Menangislah Sendiri

"Jika demikian dalamnya kau mencintainya, maka menangislah sendiri. Jangan membuatnya menangis karena kau." (dari legenda ular putih)

*salah-satu poin dari nasehat ini adalah, banyak sekali orang2 yg mengaku mencintai seseorang, tapi dia justeru merusak, menjerumuskannya. Jika kita memang mencintai seseorang, maka kita akan mati2an melakukan hal yang benar, sesuai dgn kaidah dan norma2 yang berlaku.

Tere Liye

Esensi Sukses Sesungguhnya By @JayaYEA

Saat kamu diatas, mereka menyanjungmu. Saat kamu dibawah, mereka meninggalkanmu. >> Makanya, janganlah sukses karena mereka..

"Awas, aku buktikan kalo aku BISA..!" >> Lha ngapain buktikan kpd org oportunis, lebih baik buktikan kepada Tuhanmu & yg mencintaimu..

Janganlah SUKSESMU dibentuk oleh OPINI 'orang luar'. Bahagiakanlah 'orang dalam' dan orang luar tak perlu tahu urusanmu..

Kalo dia BISA, aku juga harus BISA >> ini mau buktikan ke siapa lagi? Jangan2 malah mengorbankan yg kaucinta, demi pembuktian!

Kalo kita tahu apa ESENSI SUKSES seungguhnya, tak akan kita menggunakan PAKAIAN GENGSI, apapun wujudnya..

Apapun penilaian 'orang luar' terhadapmu, biarkan saja, selama kau SADAR bahwa tindakanmu BENAR, bukan PEMBENARAN..

Orang PeDe itu menguasai apa yang dipakai, bukan dikuasai apa yang dipakainya.. #think

Jangan habiskan energimu untuk 'balas dendam' pembuktian. Karena mereka tak pantas mendapatkan hiburan pembuktianmu..

Biarkan mereka tetap sinis dibelakangmu, sembari kau & yang kaucinta menikmati kejayaanmu, tanpa diketahui orang lain.. #sejati

Tampak Sukses, beda dengan Memang Sukses.. #think

(mari) merubah kebiasaan

Aku punya semacam trauma, terhadap kata-kata yang kukeluarkan sendiri. Semakin sering aku berkata, semakin nampak jelas di mataku kebodohanku. Sering, aku berharap tak pernah mengatakan ini dan itu. Jika itu tweet, status, atau blogpost, sesal bisa ditindaklanjuti dengan menghapusnya. Tapi yang telah terucap lisan takkan dapat ditarik kembali. Maka yang dapat kulakukan adalah memperhatikan apa yang akan kukeluarkan dari mulutku dan, mungkin yang lebih penting, menjaga apa yang masuk ke dalam kepalaku.

copas dari sini

Renungan

Pilihan

"Hidup adalah kumpulan pilihan"
Slogan klasik yang semakin banyak diucapkan, diyakini. Saya hanya cemas ia kehilangan maknanya.
Jika kita memilih A karena “begitulah caranya hidup”, sementara “begitulah caranya hidup” mengacu pada apa yang orang banyak jalani dan selain itu adalah hidup yang tidak bermasa depan, apakah mengambil A adalah sebuah aktivitas memilih?

Jika kita memilih Z karena “itulah kesuksesan”, sementara “itulah kesuksesan” mengacu pada apa yang orang banyak kejar dan selain itu adalah kegagalan, apakah mengabil Z adalah sebuah aktivitas memilih?
Apakah setiap keputusan yang kita ambil, yang mengacu pada paksaan definisi dari eksternal, bisa dianggap sebagai pilihan?

Saya hanya bertanya-tanya.

Tetapi, bagi saya, mereka yang memberikan kekuasaan sepenuhnya pada dirinya sendiri; mengosongkan kekuasaan pada definisi eksternal; dengan kesadaran yang penuh dan hati yang terbimbing; tanpa kecemasan terhadap kehilangan sesuatu; adalah orang-orang yang sangat pemberani. Bagi saya, merekalah para pembuat pilihan.

copypaste dari sini

Footer

Lorem Ipsum

Welcome

Ketika tak bisa lagi bersuara, tak sanggup berperang mulut, lewat tulisan ku sampaikan semuanya.
Powered by Blogger.