Entah sudah berapa malam yang aku habiskan di coffeshop depan Alfamidi ini sejak April lalu.
Dimulai dari vibes rumahku yang tidak cocok untuk tempatku berfikiri lagi sampai aku merasa inilah tempat ternyamanku untuk bekerja dan merenung.
Hari ini adalah setahunnya kami tidak mendengarkan suara satu sama lain.
08 Mei 2024 saat les terakhir aku mencoba menghubungi beliau tapi tidak diangkat, pada saat itu aku ingin ditanya 'bagaimana hasilnya?' saat aku baru saja selesai mengadakan pertemuan dimana tamunya adalah orang nomor dua di kabupatenku. Siang itu aku ingin ditanya dan diapresiasi, tapi ternyata tidak sesuai ekspektasiku.
Pulang sekolah sebelum aku pulang ke rumah untuk berlibur tanggal merah Hari Raya Waisak, aku mencoba lagi menghubungi karena aku penasaran kenapa tidak ada telepon balik itu, ternyata setelah diangkat suara diseberang terdengar sengau dan memberitahu kalau dirinya sedang kurang fit.
Siang itu, entah kenapa semua perasaann tidak nyaman yang sudah ku pendam sejak Januari 2024 akhirnya meledak juga, aku ga marah - marah ditelepon tapi aku merasa semakin tidak dianggap karena dari cara menjawab teleponku suasananya sudah semakin benar - benar asing. Usai telepon dimatikan, semua percakapan di WA aku hapus dan aku merasa sudah selesai.
Hari itu aku merasa semua akan berjalan seperti biasa, aku marah, besoknya dia pasti akan menghubungi lagi seperti tidak terjadi apa - apa, ternyata sampai berbulan - bulan telepon itu tidak pernah datang lagi.
Mei 2024 hidupku penuh air mata, sering sebelum tidur aku menangis tersedu - sedu sambil mendengarkan lagu Masih Hatiku - Tiara Andini, rasanya hati seperti disayat - sayat.
08 Mei 2025, setahun berlalu, aku masih mengingat semua detail pada bulan itu. Dia, mungkin sudah tidak terpikir lagi sedangkan aku menjalani hari dengan menyibukkan diri, berpura - pura kuat, berpura -pura biasa saja padahal sedang menutupi banyak sekali luka.
Malam ini aku ingin menuliskan perasaanku disini, perasaan yang mungkin suatu saat akan dia baca.