Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Haloooo semua bapak/ibu Calon Guru Penggerak, khususnya angkatan 5. Senang sekali akhirnya saya menuliskan aksi nyata saya disini, blog yang dulunya hanya tempat curhat ternyata bisa juga menuliskan sesuatu yang bermanfaat sebagai penunjang karir saya. Silakan dibaca bapak/ibu semoga bisa memberi referensi dan inspirasi ๐
Sebagai CGP baru pastilah diawal kita disuruh lagi belajar menjadi guru dengan mengulas kembali pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara. Selama ini saya pribadi hanya tahu kutipan umum yang terkenal saja, yakni "Ing Ngarso Sung Tuludha, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani". Dari SD sampai menjadi guru semboyan ini tak terganti.
Tetapi pada saat menjalani pendidikan sebagai Calon Guru Penggerak, ternyata pemikiran beliau tentang pendidikan sangat luas. Filosofi pendidikan beliau sangat banyak dan sangat 'mengena' jika dibaca di zaman sekarang. Bagaimana bisa Bapak mendefinisikan pendidikan pada tahun yang lampau tetapi isinya masih bisa relate pada masa kini?
Modul 1.1 menyadarkan kita kembali 'Mengapa Kita Harus Bersungguh-sungguh Menjadi Guru?'
Karena semakin didalami filosofi Ki Hajar Dewantara semakin kita merasa berat dengan peran yang sedang kita jalani. Belajarnya seumur hidup, tantangannya sepanjang zaman. Maka dari itu diharapkan para Calon Guru Penggerak bisa menggerakkan komunitas sekolahnya, rekan kerja, peserta didik, agar semua bisa mengilhami dan merasakan tujuan pendidikan dari bapak pendidikan yakni Ki hajar Dewantara.
Beberapa quotes yang sangat menginspirasi saya pada modul 1.1 adalah:
"Teruslah bertanya, Teruslah Menggali, dan Teruslah Belajar"
"Zaman berubah, situasi berubah, menghadapi siswa juga harus berubah"
"Pendidikan budi pekerti hal penting sebagai bekal murid karena nilai manusia terletak pada budi pekertinya"
"Untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab, maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya"
Empat quotes diatas yang sangat ngena dihati saya karena sangat relate untuk zaman sekarang. Guru harus terus belajar menjadi guru agar terus bisa memberikan pelayanan yang terbaik untuk peserta didiknya.
Baiklah disini saya akan sharing sekaligus merefleksi diri saya selama mengikuti modul 1.1:
1. Perasaan selama melakukan perubahan di kelas?
Percaya atau tidak, saya semakin semangat masuk ke kelas untuk melihat wajah-wajah peserta didik saya. Pada modul 1.1 kita belajar kodrat alam dan kodrat zaman peserta didik. Ketika masuk kelas saya merasa harus bisa memahami kodrat mereka sebagai anak-anak dan saya berusaha memenuhi kebutuhan mereka. Memberikan semangat perubahan di dalam kelas dengan cara melakukan pembelajaran yang berpusat pada murid. Saya masuk di kelas 7 jenjang SMP mata pelajaran IPS. Dulu saya berfikir menjadi guru itu harus ditakuti, trus karena saya kurang bisa manajemen kelas yang terkenal ribut, saya selalu ambil aman model pembelajaran, tujuan saya hanya yg penting mereka diam. Ternyata saya salah, setelah mempelajari modul 1.1 saya berfikir menjadi guru harus menyenangkan, kelas harus aktif dengan pendapat-pendapat siswa, guru harus aktif menciptakan model pembelajaran yang membuat kelas hidup dan siswa semangat untuk belajar, memberikan wadah untuk menampung pendapat mereka, mengajak mereka berdiskusi dan berkolaborasi. Sekarang saya lebih semangat bertemu mereka dan menyiapkan model pembelajaran yang menyenangkan bersama mereka.
2. Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan?
Saya selalu berfikir model pembalajaran apalagi yang cocok untuk diterapkan pada materi X di kelas A besok? Karena mindset yang terbentuk selama mempelajari modul 1.1 ini adalah guru harus bisa memahami dan memenuhi kebutuhan murid sehingga guru setiap malam pasti memikirkan ide untuk kegiatan di kelas esok harinya agar kelasnya tetap menyenangkan dan tujuan pembelajaran tersampaikan.
3. Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik?
Pengalaman membagi kelompok siswa. Selama pandemi saya baru sekali membuat model pembelajaran diskusi di kelas dengan duduk per kelompok, bukan karena tidak mau tetapi karena durasi waktu yang tidak cukup sehingga selama ini pembelajaran berpusat di saya. Ketika kemarin saya praktikkan diskusi dengan duduk berkelompok, saya mendapat pengalaman baru tentang anak saya yang terlihat lebih bersemangat belajar karena menurutnya seru belajar sambil mendengarkan pendapat temannya, saling memikirkan inti materi diskusi, dan berperan menjadi siapa ketika kelompoknya yang presentasi. Saya mencatat baik hal tersebut.
wajah-wajah penasaran dan perasaan bahagia ketika sedang berdiskusi |
Guru sebagai fasilitator untuk murid |
Melatih karakter publik speaking peserta didik |
Refleksi diri bersama siswa |
Demikianlah aksi nyata saya untuk modul 1.1. Setelah merefleksi diri banyak yang harus saya perbaiki dari cara saya mengajar selama ini. Semoga saya terus bisa berbenah diri dengan terus belajar meningkatkan kompetensi diri saya sebagai pendidik.
Foto terakhir membuat saya ingat akan kalimat bapak Ki Hajar Dewantara:
"Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan".
yang mana artinya; untuk mencapai kebudayaan yang kita mimpikan, peradaban bangsa yang kita cita-citakan, pendidikan adalah pondasinya.
Semoga semua calon guru penggerak dapat menggerakkan komunitas sekolah agar dapat mengamalkan tujuan pendidikan nasional bapak Ki Hajar Dewantara:
"Menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat".
Tetap semangat bapak/ibu Calon Guru Penggerak.
Selamat Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan.
Sampai jumpa di aksi nyata modul 1.2 ๐๐
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
2 comments:
Luar biasa Bu indah
sangat menginspirasi sekali, sukses buat ibuk CGP Hebat
Post a Comment