab, buka ikat rambut, kusuk - kusuk, kasih fresh care ke lobang hidungnya. Begitu dia sadar, disini lah semua cerita itu dimulai............

Lomba Tingkat II #Day2

Jumat, 04 Maret 2016

Jam 5.30 pagi selesai mandi. Ngantri bok. Begitu balik ke tenda langsung siap - siap masak buat sarapan. Selesai masak anak - anak harus pindah lokasi tenda, karena sebenernya arah yang kami bangun pertama itu salah. Tapi itu urusan mereka, begitu selesai masak aku menuju tenda putra, bantu - bantu masak sedikit. Lokasi tenda kami yang baru dekat dengan sumber air, walau harus melewati titi darurat ya gapapa la. Dekat pohon yang oke buat foto - foto dan duduk - duduk.

Hari Jumat, peserta kemah pada berdatangan satu per satu. Di samping tenda kami ada SD Negeri Teluk Panji Bom, yang mana ini adalah anak - anak dari Bu Suci, teman yang rumahnya menjadi tempat menumpang mandi. Peserta perkemahannya dari seluruh sekolah yang ada di Kecamatan Kampung Rakyat. Yang absen hanya SMP N 3 Kampung Rakyat, entah, sudah lama berdiri tapi belum punya anak pramuka. 

Hari itu kami kebanyakan santai, yaiyalah, secara kami datang duluan, jadi rata - rata kami hanya istirahat dan sesekali membantu tenda - tenda sebelah. Depan dan belakang tenda kami anak - anak Al- Hidayah, yang mana mereka adalah tuan rumahnya.

Singkat cerita, jam 3 sore, apel segera dimulai. Ah elah, tau jam 3 sore mending dateng hari Jumat aja ya, nggak ngerasain hororrrrrr. Aku segera berganti seragam pramuka dan bergabung dengan Kamabigus - kamabigus lainnya (Baca: Kepala Sekolah). Selama apel berlangsung nggak ada kesan yang berarti, biasa saja. Setelah apel, kegiatan dilanjutkan dengan lomba senam, tapi untuk regu Putra dulu. Begitu regu Putri sudah dimulai, khususnya yang maju NPP 21, NPP >> (Nomor Punggung Peserta) kami yang nganggur ditenda segera merapat dekat dengan peserta lomba dari regu kami untuk menyemangatinya. Lomba Senam Pramuka dengan durasi lagunya 13 menit membuat kami banyak ketawa - ketawa melihat mereka yang kadang nggak kompak, melihat ketegangan ataupun kepedean dari para peserta, puncak kami kekeh - kekeh saat melihat Wisda menyampakkan sepatunya saat senam masih berlanjut dikarenakan tali sepatunya lepas, spontan kami semua ketawa terbahak - bahak, begitupun dewan juri, bagian ini tidak ada foto, adanya video, belum diaplud, besok - besok ya, haha.

Selesai senam, kami semua pada pergi menyelamatkan diri masing - masing untuk membersihkan diri. Aku dan sebagian anak - anak pergi ke rumah Bu Suci, sebagian lagi mandi di mesjid. Sampai ditenda, semuanya sudah selesai makan malam dan siap - siap perlombaan pidato, wawasan kebangsaan dan kepramukaan. Deg - deg kan, euyyyyy.

Pidato dari regu Putra di wakilkan oleh: Nashir
Wawasan Kebangsaan dan Kepramukaan diwakilkan oleh: Musa dan Adri
sedangkan,
Pidato dari regu Putri di wakilkan oleh: Rizky
Wawasan Kebangsaan dan Kepramukaan diwakilkan oleh: Rizky dan Devi

Di sela - sela menonton peserta Pidato, tiba - tiba Musa bertanya:
Musa: 'Buk, Asean berdiri tanggal berapa buk ?'
Me: 'Hah, mau ngapain ?'
Musa: 'Tadi aku denger pertanyaan wawasan kebangsaannya kayak gitu'
Me: 'Wih, nggak tau lo ibuk kalo Asean :('
Musa: 'Pertanyaannya seputar Asean sama PBB'
Me:' Wuih, blank ibuk, Asean kelas IX, mesti googling dulu'
Musa: 'Yaudalah buk, nanti ada mata - mata kami kena Disk pula'

dan saat itu aku merasa menjadi guru IPS yang nggak berguna *nangis kejer*

Awalnya kami bingung, peserta dari regu putri kami ada yang tabrakan jadwalnya, ada jadi peserta pidato sekaligus wawasan kebangsaan, jadi ku suruh Fery untuk bilang ke MC, NPP 21 dilewatkan dulu karena masih ikut lomba yang lain. Untungnya Panitia baik, dikasih waktu tambahan, Rizky juga sudah diijinin keluar kelas untuk ikut lomba Pidato. Peserta Pidato nggak bisa digantikan, karena jagoan kami memang Rizky, dia sudah expert dipanggung soal pidato - pidatoan, ciri khas ekspresinya itu nggak ada yang bisa menggantikan. Alhamdulillah walau dia malam itu tugasnya jadi double tapi tema pidato yang disampaikan nggak ada yang meleset sedikitpun, dia juga nggak kelihatan menghapal, keren la.

Selesai pidato kami kembali mengantar dia ke kelas untuk masuk lagi ikut lomba wawasan kepramukaan, tapi kata panitianya, satu regu menjadi satu orang juga gapapa, karena waktunya juga sudah mau habis. Nah, kami jadi rame - rame menunggu Devi selesai lomba, begitu dia keluar kelas, ekspresinya kecut, dia ngeluh, 'wih buuuukkkk, wawasan pramukanya aku nggak ada yang tauuuuuuuuuu :(' sembari jalan ke tenda dia ngeluh, tapi ada pengobat hati, dia bilang,
Devi:  'Oh buk, wawasan kebangsaannya IPS semua lo yang keluar', 
Me: 'Apa soalnya ?'
Devi: 'Wih buk enak kali' tiba - tiba dia jadi semangat lagi 
Me: 'PBB bukan yang keluar ?'
Devi: 'Iya, cuma itu lah yang kami nggak tau, 20 soal, cuma 3 soal yang kami nggak tau, yang lainnya gampang - gampang'
Me: 'Apa rupanya ?'
Devi: 'Kota apa yang di bom oleh Amerika Serikat saat Perang Dunia kedua, trus siapa ketua BPUPKI, apa kepanjangan PPKI, siapa ketua PPKI, siapa yang ngetik naskah proklamasi, wih buk picing mata la kami ngerjainnya. Ribut kami sama Rizky di kelas buk, ku bilang sama Rizky, udah kau diem aja'
Rizky: 'Iya buk, diginikkannya mukaku' meragakan ngusap muka
Me: 'Alhamdulillah'

Disaat itu, aku merasa sangat berguna menjadi guru IPS *jingkrak jingkrak*

Fyi, kenapa anak - anak bisa PD bilang gitu, karena soal yang dikasih panitia adalah materi kami sebulan yang lalu. Mereka hapal betul karena kami belajarnya dengan bermain drama, makanya mereka berani bilang picing mata, ha ha ha :p

Malam itu kami tidur dengan nyenyak. Beda 180 derajat dengan malam sebelumnya. Malam itu lapangan sudah rame. Tenda kami sudah punya teman, kami tidak tidur sendiri lagi.

Lomba Tingkat II #Day1

*kretekin jari*
Mari saatnya menulis pengalaman luar biasa saat kemah kemarin.

Here we goooooooooooooo......

Senin, 29 Februari 2016

Awal membuat surat permohonan kendaraan ke salah satu perusahaan yang ada di desa ini, aku menuliskan tanggal penjemputan 'Jumat 04 Maret 2016'. Begitu meminta tandatangan pembina putra (baca: Kak Mugi) beliau bilang 'Bro, salah ini, kita berangkat Kamis aja, biar nggak buru - buru nanti disana'. Well, karena aku juga salah menulis tanggal surat, terpaksa aku membuat surat yang baru lagi.

Rabu, 02 Maret 2016

Sepulang sekolah, aku langsung siap - siap kembali ke sekolah untuk membantu mengecek perlengkapan barang - barang yang harus dibawa esok hari. Anak - anak ku suruh datang jam 13.20. Hari ini latihan mereka yang terakhir, dan juga hari terakhir mereka mencari bambu, pasak, dan lain sebagainya. Hari ini Pak Mugi menitipkan sepenuhnya kepadaku, karena beliau harus ke Kecamatan untuk mengantar berkas anak - anak yang akan berangkat Jambore Nasional Agustus nanti. 

Perlengkapan piring sisa - sisa kemah di Torgamba sudah kami cuci. Tenda biru untuk dapur sudah dipinjam. Tugas sudah dibagi masing - masing. Saatnya pulang ke rumah untuk packing keperluan pribadi.

Kamis, 03 Maret 2016

Hari yang sangat hectic.

Pagi hari sudah excited banget. Hari ini berangkat kemaaaaaaaahhhhhh.
Istirahat pertama memastikan surat kemarin di acc atau enggak. Alhamdulillah acc.
Jam ketiga keempat di hari Kamis itu aku kosong. Jadi di jam - jam itu kami pada bingung karena kompor gas kami nggak ada. Yha, NGGAK ADA PEMIRSAH. Kompor yang kami bawa kemah ke Torgamba kemarin tungkunya hilang. Kompor bawaan sekolah sudah karatan dan kayaknya nggak bisa dipake lagi sih. Ditengah - tengah bingung masalah kompor, Bu Wakasek akhirnya berbaik hati menawarkan pinjaman kompor 'Oh In, Ibu ada di rumah kompor nggak dipake, masih baru. Tapi cuma satu tungku, bisa itu ?' mendengar itu ya langsung disambut, 'Ya bisa kali buk, kami boleh pinjem buk ?', 'Yaudah, nanti ambil aja ke rumah', alhamdulillah, urusan kompor beres.

Les terakhir aku masuk di kelas VIII-1. Yang mana peserta kemah 90%-nya dari kelas ini. Jadi hari itu sama sekali nggak semangat buat ngajar, karena bawaannya udah pengen naik gerobak aja menuju bumi perkemahan, hahaha. Tapi karena hari itu ada dua kelompok lagi yang belum maju, jadi kami memutuskan untuk melanjutkan presentasi, selesai presentasi kami cerita - cerita persiapan lagi. Jam berapa nanti harus tiba di sekolah. Apa aja yang kurang.

Di les - les terakhir, aku merasa ada yang aneh sama pinggangku, kayak mau haid gitu. Disitu aku langsung bilang ke Devi, siswa yang duduk di depan meja guru 'Dev, pinggang ibuk pegel kali, kayaknya mau dapet la ini', 'Hah, nanti cemana disana buk ?', 'Ya nggak tau', 'Untung aku udah siap'.

Begitu lonceng berbunyi, murid - murid pada berhamburan pulang. Aku pun langsung siap - siap beli Asam Mefenamat, pereda nyeri haid, belum ganti baju langsung makan, trus minum obat itu. Selesai makan langsung mandi, dan voilaaaaaaaa beneran dapet. Bangke banget.

Februari kemaren beneran absen nih haid, beberapa kali kena PHP-in, setiap sakit pinggang kirain haid eh ternyata enggak jadi. Dan disaat mau berangkat kemah gini, disaat harus tidur dialam bebas, dia malah datang, asajkdjkahiohkdnskjdosjjkojkfd rasanya, aaaaarrrrgghhhhhhhhhhhh

Tetapi karena hari itu sibuk banget, jadi nyeri haidnya lumayan nggak terasa. Begitu siap mandi langsung men-sugesti diri buat kuat, harus kuat, jangan lemah, jangan mau diperbudak oleh darah, dan berulang - ulang kali harus ngerepekin pinggang, nggak boleh sakit, nggak boleh sakit, apapun ceritanya nggak boleh sakit.

Jam 13.20 wib aku melangsir barang - barangku ke sekolah. Menjemput kompor gas ke rumah Bu Wakasek, membeli makan plus rokok supir. Menunggu anak - anak yang lain datang. Begitu gerobak datang kami pun bergotong royong mengangkat perlengkapan naik ke gerobak. Anak - anak yang berangkat totalnya ada 31 orang. Tapi 3 orang menyusul di hari Sabtu; Miftah, Indah, dan Daniel harus berjuang menjadi peserta OSN tingkat Kabupaten dulu. Jadi yah, mereka sedih gitu waktu kami tinggal pergi duluan. Hehehe. Jam 15.12 wib, kami berangkat, see youuuu SP 4.

16.21 wib, kami sampai di lokasi perkemahan. 
Masih kosong. Belum ada apa - apa. Bahkan rumput masih tinggi - tinggi. Panitia belum siap lah intinya. 
Kami datang cepat karena (kalau nggak salah) di undangan itu susunan acaranya apel paginya hari jumat jam 9 gitu. Jadi daripada pagi - pagi harus buru - buru, ya nginep aja lah dulu semalam.

Hari menjelang sore, regu putra mendirikan tenda sendiri, begitu juga regu putri. Kami para pembina duduk - duduk manis yang nggak bisa disebut manis juga karena aku lagi senggugutan :( akunya keburu stresss karena harus ganti dimana, jarak ke rumah warga ternyata jauuuuhhh, dan nggak kenal :( lain cerita kalo tadi bersih, huhuhu

Begitu jam menunjukkan pukul 6 sore, Pak Mugi menyuruhku bergabung ke tenda putri dan mengajak anak - anak makan bekal masing - masing. Suasana mulai gelap, matahari perlahan - lahan tenggelam, di lapangan itu, hanya ada dua tenda dan jaraknya berjauhan, gelapnya minta ampun, sunyi sekali, berasa kemah di hutan belantara, untung hari itu banyak anak - anak yang juga lagi nggak bersih, jadi ada temen jaga tenda ketika yang lain harus pergi sholat.

Selesai sholat, Pak Mugi pamit untuk pulang ke rumah sebentar, Fyi, SP 4 dan Sidodadi itu jaraknya kurang lebih 6 Km, dengan jalan yang susah diakses untuk motor matic. Sewaktu sore Pak Mugi bilang nanti dia mau pulang bentar, aku berasa oke oke aja, tetapi pas hari sudah gelap trus beliau mau pulang, rasanya deg - deg kan, karena aku juga takuuuuuuuuuuuuutttttttt :( tapi malam itu kami biasa - biasa aja, aku heran sama anak - anakku, nggak ada takutnya sama sekali. Usai Maghrib, kami yang tadi jaga tenda permisi gantian untuk ke kamar mandi, aku yang jalan mau ke rumah Kak Supri aja berasa serem - serem gimanaaaaa gitu, tapi dibawa enjoy aja. Usai dari kamar mandi, kembali ke tenda, anak - anak pada duduk - duduk di luar tenda sambil main hape dan bercanda - bercanda, ada juga yang ngaji, malam itu bintangnya banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkk sekali, cantik langitnya, asli, nggak ada polusi cahaya sedikitpun, bener - bener lagi di hutan belantara pokoknya.

Malam itu aku menelepon Bu Suci, temennya temenku yang tinggal di SP 4 menanyakan rumahnya dekat nggak sama lapangan ini, kalo dekat mau numpang mandi. Alhamdulillah dekat.

Jam 10 malam, anak - anak ku paksa masuk ke tenda, nggak boleh lagi ada yang diluar. Waktunya tidur. Diantara mereka ada yang ngeyel, alasan belum ngantuk lah, panas lah, tapi demi keamanan, semua harus masuk, itu malam jumat cuy, ini anak - anak pada nggak punya takut memang x_x

Pembinanya penakut -__-
Ketika anak - anak sudah masuk tenda, aku langsung sms Kak Fery. Fery ini alumni Pramuka SMP 2 yang mana di perkemahan kemarin termasuk salah satu orang penting, jadi malam itu dia sudah ada disana. Aku minta tolong buat jagain kompor, kenapa ? Karena baru tenda kami yang hadir, nggak menutup kemungkinan kalau ada yang iseng nyuri kompor, kalo tabung gas sudah kami masukkan ke dalam tenda. 

Malam itu anak - anak ributnya minta ampun. Salah satu anak ada yang disms oleh warga sekitar yang isinya 'kalian hati - hati, di tenda kalian itu angker' dan si anak yang dapet sms membacakannya kuat - kuat, lalu disambut dengan anak - anak lain, 'alaahhhh, bilang, kami nggak takut' pembina putri hanya bisa geleng - geleng kepala, gua takut oiiii. Nggak sampe situ sengaknya mereka ini, ada lagi yang mancing - mancing lagu nina bobo, lalu Wisda bertanya 'asal muasal nina bobo' aku yang pernah baca cerita asal muasal lagu itu langsung marah, gua udah takut ditambah cerita begituan, malam jumat pulak, udah dimarah mereka ceritanya bisik - bisik, ya Allahhhh ampuuuunnnnn. Disitu sebenernya aku udah ngantuk, tapi aku berfikir, kalau aku tidur duluan, terus aku kebangun sendiri nanti malam gimana, trus kalo aku melek terus sama anak - anak, besok anak - anak sakit gimana, sungguh dilema. Akhirnya anak - anak secara perlahan - lahan bisa diem juga, suasana sudah mulai hening (baca: horor), segala macam potongan - potongan film hantu tiba - tiba muncul di kepala, pengen cepat - cepat pagi, aku berhalusinasi gimana ceritanya kalau tiba - tiba denger suara ketawa, kalo suaranya dekat berarti yang ketawa jauh, kalau suaraanya jauh berarti yang ketawa sudah dekat, pembina putrinya mulai berlebihan, tapi ini ku tahan sendiri, takut - takut sendiri, gaessssssss ini bocah - bocah kalo kenapa - kenapa tanggung jawab gueeeeee, panitia hari ini belum tanggung jawab apa - apa, salah siapa matok-in datang duluan :'( sampai akhirnya aku mendengar suara Pak Mugi, huaaaaaaaa rasanya aman sudah, sudah bisa tidur nyenyak. Beberapa menit kemudian juga Fery dan kawan - kawan datang, ditenda dapur rame, aku nggak masalah, merasa aman untuk tidur, tapi tiba - tiba si salah satu anak ada lagi yang betingkah pake acara kebelet 'Wih weeee pengen pipis lo' satu ngomong yang lainnya pun ngikut, total ada 8 anak, ni anak - anak berasa pengen pipis di kamar mandi rumahnya sendiri, ughhhh, aku pura - pura nggak denger, pas mereka keluar tenda, Pak Mugi nanya 'Mau kemana ?' 'Mau pipis pak', 'Bangunin Bu Indah' aaaarghhhhh dan aku langsung bangun dengan mata sedikit ngantuk trus jalan sekitar 30an meter ke kamar mandi warga terdekat, waktu itu jam menunjukkan pukul 01.30 dinihari, dan bocah - bocah sepanjang perjalanan masih cerita yang volumenya macam lagi cerita di kelas saat jam istirahat x_x

Karena mengantri sama temen yang lain, si Wulan yang suaranya cempreng berhasil membangunkan istri Kak Supri. Beliau bangun trus marah - marah ke kami, akunya diem aja, karena emang nggak bisa dibilangin nih cabe - cabean. Ada dua anak lagi yang nggak jadi pipis karena terlanjur males, dan kami semua pulang ke tenda dalam keadaan misuh - misuh abis dimarahin. Mang enak ??

Begitu masuk tenda, aku langsung tidur, bangun - bangun jam 4 pagi langsung pergi ke rumah Suci untuk menumpang mandi. Yah, segini dulu cerita hari pertamanya.

Footer

Lorem Ipsum

Welcome

Ketika tak bisa lagi bersuara, tak sanggup berperang mulut, lewat tulisan ku sampaikan semuanya.
Powered by Blogger.