Nama: Indah Setia Astuti, S.Pd
Unit Kerja: UPTD. SMP Negeri 2 Kotapinang
CGP ANGKATAN 5
Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Tujuan Pembelajaran Khusus:
1. CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat dengan beraneka cara dan media.
2. CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.
Rangkuman kesimpulan pembelajaran:
Setelah mempelajari modul 3.2 terkait Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin, para bapak/ibu calon guru penggerak mempelajari tentang 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip dalam mengambil keputusan, dan 9 langkah pengambilan keputusan.
Dimana 4 paradigma itu adalah:
1. Individu lawan masyarakat, 2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan, 3. Kebenaran lawan kesetiaan, 4. Jangka pendek lawan jangka panjang.
Lalu 3 prinsip mengambil keputusan adalah:
1. Berpikir berbasis hasil akhir, 2. Berpikir berbasis peraturan, 3. Berpikir berbasis rasa peduli.
Dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan di antaranya: (1) Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini, (2) Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, (3) Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, (4) Pengujian benar atau salah, terdiri atas : Uji Legal, Uji Regulasi/Standar Profesional, Uji Intuisi, Uji Halaman Depan Koran, dan Uji Panutan/Idola, (5) Pengujian Paradigma Benar lawan Benar, (6) Melakukan Prinsip Resolusi, (7) Investigasi Opsi Trilema, (8) Buat Keputusan, (9) Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan.
Semua materi tersebut sangat berguna bagi para calon guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dan sebagai calon pemimpin sekolah. Guru dalam melaksanakan tugas dan perannya tentu memiliki tantangan dalam setiap pengambilan keputusan. Dalam pertimbangan pengambilan keputusan tersebut guru pasti menghadapi dilema etika dan bujukan moral. Untuk itu, semua materi ini sangat melatih para calon guru penggerak dalam menghadapi tugasnya sebagai pemimpin sekolah kedepannya.
Pengambilan keputusan dalam sebuah permasalahan yang dihadapi murid ataupun teman sejawat di komunitas kelas atau sekolah memerlukan sebuah penyelesaian dengan cara kolaborasi melalui metode coaching model TIRTA yang merupakan akronim dari tujuan, identifikasi, rencana aksi, dan tanggungjawab. Pengambilan keputusan pasti melalui metode coaching untuk mendapatkan hasil yang baik dan yang diharapkan.
Koneksi antar materi dalam modul 3.1 ini dalam setiap pengambilan keputusan kita selalau mengacu pada langkah-langkah yang sudah kita pelajari pada modul-modul sebelumnya. Seorang pemimpin dalam menghadapi dilema etika dan bujukan moral pasti harus mengacu pada filosofi Ki Hajar Dewantara. Seorang pemimpin dalam mengambil keputusan harus melalui coaching alur tirta. Sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan yang tepat akan membuat murid-murid senang dan nyaman pada gurunya. Hal itu, merupakan sebuah bentuk motivasi dan dorongan bagi murid untuk mencapai kehidupan dan masa depan yang gemilang.
Demikianlah kesimpulan koneksi antar materi modul 3.1 dari saya, semoga kita semua para calon guru penggerak dapat menjadi pemimpin pembelajaran sesuai dengan yang diamanahkan dalam program pendidikan guru penggerak. Terima kasih.
0 comments:
Post a Comment