Barusan tadi siang Kelik n Puji maen kerumah ku. Membahas tentang program usulan Puji tentang sosialisasi pentingnya kuliah ke sekolah MAS Ihya Ulumuddin Sidodadi hari Jum`at besok. Kalau ingat orang ini, jadi inget 25 Desember, inget touring perdanaku sama mereka, Medan – Teluk Panji.
Hari Natal kemarin, aku, Kelik, Puji n Dedi melakukan perjalanan jauh dengan mengendarai sepeda motor. Jarak antara Teluk Panji – Medan kalau di tempuh dengan menggunakan bus biasanya memakan waktu 10 jam, tetapi kami kemarin hampir 12 jam. Kenapa ? karena varioku gak bisa dibawa balap2. Hehehe
Aku naik vario ku sendiri, Kelik juga naik vario techno nya sendiri, kemudian Puji naik Supra nya boncengan sama Dedi, dan dari kosan Kelik sebelum kami start, kami berdoa bersama dulu, semoga selamat sampai tujuan dan tidak kurang 1 apapun. Oke, jam di hp (gak punya jam tangan) menunjukkan pukul 06.00 Wib, dengan mengucap bismillahhirrahmanirrahim, kami pun berangkat. (disini aku live report gitu di Twitter, hehe)
ini kami foto di depan kosannya Kelik sekitar jam 6 pagiii,
Oya, fyi ini ya, diantara semua kereta, kereta ku la yang paling hancur. Huhhhhhh, kereta2 mereka semua udah di servis, uda di doorsmer, lah punya ku, terakhir aku nyervis plus doorsmeer aja akhir Oktober, dan kami touring 25 Desember, berarti ada dua bulan gitu kan gak di servis, trus kebayang la ya ‘bersih’ nya kereta ku seperti apa, ckckckck, berani kali kau ya ndaaa. Sebenernya sih aku touring kemarin cuma modal nekat aja, gak ada persiapan apa2, cuma persiapan fisik badan aja, fisik keretaku gak ku perhatikan, hehehehe, maaf ya varidaaaa (Varida : Vario Indah, ini yg ngasih nama genk X).
Awal perjalanan gak berasa naik kereta yang belum di servis itu, tapiiiiiii pas nyampe Tj. Morawa udah mau dekat Pakam, baru la terasa kalau varionya gak sehat. Gak bisa dibawa balap men, setiap jarum kilometer mau ke angka 80 pasti dia berebeb2 gitu, hahahaha, kalau inget itu aku kekeh2 sendiri. Pertamanya orang Kelik n Puji mau nungguin aku, pala lama2 mereka gak sabar, nasibku la ditinggal sama orang itu hahahaha, sedih ah, udahlah cewek sendiri, kena tinggal pulak.
Terus, begitu nyampe Tebing aku udah gak ngeliat lagi batang hidung orang itu, kiraku, “gilak bah, di tinggal betol aku”, hikshikshiks, sama sekali gak nampakk, rupanya di telpon Puji aku kalau orang itu salah jalan, orang itu malah jalan arah mau ke Siantar sana, hahahaha, paok kali kalian ya, berarti masih mending aku, gak bisa balap tapi tau jalan, wkwkwkw, trus aku disuruh nunggu di galon, ada gitu 15 menitan ku tunggu orang itu, ckckck, hehehe
Terus, ya kayak biasa, aku dibelakang orang itu di depan semua. Dari Tebing kami jumpa di Lima Puluh, dari Lima Puluh aku sendiri lagi trus jumpa di Kisaran. Oya, baru sekali itu lo aku nginjakkan kaki di Kisaran, hehehe, karena udah sekitar jam 10 kami pun kaliren (baca : kelaparan) jadi kami nyari nasi padang gitu, tapi gak makan di tempat, kami bungkus terus nyari lapak, hehehe
ini foto2 kami begitu nyampe Kisaran, haha, katrok yaa,
Kemudian dari Kisaran lanjut lagi, sempet berhenti di galon buat ke toilet. Lanjut lagi, kami gak nemu2 tempat untuk makan sepanjang perjalanan, jadi kami makan di sawit2 depan PTPN IV, Pulau Raja, ya ampunnnn, sempet dingin nasinya, hahaha
Tanpa ‘mereka’ perjalanan ini tidak mungkin ada
alon2 la likk, rakus kaliii
Ada sekitar 1 jam kami istirahat di Pulau Raja, kemudian sekitar jam 1 an gitu la kami cabut dari situ, ya seperti biasa, aku di tinggal lagi. Ini ku kasih tahu ke kalian ya, sepanjang kabuapaten Labuhanbatu Utara, aku sendirian, mereka entah dimana, wisssss, mau nangeeesss waktu ituuuu, tegaaaaa kaliiiiiiii, huhuhu.
Sampai di Aek Natas (Aek Natas itu masuk Labuhanbatu Induk kan?) aku baru di telpon Puji, dia bilang mereka nunggu aku di galon Kota Batu, fiuuuuuhhhhh, kami kembali istirahat plus sholat dzuhur disitu, udah gitu lanjut lagi, dan lagi2 seperti biasa, aku ditinggal lagiiiiii, ckckckckc, tegaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.
Tapi begitu udah nyampe Aek Buru (salah satu tempat pemandian alam di Rantauprapat) aku udah sedikit tenang, walaupun tetep sepanjang jalan yng terlihat pohon karet n sawit semua, tapi seenggaknya jalan itu adalah jalan yang sering ku jalani waktu SMA, jadi udah gak kembut lagi. Hehehe
Dari situ aku udah selo2, (ya walaupun emang sepanjang jalan selo2, hehe), terus begitu udah masuk gapura SELAMAT DATANG DI RANTAUPRAPAT, keliatan gedung stadion baru, tugu adipura, sekolah SMA Plus, Kompi, rasanya gimanaaaaa gituuu. Aku berhenti pas didepan Kompi trus mengingat memori waktu jaman2 nya SMA dulu, setiap JJS (jalan2 sore) pasti melewati jalan ini, Kompi yang kalau udah musim pertandingan sepak bola antar SMA pasti selalu rame, Tugu Adipura yang dulu tempat saksi bisu aku ma kawan2 sma makan siang terakhir bareng trus foto2 disitu. Hmmmmmm, terharu sekali waktu itu, setelah laporan di twitter, aku langsung bilang sama vario ku, “gila ya vario, nyampe ranto juga kita” (fyi, vario ini juga kereta ku dulu pas masih SMA). Dari situ ku lanjutkan perjalanan, pelan2, mengingat setiap sudut kota ini, stasiun kereta api, taman bunga koko, titi sungai bilah, ika bina, semuaaaaaaaaaaaaanya punya cerita, dan akhirnya aku berhenti lagi didepan sekolahku, SMK Negeri 1 Rantauprapat.
Entah kenapa kemarin kok ngambil gambar ini, ini gambar Gedung Nasional,
Begitu lewat Sigambal, ku sempatkan diri untuk berhenti dan mengambil gambar ini, SELAMAT JALAN DARI RANTAU PRAPAT. Hahaiiii,
Oya, pas berhenti ngambil foto ini, aku di telpon sama Kelik, orang itu ngabarin kalau orang itu udah nyampe N-8 Aek Nabara. Wahahahahahaha, buat orang Ranto yg baca ini tahu la ya jarak dari gapura ini ke N-8, jauh kan, wkwkwkwkw, aku bilang aja sama orang itu kalau ‘duluan aja la kalian, aku di tinggal gapapa”, tapi orang itu bilang, “udah, kami tunggu kau disini, kami lagi makan bakso”, trus ku bilang aja, “yauda, tunggu la”.
Singkat cerita, kami ketemu di bakso cari jodoh di N-8, trus pada cas2-an gitu, “akhirnya nyampe juga kita”, tapi dalam hatiku, “cas2-an opo, aku di tinggal terus kok”.
Singkat cerita lagi kami start bareng2 dari bakso itu, disitu mereka pelan2, aku tetep dengan 60 km/jam ku, karena batinku, seberapa duluanny aku pasti bisa dikejar orang ini. Sampai di gapura Labusel, aku berhenti, tarik nafas sebentar, hhhhhhaaaahhhh, nyampe juga di kabupatenku yang selama ini cuma ku digit2 dari leptop aj (tugas SIG kami peta dasarnya kabupaten Labusel).
Yak, selamat datang di Kabupatenku
Lanjut, perlabian lewat, tolan lewat, dan orang itu gak keliatan juga, sampailah di simpang tiga Sisumut baru nampak batang hidungnya Kelik, dia bilang, “ke Nuraini dulu, singgah nengok kakeknya Puji”. Sampailah di Nuraini, kami salaman semua sama keluarganya Puji, dan mereka pada bilang kami semua ‘gendeng’ karena dari Medan naik kereta, hehehehe. Kurang lebih satu jam kami disitu, lanjut perjalanan, kali ini Puji tinggal di rumah sakit kami bertiga melanjutkan perjalanan, dan lagi2 seperti biasa, aku ditinggal orang Kelik.
Lanjut, dan singkat cerita kami ketemu lagi dan jalan beriringan baru setelah sampai Konsesi (nama daerah di salah satu desa Pengarungan), trus disitu aku ma Kelik buka jaket yang tujuannya untuk memamerkan baju kebanggaan kami, hahahahah, kalo ada orang lewat pasti bilang, “teluk panjiiii”.
Dan setelah sampai dusun Kp. Tempel, pas di depan gapura SELAMAT DATANG DI DESA PERKEBUNAN TELUK PANJI kami berhenti untuk berdoa dan berfoto2, hehehe,
Dan begitu kami masuk dusun empat, itu tandanya kami sah udah nyampe di Teluk Panji, aku masih iring2an ma Kelik sampe Pekan Sidodadi kemudian dia belok dan aku terus, huaaaahhhh, rasanya puas dan gak nyangka sekali vario ku sejago ini, hahahaha, begitu lewat titi porik, waaaaahhhh, welcome Sei Kalam, trus agak terkejut rupanya dari titi porik jalan Sei Kalam uda diaspal, jadi bisa balap2 gitu, hehe, dan begitu mau nyampe rumah ku stel gas ku pelan2, ternyata adek ku udah menunggu di depan rumah dan dia teriak2, “mak e, mak e, ci homeeeee uda nyampeeeeeee” (fyi, aku pulang naik kereta gak direstui sama bosku), dan begitu ku parkir kan keretaku di teras, mamak ku keluar dari rumah, dia bilang “ ya Allah innnnnnn, memang bener2 petualang sejati kau yaaaaaa”, tanpa pikir panjang trus ku peluk mamak ku, hahahahah, “tengok ni anak mamak, hebat kan naek kereta Medan – Teluk Panji”, dia cuma geleng2 kepala. Seiring dengan ‘masih gak percaya’ nya mamak ku kalau anaknya udah nyampe rumah, aku pun apdet status di twitter lalu nulis, ‘18.06 finally, homeeeee’. Dan begitu malam ku buka replies twitter ku, ada satu mention dari teman kampusku, dia bilang, “Hmmmmm, dasar ‘cewe setengah dewa’ 100 jempol de buat au, eitssss langsung ku bales, “100 jempol juga buat varioku”, heheheheh.
NB :
Kereta : Sepeda Motor
Galon : Pertamina
Nuraini : Rumah Sakit Umum Kota Pinang