Assalamualaikummmm....
Apakabar Bapak/Ibu guru semua, saya berharap kita semua dalam keadaan sehat wal afiat sehingga bisa terus bergerak demi kemajuan pendidikan anak murid kita ✊
Alhamdulillah saya kembali lagi disini untuk menceritakan aksi nyata saya di modul 1.2. Setelah menjalani pembelajaran daring tugas mandiri, diskusi kelompok, presentasi, dan lokakarya 1 kemarin, tentu banyak yang akan mau diceritakan. Semakin didalami semakin kita merasa ternyata selama menjadi guru kita tidak berbuat apa-apa😥
Baiklah, kali ini saya akan menceritakannya menggunakan model refleksi 4P. Disimak yaaaa....😊
1. Peristiwa
Momen yang paling penting dan mencerahkan bagi saya selama proses pembelajaran modul 1.1 hingga 1.2 ini adalah saya banyak dapat insight dari para CGP hebat lainnya. Ketika diskusi kelompok dan presentasi, semua mengeluarkan sisi terbaik para CGP. Dari membuat slidenya, dari cara menyajikannya, semua benar-benar menginspirasi. Pengalaman-pengalaman hebat yang mereka bagi juga sangat menambah wawasan saya selama menjadi guru. Kalau saya merasa di sekolah sudah aktif dalam menuntut ilmu, ternyata ketika bertemu CGP lain saya merasa masih jauh ketinggalan. Itulah pentingnya seorang guru terus belajar mengupgrade ilmu.
Momen penting yang lain ketika mengikuti pembelajaran dua modul ini juga terasa di hati kita. Bagaimana cara kita memandang sekolah, memandang pimpinan, memandang rekan sejawat, memandang murid semuanya berubah. Kalau dulu kita cuek, kita hanya memikirkan diri sendiri, sekarang kita mulai merasa harus menggerakkan mereka semua untuk mengubah kebiasaan ke arah yang lebih baik. Bukan menggurui melainkan mengajak berkolaborasi untuk menciptakan suasana sekolah dan suasana pembelajaran yang lebih baik.
Kaitan antara modul 1.1 dan modul 1.2 adalah untuk menggerakkan atau menciptakan perubahan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Maka dari itu sebagai calon guru penggerak kita harus berbenah diri untuk berusaha memiliki nilai, memainkan peran, memenuhi kompetensi kita sebagai calon guru penggerak. Menjalankan pendidikan sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara sangat diperlukan nilai, peran, dan kompetensi sebagai guru penggerak. Maka dari itu kami para CGP selama proses pembelajaran sering merefleksi diri kira-kira nilai, peran, dan kompetensi mana yang sudah kami punya dan yang akan kami kembangkan.
2. Perasaan
Saat momen perubahan dalam cara memandang murid terjadi disaya, saya merasa seperti terlahir kembali menjadi seorang guru karena saya sekarang merasa harus mempersiapkan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid dan kondisi kelas setiap harinya. Kalau saya pakai cara mengajar saya yang lama saya sangat merasa bersalah kepada mereka.
3. Pembelajaran
Sebelum momen itu terjadi saya berfikir bahwa menjadi guru cukup dengan mengamankan murid dari keributan kelas saja, sekarang saya berfikir menjadi guru itu belajarnya setiap hari. Kelas tenang pasti bagus, tapi lebih bagus kelas sedikit rame karena mereka antusias belajar bukan hening karena takut dan terpaksa belajar.
4. Penerapan Kedepan (Rencana)
Pengembangan diri yang saya lakukan adalah saya mandiri membuat media pembelajaran sendiri, dan mendokumentasikan setiap media itu diaplikasikan lalu selalu berusaha merefleksi diri bersama siswa kira-kira mereka senang tidak belajar pada hari itu, karena kebahagiaan siswa belajar adalah 'goals'-nya para guru-guru hebat.
Di bawah ini saya share dokumentasi selama mengerjakan modul 1.2👇👇
Memberi kesempatan murid menjelaskan apa yang mereka pahami |
Menuliskan inti dari apa yang mereka pahami |
Kegiatan saat lokakarya |
berfoto bersama CGP di pos pembelajaran |
saat diskusi kelompok |
saat presentasi kelompok |
Demikianlah aksi nyata saya di modul 1.2. Pada modul kegiatan ini saya mendapat quote hebat dari rekan kerja saya:
"Tulislah apa yang kau buat, dan buatlah apa yang kau tulis"
- Pak Jamaluddin Abduh Nasution, CGP Angkatan 5 Labusel
Kata-kata itu disampaikan Pak Jamal saat saya bertanya pada kelompok mereka apa hal inovatif yang dilakukan. Jawaban Pak Jamal intinya membahas perangkat pembelajaran yang sesuai dengan apa yang ditulis, apa yang dikertas harus itu juga yang dilakukan. Sangat menarik bagi saya kata-kata tersebut karena kita tahu realitanya masih banyak mengajar yang diluar script. Lalu quote itu saya maknai dengan 'selalu rencanakan apa yang akan kau lakukan, dan lakukanlah apa yang kau rencanakan'. Terdengar klise tapi bagi guru itu sangat penting. Karena kalau kita mengajar tidak memiliki rencana, sudah pasti kegiatan pembelajarannya kurang bermakna.
Semangat para bapak/ibu calon guru penggerak💓
Semoga kita benar-benar bisa memiliki nilai, memainkan peran, dan menguasai kompetensi untuk menggerakkan rekan-rekan sejawat. Aamiin
0 comments:
Post a Comment