kadang, senyum pun tak mau jujur

tiga hari yang lalu, sepulang sekolah, saya mengajak teman saya untuk refreshing sejenak ke bukit gundaling, berastagi.
hari itu saya sedang mengalami galau yang luar biasa , tetapi saya tidak tahu pasti apa penyebabnya.
saya memutuskan untuk pergi dengan tiba2. sepanjang perjalanan saya lebih banyak diam, lebih memilih konsentrasi mengendarai sepeda motor dan sekali - sekali menguping obrolan teman saya yang sedang membujuk pacarnya lewat sebuah telepon genggam agar tidak merajuk lagi.

yah, hari itu hari yang biasa, hari jum'at biasa, gak ada satu hal penting apapun.

setibanya disana, saya juga lebih memilih jalan menelusuri bukit gundaling sampai nafas ini terengah - engah, dan sedikit mengulang kembali memori2 yang lampau, memori dengan siapa saja saya sudah pernah menginjakkan kaki di tempat itu.

sampai seorang pemuda yang saya duga dia sedang mencari sesuap nasi atau sekedar menyalurkan hobi lewat kamera dslr nya, dia memfoto saya secara diam2, 'jepret' terdengar suara bidikan dari kamera mahalnya dan saya pun langsung menoleh 'manis dek' kata si pemuda itu, saya pun tersenyum :)

lalu ia menawarkan jasanya dengan memberitahu sekali foto kami harus membayar sekian puluh ribu, hmmmmm, sori bg, gak ada budget buat kesitu.

tetapi kami tidak membiarkan dia pergi, kami memanfaatkan jasanya, kami meminta tolong supaya dia mau mengambil gambar kami lewat android nya teman. dua foto dibawah ini hasilnya,

:)


:)



jelas sekali kami berdua seperti sedang menikmati masa liburan, sedang menikmati udara segar.
padahal, siapa sangka kalau teman saya untuk menuju ke tempat wisata itu, dia harus menipu pacarnya supaya di beri izin, dan siapa yang nyangka, sewaktu saya berfoto dengan pose senyum, sebenernya saya sedang tidak benar2 senyum, saya sedang galau saat itu, tetapi saya tidak tahu apa penyebabnya.

dan sekarang, saya semakin yakin, foto2 yang berserak di facebok, twitter maupun instagram, belum tentu itu foto yang sedang mencerminkan hati pemiliknya, bisa jadi itu adalah kebalikan ekspresi dari pemiliknya.
dan saya semakin yakin, kita tidak bisa jujur dalam semua hal, bahkan untuk senyum sekalipun. selamat malam :)




























1 comments:

Post a Comment

Footer

Lorem Ipsum

Welcome

Ketika tak bisa lagi bersuara, tak sanggup berperang mulut, lewat tulisan ku sampaikan semuanya.
Powered by Blogger.