i miss my crazy friend



Kalau di telaah, didunia ini gak ada anak manusia yang tidak punya teman,
Sekali pun itu satu, ironis memang kedengerannya, tapi itu bisa jadi lebih baik jika satu bisa menjadi apa saja, pacar, teman, sahabat, keluarga, bahkan musuh sekalipun.

Aku cukup asyik jadi orang (menurut kacamataku sendiri), aku punya teman dekat waktu SMP, teman akrab waktu SMK, dan dikampus, aku punya genk (seenggaknya aku gak termasuk golongan yang terkucilkan).

Mustahil dalam pertemanan itu gak ada cekcok, sekalipun mereka sangat akrab, sangat tahu sifat masing – masing, itu gak menjamin keharmonisan pertemanan. Kadang, yang dekat – dekat itu di waspadai.

Dan tak jarang, para lelaki biasanya yang menghancurkan pertemanan ini.

Lusi, yah Lusiana Sari, kelahiran ’92, tinggi, kulit putih, boru Sinaga, anaknya gilak, sensitive, suka tertawa diatas kebodohan orang lain, jago menggombal, enak diajak curhat, punya segudang kata – kata motivasi, dan cantik.

She is one of my best friend when I was in senior high school,

Ada rasa menyesal kenapa aku dipertemukan samamu ketika kita uda mau tamat, uda kelas tiga. (maybe, I had ever told it to you)

To be honest, aku gak begitu suka samamu waktu kelas satu, kau cewek yang paling sok dikelas, aneh, lantam, urakan, pokoknya yang buruk – buruknya la dulu samamu yang kulihat, sampai hari itu tiba, hari dimana kita disatukan dalam satu ruangan, ruangan kerja.

Pertama yang aku pikir, sial kali aku satu ruangan sama anak ini.

Tetapi karena ada tiga bulan kita ditempatkan diruangan yang sama, parah kali kesannya kalo kita gak akrab. Dimulai dari seringnya kita makan siang bareng, cerita tentang pegawai yang kau suka dan suka sama mu, kita saling cerita tentang pribadi masing – masing, yang akhirnya aku punya satu penilaian tentangmu, cerdas. Caramu melihat sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda itu yang aku kagumi darimu.

Sebulan, dua bulan, sampai kepada hari yang memisahkan kita dengan tempat itu, meja dan ruangan yang pasti punya kesan tersendiri. Kau punya kenangan, aku punya kenangan atas tempat itu, dan kita masing – masing punya kenangan dengan orang yang sama, hahahah, u know la who I mean.

Tiba kembali duduk dibangku sekolah, kita menjadi teman dekat, bahkan sangat dekat mengalahkan kedekatan ku sama si kecil, Eva. Sampai kadang, aku takut kalau kau itu lesbi, haha. *ketepokkk, kenak tampar*.

Pulang sekolah bareng, makan bareng, berangkat les bareng, maen – maen bareng, kalo aja rumahmu dekat kosanku, kita pasti udah tidur bareng, hha.

Tapi, cita – cita yang memisahkan kita, aku lebih beruntung daripada kau untuk urusan kuliah, aku sangat senang sekaligus terharu waktu kau bilang “kau lebih beruntung dari aku, jangan kau sia – siakan kesempatan ini, kejar cita – citamu, lakukan yang terbaik yang bisa kau lakukan”, aku cuma bales,” haha, iyaiya”, tapi sebenernya aku ingin meluk kamu, bilang, “makasih, aku salut sama kebesaran hatimu”. But, I never can do it.

Sekarang, semenjak hari itu, hari dimana ku pikir itu “dia”, kita seperti ada jarak, komunikasipun tak pernah, cuma sekedar menyapa, hanya sebuah bentuk penghargaan atas kedekatan kita dulu, hai, tiga huruf yang menandakan bahwa kita masih ingat antara satu sama lain, lewat dinding facebook pulak. Ironis.

Sering aku membutuhkanmu untuk memecahkan semua masalah – masalah ku, tapi aku gak mau dibilang egois, karena pas aku butuh aja aku baru menghubungimu. Tapi aku sadar, belum ada yang bener – bener bisa jadi penggantimu, posisi teman yang kadang membuat jengkel tapi sering ngasih pencerahan, tentang semua hal, apalagi masalah cowok, dia jagonya.

FYI, aku sekarang lebih sering nulis kalo aku lagi ada masalah, masalah apapun itu, karena percuma cerita sama orang lain, uda ketebak responnya, oh, yang sabar2 aja la ya, atau, hmmm, aku tau gimana perasaanmu sekarang. Bukannya plong yang ada malah gondok.

Hasrat menulis ini timbul waktu kita komen2an distatus facebook mu, disitu aku mikir, aku pengen nulis tentang mu (inilah hasilnya), I have no special gift for you, I just have this writing, and hope you like it. :)

Oya cuy, aku kangen kata – kata gue dan lo, haha, *sok anak Jakarta

Oke deh, and the last one, once again, happy ninetheen for you, we long time no see, I hope one day when we meet again, we can spend one day just you and I, and for our story.





Apakah kau masih takut gelap ?
Masih suka music huh hah, huh hah ?
Masih ngefans Stefani meyer ?
Masih gak suka pedas ?
Masih suka telat makan ?
Oh friend, how miss I am with you


nb : we are just friend, exactly, close friend, not more than it. :)

0 comments:

Post a Comment

Footer

Lorem Ipsum

Welcome

Ketika tak bisa lagi bersuara, tak sanggup berperang mulut, lewat tulisan ku sampaikan semuanya.
Powered by Blogger.