untukmu, para pemimpi !!

Di bawah Menara Bastille, aku melamun, lalu menarik garis perjalanan dari titik mula aku beranjak, di sekolah dasar Laskar Pelangi yang sembarang waktu bisa roboh di pinggir hutan di Pulau Belitong sana. Jauh tak terkira, terpencil. Dari situlah asal muasalku, dari satu kaum terbelakang yang tak percaya pada sekolah, yang kelaparan di lumbung harta gemah ripah timah. Menggerus pohon karet, menjerang kopra, menyarai madu, menangguk ikan, memunguti kerang, mengais untuk makan. Dan di sini kini aku tertegun, terkesima akan misteri kebesaran Ilahi. Sebab tak kutemukan satu pun penjelasan bagaimana detik ini aku bisa berada di pusat peradaban Eropa: Paris, dan meraih ijazah dari universitasnya.



Jika dulu aku tak pernah berani bermimpi sekolah ke Prancis, jika dulu aku tak menegakkan sumpah untuk sekolah setinggi - tingginya demi martabat ayahku, aku dapat melihat diriku dengan terang sore ini: sedang berdiri dengan tubuh kumal, yang kelihatan hanya mataku, memegang sekop menghadapi gunungan timah, mengumpulkan napas, menghela tenaga, mencedokinya dari pukul delapan pagi sampai maghrib, menggantikan tugas ayahku, yang dulu menggantikan tugas ayahnya, turun temurun menjadi kuli kasta terendah. Aku menolak semua itu! Aku menolak perlakuan buruk nasib pada ayahku dan pada kaumku. Kini Tuhan telah memeluk mimpiku. Detik ini di jantung Paris, di hadapan tonggak penjara Bastille, perlambang kebebasan, aku telah merdeka, tak goyah, tak pernah sedetik pun menyerah. Di sini, atas nama harkat kaumku, martabat ayahku, kurasakan dalam aliran darahku saat nasib membuktikan sifatnya yang hakiki bahwa ia akan memihak para pemberani.



                                                                        Puisi Tahun Lalu - Maryamah Karpov
                                                                        Andrea Hirata

0 comments:

Post a Comment

Footer

Lorem Ipsum

Welcome

Ketika tak bisa lagi bersuara, tak sanggup berperang mulut, lewat tulisan ku sampaikan semuanya.
Powered by Blogger.